Program PINTAR

Tanoto Foundation Gelar Pertemuan dengan Stakeholder Program PINTAR Kab Cilacap

Editor: abduh imanulhaq
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nurkolis bersama Sadmoko (atas). Nurkolis bersama Imam Tobroni (bawah).

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP – Tanoto Foundation kembali menggelar pertemuan dengan stakeholder pendidikan.

Pertemuan dengan para pemangku kepentingan Program PINTAR Tanoto Foundation tersebut diselenggarakan di Gedung PKK Sumekar Kabupaten Cilacap.

Sama dengan pertemuan di kota sebelumnya, pertemuan ini berlangsung selama 4 jam sejak pukul 08.00 WIB.

Pertemuan dihadiri oleh Drs. Sadmoko Danardono, M.Si. (Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap), H. Imam Tobroni, S.Ag., M.M. (Kepala Kantor Kemenag), Kamto, S.Pd., M.Pd. (Kasi Bidang Dikdas SMP), Setda Hana Kartika (Subkoordinator Kerja Sama), Amin Muhtada, S.KM., M. Kes. (Kepala Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Bappeda), Isnaini, SST, M.M. (Kepala BPS Kabupaten Cilacap), para Fasilitator Daerah, dan kepala sekolah mitra.

Sementara itu, dari pihak Tanoto Foundation hadir Dr. Nurkolis, M.M. (Koordinator Tanoto Foundation Jawa Tengah), Wahyu Daryono (Spesialis Monitoring Evaluasi), Putut Saputro (Government Relationship), dan Laeli Nurajijah (District Coordinator)

Topik utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah perbaikan kualitas pendidikan.

Perbaikan dilakukan melalui penyelenggaraan program kegiatan berdasarkan hasil rapor pendidikan Kabupaten Cilacap.

Dari hasil rapor pendidikan diketahui bahwa karakter siswa telah berkembang ke arah karakter pelajar Pancasila, serta indeks refleksi guru dan iklim kesetaraan gender di lingkungan sekolah juga telah membudaya.

Sementara itu, masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki, seperti kemampuan literasi dan numerasi pelajar yang masih di bawah 50 persen untuk mencapai batas minimum, kualitas pengajaran guru dan kepemimpinan instruksional yang masih dalam tahap terarah.

Perlu upaya lebih untuk mengantarkan pada tahap berkembang.

Untuk poin lingkungan sekolah, iklim keamanan sekolah masih berada dalam tahap waspada.

Untuk iklim kebinekaan dan inklusivitas, masih berada di tahap merintis.

Yang artinya bahwa pada tahap tersebut, sekolah-sekolah di Kabupaten Cilacap baru memulai program sekolah inklusif.

Sedikit berbeda dengan laporan sebelumnya, siswa di jenjang SMP/MTs, telah mampu mencapai kompetensi minimum.

Hanya saja, keterampilan numerasilah yang masih di bawah 50 persen atau tidak dicapainya batas kompetensi minimum.

Berkenaan dengan perkembangan karakter, siswa telah dapat menerapkan karakter-karakter pelajar Pancasila.

Dari segi guru, indeks kualitas pembelajaran mulai terarah, sedangkan indeks refleksi guru telah bersifat aktif.

Ini berarti pengembangan kualitas pembelajaran belum terstruktur.

Guru belum konsisten dalam merefleksi, mengeksplorasi, dan mencetuskan inovasi baru.

Rapor pendidikan juga menunjukkan hasil kinerja kepala sekolah, seperti belum mengacu pada visi misi sekolah, belum mendorong perencanaan, praktik dan asesmen pembelajaran belum mengembangkan program, sistem insentif, dan sumber daya.

Berikutnya mengenai iklim inklusivitas dan kesetaraan gender yang sudah mulai merintis di sekolah.

Harapannya, dengan adanya sistem inklusivitas di lingkungan sekolah dapat menjadikan satuan pendidikan untuk dapat memulai pengembangan suasana proses pembelajaran yang menyediakan layanan ramah pagi peserta didik disabilitas dan cerdas berbakat istimewa

Dalam pemaparan rapor pendidikan Kabuapen Cilacap, Sadmoko mengatakan, “Rapor pendidikan ini menjadi tantangan kita semua ke depannya. Menjadi penyemangat untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan anak Cilacap nantinya diharapkan akan sama dengan anak-anak di kota besar lain. Mudah-mudahan dengan semangat, pengorbanan, dan dedikasi seluruh stakeholder pendidikan akan membantu memperbaiki kualitas pendidikan.”

Senada dengan Sadmoko, dukungan serupa juga disampaikan.

“Kolaborasi ini sangat bermakna dan berarti. Mudah-mudahan program yang ada ini benar-benar dapat meningkatkan kualitas pendidikan Kabupaten Cilacap,” ungkap Imam Tobroni.

Berdasarkan rapor pendidikan, diketahui kebutuhan yang sebenarnya diperlukan di satuan pendidikan Kabupaten Cilacap.

Kemudian, dapat diusulkan beberapa program, seperti pelatihan literasi-numerasi kelas awal dan perpustakaan digital, penerapan dan diseminasi modul pembelajaran aktif, serta mewujudkan sekolah ramah anak dan inklusif.

Untuk menunjang tujuan perbaikan rapor pendidikan Kabupaten Cilacap, diusulkan pula program kegiatan perbaikan kerjasama dengan Tanoto Fundation.

Adapun usulannya, yaitu memaksimalkan peran pengawas, dan modul PINTAR​, diseminasi melalui KKG/KKKS di setiap kecamatan, LMS e-PINTAR.

“Kerjasama dan dukungan dari seluruh pihak sangat berarti bagi kami yang telah lama menjalin kemitraan dengan Kabupaten Cilacap. Maka, besar harapan kami dapat optimal berikhtiar membantu Kabupaten Cilacap menuntaskan tugas rumah rapor pendidikan tahun ini sehingga kualitas pendidikan benar-benar dapat meningkat di kemudian hari,” tutur Nurkolis. (*)

Berita Terkini