Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Singkat Akidah dalam Mendidik Anak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khutbah jumat singkat akidah dalam mendidik anak.

Klik di Sini untuk Membaca Berita Lainnya tentang Kumpulan Materi Khutbah

TRIBUNJATENG.COM - Berikut materi khutbah jumat dengan tema Akidah dalam Mendidik Anak.

Sudah jadi kewajiban muslim laki-laki melaksanakan ibadah salat jumat.

Hari ini merupakan awal Jumat di bulan Juli 2021.

Seperti diketahui Jumat merupakan hari berkah dan istimewa bagi umat muslim, karena banyak amalan berpahala dapat dikerjakan.

Baca juga: Khutbah Jumat Singkat Kesatuan Empat Pilar dalam Kehidupan Islam

Baca juga: Khutbah Jumat Singkat Menjadi Manusia Rahmah

Baca juga: Khutbah Jumat Singkat Nilai Sosial dalam Ibadah Salat

Baca juga: Khutbah Jumat Singkat Menghindari Kesalahan dan Kekhilafan

Salah satunya mendengarkan khutbah jumat.

Manfaat dari mendengarkan khutbah jumat juga beragam.

Seperti meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT hingga penguat keimanan dalam beraktivitas sehari-hari.

Selengkapnya simak materi khutbah jumat singkat yang dikutip dari Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baiturrrahman Simpanglima Semarang.

Khutbah I

الحمد لله الذى صدق وعده ونصرعبده واعز جنده وهزم الاحزا ب وحده.

اشهد ان لااله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسوله لا نبى بعده.

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم وعلى اله واصحابه ومن والاه. اما بعد

فيا ايها الحاضرون او صيكم ونفسى بتقوى الله اتقوا الله حق تقاته ولا تمو تن الا وانتم مسلمون.

فقد فال الله تعالى فى كتا به المبين اعوذ با لله من الشيطا ن الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم : يايها الذين امنوااتقواالله حق تقاته ولا تمو تن الا وانتم مسلمون.

Jamaah jumat yang dimuliakan Allah SWT.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan karunia serta nikmat-Nya.

Sehingga alhamdulillah sampai hari ini kita masih dapat melaksanakan tugas-tugas dan aktivitas kehidupan.

Sesuai dasar-dasar keimanan yang kita yakini, pelaksanaan tugas-tugas dan aktivitas kehidupan tersebut, kita lakukan dalam rangka upaya meraih dua kemenangan hidup.

Yaitu bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.

Itulah visi dan misi kehidupan seorang mukmin sebagaimana diarahkan Allah SWT dalam firman-Nya;

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

"Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan" (Surat Al Qashash ayat 77)

Selawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya.

Sebagai upaya mendasar untuk dapat meraih 2 kemenangan hidup tersebut, marilah senantiasa kita tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa, sebagaimana Allah swt berpesan :

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (Surat Ali Imran ayat 102)

Semangat ketakwaan sebagai upaya meraih kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat hendaknya tidak cuma dibangun pada diri sendiri.

Akan tetapi harus dibangun juga di lingkungan keluarga yang menjadi tanggung jawab kita.

Demikian Allah SWT memerintahkan sebagaimana tersirat dalam firman-Nya;

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Surat At Tahrim ayat 6)

Bagian dari keluarga yang perlu mendapatkan perhatian adalah anak.

Rasulullah SAW mengingatkan bahwa orangtua memiliki tanggung jawab yang mendasar terhadap akan jadi apa seorang anak dalam menempuh kehidupan-nya.

Hal ini tersirat oleh sabda HR Muslim.

“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan suci, maka sesungguhnya orangtua nyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. (HR. Muslim)

Sabda Rasulullah tersebut mengandung peringatan tentang tanggung jawab orangtua atas terbangun dan terpeliharanya akidah anak yang menjadi tanggung jawabnya.

Hal ini dikarenakan bahwa apakah anak akan menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi.

Menjadi Muslim sangat tergantung pada akidah yang terbangun dalam dirinya.

Ketika akidahnya Yahudi maka si anak akan menjadi Yahudi.

Demikian pula ketika akidah si anak, akidah Nasrani atau Majusi, maka si anak akan menjadi Nasrani atau Majusi.

Dengan demikian, ketika si anak ingin dibangun menjadi seorang Muslim dan menjalankan ketakwaannya, maka hal yang harus ditanamkan terlebih dahulu adalah akidah Islamiyah.

Ketakwaan berhubungan sangat erat dan tidak bisa dipisahkan dengan masalah akidah.

Akidah merupakan unsur paling esensial dan fundamental (menjadi landasan utama) dalam membangun ketakwaan.

Tidak ada ketakwaan tanpa berdasar kepada akidah.

Dalam ajaran Islam, akidah merupakan aspek yang harus dimiliki terlebih dahulu, sebelum yang lain.

Dengan demikian membangun dan memelihara ketakwaan hendaknya harus berfondasikan terbangun dan terpeliharanya akidah.

Inti dasar dari akidah adalah kepercayaan dan keyakinan.

Dalam Alquran, akidah diistilahkan dengan iman.

Esensi dasar dan inti dari akidah dalam Islam tersirat dan terkristalkan dalam 2 (dua) kalimah syahadah.

Asyhadu an-Laailaaha IllAllah. Wa Asyhadu anna Muhammadan Rasuulullaah).

Artinya bersaksi dengan sepenuh keyakinan bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah,

Serta bersaksi dan meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Jamaah jumat yang dimuliakan Allah SWT.

Selanjutnya tidak ada lagi ke nabi-nabian dan ke Rasulan .

Tentang betapa pentingnya kedudukan akidah dalam kehidupan, Allah SWT mengingatkan seperti tersirat dalam firman-Nya;

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (Surat Al ‘Ashr)

Demikianlah Allah mengingatkan bahwa kemenangan (keberuntungan) hidup dapat dicapai melalui terpeliharanya kelurusan dan kekokohan akidah.

Keimanan dipadukan dengan perwujudannya berupa kemampuan membangun amal salih (ketakwaan) disertai kemampuan diri untuk senantiasa dalam kebenaran dan kesabaran.

Amal salih sebesar apapun tanpa dibangun di atas pondasi kelurusan akidah, maka tidak akan mempunyai arti dan nilai apa-apa di hadapan Allah SWT.

Oleh karena itu, dalam situasi kehidupan dimana semakin deras kita perlu meningkatkan kewaspadaan diri.

Kewaspadaan diri ini dari meningkatnya penyebaran faham-faham atau pandangan-pandangan yang akan merusak dan melemahkan akidah.

Hal ini bertujuan supaya tidak terpeleset bahkan terjerumus ke dalam kerusakan bahkan kesesatan akidah.

Akidah yang lurus dan kokoh akan menjadikan pijakan serta pemberi arah bagi kehidupan yang senantiasa berada.

Demikian pula akidah lurus dan kokoh mampu memberikan pijakan kokoh bagi seseorang untuk senantiasa menjalankan kehidupan beragamanya sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.

Demikianlah, betapa penting dan sangat fundamenalnya penanaman akidah.

Khutbah II

بارك الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعنى واياكم بما فيه من الايت والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم.

واستغفرالله العظيم لى ولكم ولوالدى ولوالد يكم ولسائرالمسلمين والمسلمات فاستغفروه فيا فوزالمستغفرين ويا نجاة التا ئبين

Demikian materi khutbah jumat singkat, semoga bermanfaat. (*)

Berita Terkini