TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga emas Antam beberapa waktu terakhir mengalami lonjakan yang cukup drastis. Data dari Butik Emas Antam Semarang, hari ini harga emas Antam sudah hampir mendekati Rp 1 juta dengan level pasti Rp 991.000 per gram.
Head Marketing Representatif Butik Antam Semarang Ombi Saputra menuturkan, harga ini telah melampaui harga tertinggi tahun lalu yang jatuh pada angka Rp 981.000 per gram pada Januari 2021. Adapun harga ini jatuh pada Selasa (1/3) kemarin yang kemudian naik Rp 10.000 pada hari ini menjadi Rp 991.000 per gram.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan harga emas Antam tahun ini bisa menembus angka Rp 1 juta atau bahkan lebih.
"Dalam waktu dekat, tidak mustahil emas bisa tembus Rp 1 juta per gram atau bahkan jauh lebih tinggi lagi," kata Ombi kepada tribunjateng.com, Rabu (2/3/2022).
Ombi memaparkan, harga emas Antam LM sendiri mengikuti pergerakan harga emas dunia.
Saat ini kenaikan harga emas dunia didominasi oleh faktor Geopolitik antara Rusia dan Ukraina, hingga mendorong harga emas menyentuh ke level US$ 1.940/toz dari sebelumnya di level US$ 1.800/toz.
Selain itu, kenaikan harga emas didukung juga oleh tingginya inflasi di Amerika. Bank sentral Amerika (The Federal Reserve/The Fed) diperkirakan segera menaikkan suku bunga acuannya yang saat ini berada di level 0,25%.
Adapun kondisi inflasi yang tinggi (7.5%, terburuk dalam 4 dekade terakhir) menurutnya akan membuat orang enggan untuk menyimpan uang di bank, sehingga shifting ke instrumen yang punya nilai lindung tinggi seperti emas.
Ia mengatakan, terkait prediksi harga ke depan bergantung pada perkembangan Rusia vs Ukraina dan kondisi ekonomi dunia saat ini yang baru akan memulai fase recovery akibat pandemi berkepanjangan.
"Bila konflik berkepanjangan akan berakibat kondisi ekonomi dunia yang akan terus memburuk, dan hal ini bisa membuat harga emas menembus level psikologis di level US$ 2.000/toz," imbuhnya.
Penjualan Turut Anjlok
Kenaikan harga emas Antam yang terjadi belakangan turut berdampak terhadap anjloknya penjualan Butik Emas Antam Semarang.
Ombi mengatakan, pihaknya sendiri tidak memungkiri dalam dua bulan terakhir terjadi penurunan penjualan cukup besar yakni mencapai 42 persen.
"Anjloknya penjualan dalam 2 bulan terakhir sebesar yang 42 persen, karena konsumen masih wait and see terhadap fluktuasi harga serta memilah instrumen investasi yang pas, karena crypto dan bursa saham masih terbatas pergerakannya," sebutnya.
Meski demikian, ia menuturkan, bagi investor kenaikan harga jangka pendek memunculkan momentum profit taking, sehingga menjual emasnya.