TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Penyebab kematian Alip Surani alias Ratna (31) di kamar kos nomor 3 Jalan Pusponjolo Selatan RT 6 RW 3, Bojongsalaman, Semarang Barat, masih menjadi misteri.
Polisi menemukan banyak kejanggalan atas kematian korban.
Saat ini mayat korban dibawa ke RSUP Kariadi Semarang untuk diautopsi.
Korban yang bekerja sebagai PSK online atau wanita Open Booking (BO) meregang nyawa dengan kondisi kamar terbakar.
Sahabat korban Angel mengatakan, korban memang bekerja sebagai PSK online.
Korban sering melayani lelaki hidung belang di kamar kosnya.
Baca juga: Pemandu Lagu Semarang Tewas di Kamar Kos, Tubuh Tengkurap Kamar Penuh Asap
Baca juga: Ada Luka di Organ Intim, Kematian HK di Dapur Rumah Jadi Misteri, Kapolres Kudus Ungkap Hasil Visum
"Saya syok banget dengar korban meninggal dunia padahal korban terakhir bikin status pukul 03.12," paparnya kepada Tribunjateng.com.
Dia menuturkan, status whatsapp korban terakhir pukul 03.12.
Status tersebut tertulis:
Alhamdulillah JM segini rame.
Ketambahan 1 Slot lagi 600 rb.
Yg slot 2 masih nunggu di McD Pamularsih (emot syukur dan kuat) lancar terus.
Angel melanjutkan, dari beberapa status whatsapp korban tampak korban banyak menerima pelanggan malam itu.
Hanya saja dia tak menyangka, tiba-tiba korban tak bernyawa dengan kondisi tersebut.
"Saya datang sudah banyak polisi jadi ga bisa melihat kondisinya," terangnya sambil menangis sesegukan.
Dia mengatakan, korban orang yang sangat baik.
Korban merupakan wanita penyayang dan bertanggung jawab.
Korban memiliki 6 anak masing-masing tiga cowok sisanya cewek.
Keenam anak tersebut paling besar 11 tahun paling kecil 2 tahun.
Korban juga memiliki satu anak angkat berusia 16 tahun.
"Almarhumah sangat penyayang terhadap anaknya sehingga bekerja menghidupi anaknya meski tanpa suami," terangnya.
Selian itu, lanjut dia, korban juga memiliki jiwa sosial tinggi.
Korban sempat hendak bersedekah di hari Jumat dengan membagikan makanan dan minuman bagi orang tak mampu.
"Rencana hari ini almarhumah mau bagi-bagi makanan tapi sudah tak ada," katanya.
Terakhir dia berkomunikasi dengan korban tiga hari lalu.
Saat itu dia mendatangi kos korban namun kamar korban terkunci.
Dia memahami pasti korban kelelahan sehingga tak jadi bertamu.
Korban juga sempat mengaku sakit sehingga lebih memilih beristirahat.
"Saya juga punya temen lain di kos tersebut jadi saya main ke kamar temen ku yang lain," katanya.
Penghuni kos, Margaretha Yoseva menjelaskan, korban sempat meminjam korek kepadanya pukul 02.00.
Setelah itu korban terdengar menyanyi di dalam kamarnya.
Selepas itu sekira pukul 04.00 terdengar keramaian sehingga dia keluar kamar.
"Saya keluar sudah melihat kamar korban penuh asap.
Saya bilang ke penjaga kos lalu jendela dan pintu didobrak," katanya.
Dia melihat detail ke dalam kamar lantaran penuh asap.
Sebelum kejadian itu dia mengaku tak ada suara gaduh apapun.
"Ya normal saja ga ada suara gaduh," katanya.
Kejadian korban meninggal tak wajar di kamar kosnya ditangani pihak Satreskrim Polrestabes Semarang.
Mayat korban dibawa ke RSUP Kariadi Semarang pada pukul 09.18.
Kamar nomor 3 lantai 1 yang dihuni korban terpasang garis polisi.
Pihak kepolisian juga belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian tersebut.
Pengamatan Tribunjateng.com di lapangan, tubuh korban hampir tak alami luka bakar.
Daster warna pink yang dikenakan korban juga bersih tak terkena jilatan api.
(Iwn)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :