Oleh: Sukemi SPdAUD, Guru TK Pertiwi 01 Losari Kec Ampelgading Kab Pemalang
PROSES pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat terjadi pada setiap individu anak usia dini, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Usia yang sangat berharga atau disebut sebagai golden age dimiliki oleh anak usia dini. Potensi sangat besar melekat pada anak usia dini sebagai dasar peletakan segala pondasi pengetahuan dan karakter. Kecerdasan yang luar biasa seringkali menghiasi pribadi anak usia dini yang akan mendukung perkembangan anak usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik bagi perkembangan manusia. Hal ini juga berada pada proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan, dan penyempurnaan.
Aspek jasmani maupun rohani anak usia dini akan melekat dan berlangsung seumur hidup, bertahap, dan berkesinambungan. Anak yang akan berhasil dimasa yang akan datang, anak yang perilaku disiplinnya tinggi dan mempunyai tanggung jawab yang tinggi. Salah satu cara untuk membantu anak agar dapat mengembangkan pengendalian diri adalah menerapkan perilaku disiplin. Penerapan kebiasaan disiplin pada anak dapat akan memperoleh suatu batasan untuk memperbaiki tingkah lakunya yang salah. Melalui penerapan dan pembiasaan disiplin, anak usia dini juga berfungsi mendorong, membimbing, dan membantu anak agar memperoleh perasaan puas. Anak usia dini secara tidak langsung akan terbentuk kesetiaan dan kepatuhan dan mengajarkan kepada anak bagaimana berpikir secara teratur.
Wibowo (2013:47) menjelaskan bahwa disiplin adalah salah satu karakter utama, yang harus diinternalisasikan pada anak sejak dini. Akan tetapi, sebagian besar orang tua masih banyak yang salah persepsi mengenai disiplin. Orang tua beranggapan dan menyamakan disiplin itu dengan hukuman, dan anak yang melanggar harus dihukum secara fisik. Pembangunan disiplin anak usia dini dapat dilakukan melalui berbagai strategi. Salah satu strategi tersebut adalah melalui kegiatan pembiasaan sehari-hari di sekolah. Penerapan dan pembiasaan disiplin yang diajarkan kepada anak juga akan berpengaruh terhadap kepatuhan pada aturan dan ketepatan waktu.
Bermain peran (role play) ialah suatu kegiatan yang menyenangkan. Secara lebih lanjut bermain peran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan. Role playing merupakan suatu metode bimbingan dan konseling kelompok yang dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam kelompok. Di dalam kelas, suatu masalah diperagakan secara singkat sehingga siswa dapat mengenali karakter tokoh seperti apa yang siswa peragakan tersebut atau yang menjadi lawan mainnya memiliki atau kebagian peran seperti apa.
Untuk meningkatkan disiplin anak TK Pertiwi 01 Losari Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang, guru memilih dan menerapkan model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan ini terbukti dapat mengaktifkan anak untuk ikut serta di dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang menarik dan memberikan pengalaman bagi anak adalah dengan membawa anak pada proses yang nyata, yaitu dengan metode bermain peran.
Guru mengajak anak usia dini praktek langsung memerankan tokoh yang anak sukai atau yang diidolakan. Idola anak tersebut dapat berupa berbagai tokoh yang pernah dilihat, ditemui ataupun orang-orang yang ada disekitar. Model ini dapat dilakukan anak usia dini dalam bentuk permainan. Sehingga metode bermain peran yang jarang dilaksanakan atau diterapkan pada anak dapat meningkatkan kedisiplinan anak karena memberikan pengalaman yang nyata bagi anak dan anak pun dapat menemukan manfaat dari pembelajaran tersebut. (*)