Berita Telkom

Benarkah Pemilihan Abdee Slank sebagai Komisaris Telkom sebagai Balas Jasa Dukungan Politik?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Layar menampilkan profil Abdi Negara Nurdin dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Tahun Buku 2020 di Jakarta, Jumat (28/5). RUPS Tahunan itu antara lain mengubah kepengurusan perusahaan, di antaranya mengangkat Abdi Negara Nurdin atau Abdee Slank menjadi Komisaris.

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Penunjukan Abdi Negara Nurdin atau Abdee Slank menjadi tanda tanya sejumlah pihak.

Ada yang menilai, pemilihan Abdee sebagai komisaris hanya sebagai balas jasa dari sisi dukungan politik, benarkah?

Tentunya, Erick Thohir memiliki alasan khusus terkait dengan masuknya nama Abdee ke dalam jajaran komisaris perusahaan telekomunikasi pelat merah itu.

Hal itu diungkapkan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Menurut dia, Erick memilih Abdee sebagai komisaris untuk memperkuat konten yang diproduksi Telkom.

Abdee yang merupakan seorang seniman dinilai mampu membantu Telkom Indonesia dalam hal membuat konten yang akan dijual ke masyarakat.

“Abdee Slank atau Abdi Negara, Pak Erick ini dorong Telkom banyak masuk ke konten. Kita tahu Telkom itu masih belum kuat kontennya dan ini perlu diperkuat ke depan. Nantinya Abdee ini akan bantu supaya Telkom ini kuat di konten yang dijual ke publik," jelasnya, dikutip dari Kompas TV, Minggu (30/5).

Mari kita tunggu hasilnya?

Menanggapi hal tersebut,  seorang pegawai Telkom yang enggan disebutkan namanya menganggap hal tersebut tidak masalah.

"Balas jasa politik bolehlah, tapi apa iya Abdee bisa membawa Telkom menjadi lebih baik ke depan? Seperti tidak ada orang lain. Semoga tidak hanya makan gaji buta," katanya, kepada Tribun Jateng, Minggu (30/5).

Meski demikian, ia berujar, sosok lain yang ditunjuk menjadi Komisaris Telkom seperti Bambang Brodjonegoro atau Arya Sinulingga relatif sudah cukup baik, dengan track record yang baik pula, meski tidak berlatar belakang telekomunikasi.

"Kalau Bambang Brodjonegoro dan Arya Sinulingga sih masih oke-lah," ujarnya.

Senada, Kepala Riset PT MNC Sekuritas, Edwin Sebayang menilai, pemilihan Abdee sebagai komisaris hanya sebagai balas jasa dari sisi dukungan politik.

"Penunjukan Abdee, saya berpikir lebih kepada politik balas budi," ucapnya, melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Minggu (30/5).

Menurut dia, komisaris baru selain Abdee juga sebenarnya tidak memiliki jam terbang banyak di bisnis telekomunikasi.

"Dengan penuh rasa hormat, saya melihat penunjukkan beberapa nama sebagai komisaris Telkom, bukan hanya Abdee, tidak akan serta merta meningkatkan kinerja Telkom. Terlebih, mereka tidak punya pengalaman di bidang telekomunikasi sebelumnya," tuturnya.

Secara garis besar, dia menambahkan, penunjukan tersebut bukan kebutuhan Telkom di sisi bisnis, karena idealnya orang yang duduk sebagai komisaris harus sudah punya pengalaman panjang di bidang telekomunikasi.

"Sementara, yang dibutuhkan saat ini oleh Telkom adalah dana untuk mengembangkan teknologi 5G ke seluruh Indonesia dan pengembangan jaringan Indihome," jelas Edwin.

Direktur Eksekutif Institute Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyatakan, Abdee Slank tidak pantas menduduki posisi Komisaris Telkom. Ia menyebut, seseorang yang menjabat komisaris perusahaan, seharusnya memiliki latar belakang pengetahuan yang sama dengan perusahaan itu.

"Saya melihatnya kurang cocok Abdee Slank di Telkom, komisaris itu harus punya pengetahuan atau latar belakang, katakanlah (minimal-Red) sama dengan perusahaan itu," ucapnya.

Menurut dia, Abdee terlihat lebih pantas duduk sebagai komisaris di perusahaan BUMN yang bergerak di sektor wisata, seperti PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC). "Saya melihatnya lebih pas di pariwisata, karena pemahaman, pengetahuan yang sama dengan perusahaan itu sangat penting," ucapnya. (Tribun Jateng/Tribunnews/Yanuar R Yovanda)

Arya: Telkom Butuh Ide Kreatif Abdee

Penunjukan Abdi Negara Nurdin atau Abdee Slank menjadi Komisaris PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, cukup mengejutkan dan munculkan polemik di masyarakat.

Ada yang menilai, munculnya nama Abdee di dalam formasi dewan Komisaris Telkom Indonesia hanya sebagai balas jasa dari sisi dukungan politik.

Meski demikian, Erick Thohir disebut memiliki alasan khusus terkait dengan masuknya nama Abdee ke dalam jajaran komisaris perusahaan telekomunikasi pelat merah itu.

