TRIBUNJATENG.COM- Buya Yahya menjawab pertanyaan seseoran terkait cara mengurus jenazah seorang waria.
Pertanyaan seorang jamaah itu terkait cara mengurus jenazah waria saat dimandikan sampai disholatkan hingga dimakamkan.
Hal itu tampak pada ceramah Buya Yahya yang diunggah di Youtube Al Bahjah TV pada tanggal 27 Januari 2022.
"Assalaimualaikum Buya. Apakah pria yang sudah dioperasi menjadi waria dan menjadi wanita sepenuhnya, tatkala wafat apakah dikuburkannya secara lelaki atau wanita?
Dan saat dimandikan apakah waria dimandikan oleh pengruus wanita atau lelaki? Terima kasih Buya atas jawabannya. Wassalamualaikum wr wb." tanya seorang jemaah dalam pertanyaan yang dibacakan.
Menjawab pertanyaan tersebut, Buya Yahya menegaskan seseorang akan dimakamkan seperti jenis kelamin saat ia dilahirkan.
Buya menegaskan jika seseorang melakukan operasi kelamin, maka perubahannya hanya sebatas fisik.
Dalam penjelasannya, Buya Yahya menyampaikan seorang laki-laki yang lahir laki-laki dan kemudian alat kelaminnya diubah menjadi perempuan, maka ia tetap laki-laki.
Perubahan alat kelamin sebagai perempuan hanya sebatas fisik.
"Hakikatnya dia laki-laki," ujar Buya Yahya.
Karena itu, hak waris maupun cara merawat jenazahnya dilakukan sebagai laki-laki.
Hal ini berbeda bagi seseorang yang saat lahir tidak jelas kelaminnya apakah dia laki-laki atau perempuan.
Untuk kasus yang tidak jelas ini maka nantinya ditentukan berdasarkan hormon atau tanda lainnya, mana yang lebih dominan.
Sementara untuk yang sudah terlahir laki-laki, ia tetap laki-laki meski alat kelaminnya diubah.
"Tapi ini bukan muskil. Laki-laki bener. Punya alat laki-laki diubah jadi perempuan. Ya tetap tidak bisa, dia laki-laki," ujar Buya.
Meski demikian, Buya Yahya menegaskan, seorang waria akan tetap beriman.
Buya mendoakan agar saat meninggal diampuni Allah dan meminta untuk tidak mendosa-dosakan.
"Dan dia tetap ahli iman, bukan keluar dari iman. Kalau meninggal ya semoga Allah ampuni," kata Buya.