Ini Alasan Ilmuwan Menduga Kota Atlantis yang Hilang dalam Semalam Ada di Indonesia

Penulis: Puspita Dewi
Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ini Alasan Ilmuwan Menduga Kota Atlantis yang Hilang dalam Semalam Ada di Indonesia

Ini Alasan Ilmuwan Menduga Kota Atlantis yang Hilang dalam Semalam Ada di Indonesia

TRIBUNJATENG.COM - Atlantis adalah kota legendaris yang tiba-tiba menghilang dalam sehari semalam.

Atlantis diperkirakan ada sejak 11.000 tahun lalu dan tenggelam sekitar 2.900 tahun lalu karena bencana.

Baca juga: Gunung Api Terbesar di Dunia yang Tersembunyi di Bawah Laut Akhirnya Muncul ke Permukaan

Baca juga: Vaksin HIV/AIDS Belum Juga Ditemukan, Ini 5 Kasus Ajaib Pasien Sembuh

Baca juga: Mikhayla Anak Nia Ramadhani Sekali Request Makanan Setara Gaji Susternya

Baca juga: Kisah AM Bocah yang Diculik Selama 44 Hari, Selamat Meski Dijadikan Pemulung di Tangerang

Kota ini konon adalah kota terkaya yang jauh dari kemiskinan.

Teknologi di Atlantis juga terkenal canggih.

Lokasi ini dikatakan sebagai tempat tinggal setengah dewa dan setengah manusia.

Di kota yang subur itu, para petani dan peternak hidup makmur.

Kota itu juga dipenuhi gedung-gedung indah dan arsitektur lainnya dari bahan seperti batu hitam dan merah.

Namun tiba-tiba saja kota ini menghilang. Diduga kuat, kota Atlantis lenyap lantaran bencana.

Cerita Plato soal Atlantis diduga kuat bukan karangan semata. Karena Socrates, guru Plato, juga mengatakan kalau Atlantis benar-benar ada 11.000 tahun yang lalu.

Letak Atlantis sendiri digambarkan oleh Plato sebagai pulau yang lebih luas dari Libya dan Asia disatukan dan terletak di depan mulut "pilar-pilar Herkules".

Selama ratusan tahun, para peneliti pun mencari keberadaan kota tua itu.

Antarktika, Indonesia, Segitiga Bermuda, dan Laut Karibia telah diusulkan sebagai lokasi Atlantis.

Lalu apa yang mendasari Indonesia diduga menjadi letak kota Atlantis?

Dilansir dari Tribun Travel, pertama, Indonesia memiliki banyak gunung berapi.

Dalam literatur sebelumnya, Atlantis digambarkan sebagai negara yang memiliki banyak gunung api.

Dan ledakan gunung menjadi satu alasan mengapa negara itu tenggelam.

Dengan garis gunung berapi di Indonesia, masuk akal jika, di masa lalu, gunung-gunung itu meledak.

Selain itu, Santos juga menyatakan bahwa Atlantis ada di Sundaland.

Dalam hal ini, di bagian selatan India dan Sri Lanka termasuk Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan kepulauan Jawa timur.

Kemudian, menurut dia, Atlantis berada di daerah di mana bisa baik untuk bercocok tanam dan ternak.

Terlebih lagi, jika kita berbicara tentang karakteristik Atlantis yang menguasai maritim, tentu saja, di masa lalu, Atlantis pasti dikelilingi oleh laut sehingga mereka akan menguasai tentang maritim.

Dilansir dari lipi.go.id,

Sebagian arkeolog Amerika Serikat (AS) bahkan meyakini benua Atlantis dulunya adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land, suatu wilayah yang kini ditempati Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Sekitar 11.600 tahun silam, benua itu tenggelam diterjang banjir besar seiring berakhirnya zaman es.

"Para peneliti AS ini menyatakan bahwa Atlantis is Indonesia, " kata Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Umar Anggara Jenny, Jumat (17/6), di sela-sela rencana gelaran International Symposium on The Dispersal of Austronesian and the Ethnogeneses of the People in Indonesia Archipelago, 28-30 Juni 2005.

Kata Umar, dalam dua dekade terakhir memang diperoleh banyak temuan penting soal penyebaran dan asal usul manusia. Salah satu temuan penting ini adalah hipotesa adanya sebuah pulau besar sekali di Laut Cina Selatan yang tenggelam setelah zaman es.

Hipotesa itu, kata Umar, berdasarkan pada kajian ilmiah seiring makin mutakhirnya pengetahuan tentang arkeologimolekuler. Tema ini, lanjutnya, bahkan akan menjadi salah satu hal yang diangkat dalam simposium internasional di Solo, 28-30 Juni.

Menurut Umar, salah satu pulau penting yang tersisa dari benua Atlantis -- jika memang benar -- adalah Pulau Natuna, Riau. Berdasarkan kajian biomolekuler, penduduk asli Natuna diketahui memiliki gen yang mirip dengan bangsa Austronesia tertua.

Bangsa Austronesia diyakini memiliki tingkat kebudayaan tinggi, seperti bayangan tentang bangsa Atlantis yang disebut-sebut dalam mitos Plato. Ketika zaman es berakhir, yang ditandai tenggelamnya benua Atlantis , bangsa Austronesia menyebar ke berbagai penjuru.

Mereka lalu menciptakan keragaman budaya dan bahasa pada masyarakat lokal yang disinggahinya dalam tempo cepat yakni pada 3.500 sampai 5.000 tahun lampau. Kini rumpun Austronesia menempati separuh muka bumi.

Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Harry Truman Simanjuntak, mengakui memang ada pendapat dari sebagian pakar yang menyatakan bahwa benua Atlantis terletak di Indonesia. Namun hal itu masih debatable.

Yang jelas, terang Harry, memang benar ada sebuah daratan besar yang dahulu kala bernama Sunda Land. Luas daratan itu kira-kira dua kali negara India. "Benar, daratan itu hilang. Dan kini tinggal Sumatra, Jawa atau Kalimantan, " terang Harry. Menurut dia, sah-sah saja para ilmuwan mengatakan bahwa wilayah yang tenggelam itu adalah benua Atlantis yang hilang, meski itu masih menjadi perdebatan.

Dominasi Austronesia Menurut Umar Anggara Jenny, Austronesia sebagai rumpun bahasa merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah manusia. Rumpun ini memiliki sebaran yang paling luas, mencakup lebih dari 1.200 bahasa yang tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Bahasa tersebut kini dituturkan oleh lebih dari 300 juta orang.

"Pertanyaannya dari mana asal-usul mereka Mengapa sebarannya begitu meluas dan cepat yakni dalam 3500-5000 tahun yang lalu. Bagaimana cara adaptasinya sehingga memiliki keragaman budaya yang tinggi, " tutur Umar.

Salah satu teori, menurut Harry Truman, mengatakan penutur bahasa Austronesia berasal dari Sunda Land yang tenggelam di akhir zaman es. Populasi yang sudah maju, proto-Austronesia, menyebar hingga ke Asia daratan hingga ke Mesopotamia, mempengaruhi penduduk lokal dan mengembangkan peradaban. "Tapi ini masih diperdebatan. 

(*)

Berita Terkini