Hal itu diungkapkan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Menurut dia, Erick memilih Abdee sebagai komisaris untuk memperkuat konten yang diproduksi Telkom.

Abdee yang merupakan seorang seniman dinilai mampu membantu Telkom Indonesia dalam hal membuat konten yang akan dijual ke masyarakat.

“Abdee Slank atau Abdi Negara, Pak Erick ini dorong Telkom banyak masuk ke konten. Kita tahu Telkom itu masih belum kuat kontennya dan ini perlu diperkuat ke depan. Nantinya Abdee ini akan bantu supaya Telkom ini kuat di konten yang dijual ke publik," jelasnya, dikutip dari Kompas TV, Minggu (30/5).

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ade Irfan Pulungan menyayangkan soal anggapan pengangkatan Abdee Slank sebagai Komisaris Telkom semata-mata karena pernah menjadi relawan Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019.

Ia menyebut, pemerintah punya alasan lain di balik penunjukan musisi yang memiliki nama lengkap Abdee Negara Nurdin itu. "Saya prihatin dan menyayangkan adanya tuduhan dari sejumlah kalangan. Jangan terlalu cepat underestimate pada sosok Abdee Slank," ucapnya, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (30/5).

Menurut dia, Abdee sosok yang visioner, kreatif, dan pekerja keras, khususnya dalam menghadapi era disrupsi digital seperti saat ini. Irfan menyebut, visi dan ide kreatif Abdee dibutuhkan oleh Telkom dalam menghadapi tantangan bisnis pada masa modern.

Dalam menghadapi disrupsi teknologi dan digital, dia menambahkan, tidak hanya dibutuhkan ahli-ahli di bidang teknologi informasi, tetapi juga sosok yang bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk industri kreatif.

Irfan menekankan, Telkom bukan hanya perusahaan yang bergerak di bidang perangkat dan infrastruktur telekomunikasi. Sebab, Telkom memiliki anak perusahaan yang bergerak di industri kreatif seperti konten seluler dan e-commerce.

"Abdee merupakan sosok yang memiliki pemikiran out of the box yang sangat dibutuhkan Telkom untuk mengembangkan bisnis di era digital ini. Ia bisa memberikan masukan yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya oleh PT Telkom," tuturnya.

Irfan mengungkapkan, Abdee tidak hanya berpengalaman dalam industri musik dan digital teknologi, tetapi juga sosial dan lingkungan. Ia menyatakan, Abdee pernah menjadi Tim Pakar Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM (Ditjen HKI Kemenkumham) dalam penyusunan UU Hak Cipta dan pembentukan Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) pada 2013.

Abdee juga pernah menjadi anggota Badan Pengawas Pengelolaan Sampah Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2016. "Maka seharusnya penilaian masyarakat kepada Abdee Slank haruslah secara objektif," tukasnya.

Sudah berlalu

Irfan meminta masyarakat tidak lagi terjebak pada dikotomi pendukung Jokowi atau Prabowo. Sebab, Pilpres 2019 sudah berlalu, dan sudah tidak ada lagi pendukung Jokowi dan Probowo. Saat ini, semua anak bangsa seharusnya mendukung NKRI.

"Berikan keleluasaan kepada pemerintahan dan Pak Jokowi untuk memilih talenta-talenta yang terbaik agar dapat membantu beliau membangun bangsa ini, termasuk membantu mengembangkan BUMN seperti dalam penunjukan Abdee Slank," tandasnya.

Adapun, pengangkatan Abdee sebagai komisaris Telkom menambah daftar pendukung dan relawan Jokowi yang mendapat jabatan komisaris. Selain Abdee, ada sejumlah nama pendukung Jokowi yang sudah lebih dulu menjadi komisaris perusahaan pelat merah.

Mereka antara lain Fadjroel Rachman sebagai Komisaris Utama Adhi Karya, Andi Gani Nena Wea selaku Presiden Komisaris PT Pembangunan Perumahan, dan Ulin Yusron sebagai komisaris di PT Pengembangan Pariwisata Indonesia.

Diketahui sebelumnya, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat (28/5) lalu menyetujui Bambang Permadi Brodjonegoro menjadi komisaris utama perseroan.

Berdasarkan daftar yang diterima Tribunnews, selain Bambang Brodjonegoro selaku eks Menteri PPN, ada juga gitaris Slank Abdi Negara Nurdin dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di posisi komisaris baru Telkom.

Perombakan jajaran dewan komisaris tersebut dikatakan Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah saat konferensi pers usai RUPST. "RUPST juga menyetujui perubahan susunan pengurus dewan komisaris dan dewan direksi perseroan. Terkait dengan perubahan susunan pengurus perseroan, Komisaris Utama Bapak Bambang Permadi Brodjonegoro," paparnya, Jumat (28/5).

Ririek menambahkan, sepanjang 2020, Telkom secara aktif terus mendukung upaya pemerintah dalam penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional melalui dukungan konektivitas, platform, dan aplikasi digital selain juga bantuan sosial. (Tribunnews.com/Bambang Ismoyo/Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)

Berita Terkini