Berita Semarang

Dokter Paru Sedikit dan Tak Ideal dengan Jumlah Penduduk, Peran Perguruan Tinggi Harus Dimaksimalkan

Penulis: mamdukh adi priyanto
Editor: moh anhar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Agus Dwi Susanto (ketiga kiri) memberikan surat keterangan saat pelantikan pengurus PDPI Jateng.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyebut jumlah dokter paru di Indonesia sangat sedikit.

Di Jateng, hanya ada 66 orang dokter paru.

Jumlah di Jateng tersebut tersebar di hampir seluruh kabupaten dan kota di Jateng.

Namun, ada satu hingga dua daerah yang tidak terdapat dokter spesialis paru.

Baca juga: Salah Mengolah Makanan Jadikan Kandungan Gizi Hilang, Picu Stunting di Kabupaten Semarang

Baca juga: Polda Jateng Kirim Tim Beserta Obat dan Mainan Anak Korban Bencana Erupsi Gunung Semeru

Baca juga: Eks Kapten Persijap Ricki Ariansyah Resmi Hijrah ke Persita Tangerang

Baca juga: Not Angka Pianika Twinkle Twinkle Little Star Up Above The World So High

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Agus Dwi Susanto menuturkan, ada sekitar 1.284 dokter paru di seluruh Indonesia.

"Jumlah tersebut belum ideal. Idealnya 1:100.000. Jika dilihat dari jumlah penduduk, seharusnya, jumlah dokter paru ada 2.500 an," kata Agus, usai menghadiri acara rangkaian pelantikan pengurus PDPI Jateng, Minggu (12/12/2021).

Untuk Jateng, kata dia, jumlah dan penyebaran dokter paru sudah cukup bagus.

Rasio jumlah dokter di Jateng lebih bagus ketimbang di Jawa Barat dan di luar Jawa.

Hanya saja, masih ada daerah di Jateng yang tidak memiliki dokter paru.

Kemudian, jika dilihat dari jumlah penduduk di Jateng, jumlah dokter yang ada dikatakan masih kurang.

"Permasalahan ini tentu dari sisi produksi, yakni institusi pendidikan. Masih sedikit dunia pendidikan yang menyelenggarakan program pendidkan dokter spesialis paru di Indonesia," terangnya.

Saat ini, baru 12 perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan program pendidik dokter paru. Penyelenggaran program tersebutt ada di perguruan tinggi di Solo, Malang, Surabaya, Bali, Banjarmasin, DKI Jakarta, Makassar, Medan, Padang, Aceh, Riau, dan Lampung.

Jika setiap tahun ada sekitar 100 orang dokter paru yang lulus program pendidikan, artinya Indonesia masih membutuhkan waktu 10 tahun agar jumlahnya ideal.

Baca juga: Video Polisi Dalami Kecelakaan Kereta Uap Jaladara vs Pajero Sport di Solo

Baca juga: Video Bupati Sragen Ngunduh Mantu, Pejabat Eselon Jadi Among Tamu

Baca juga: Terjerat Utang, Kerja Jadi Driver Ojol, Begini Kondisi Bobby Joseph Sebelum Ditangkap karena Narkoba

Sementara, Ketua PDPI Jateng terpilih, dr Sofyan Budi Rahardjo menuturkan, di Jateng ada 66 orang dokter paru yang tersebar. Namun, masih ada daerah yang nirdokter paru.

"Kami sudah menyampaikan ke pengurus  pusat agar daerah yang masih kosong  dokter tersebut supaya diisi. Dengan begitu, ada peningkatan kesehatan pelayanan paru di Jateng," ucap Sofyan yang baru saja dilantik jadi Ketua PDPI Jateng. (*)

 

Berita Terkini