TRIBUNJATENG.COM,TEGAL -- Perasaan bahagia dan haru dirasakan oleh Tuswatul Hasanah (52) dan suaminya Mansur (57), warga Kelurahan Debong Tengah, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal.
Bagaimana tidak, setelah dua tahun tertunda akibat pandemi Covid-19, tahun ini mereka bisa menunaikan ibadah haji ke Mekkah.
Bu Tus, sapaan akrabnya, adalah seorang guru di Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2 Ihsaniyah, Kota Tegal.
Lalu suaminya bekerja sebagai perajin kursi.
Tus bercerita, ia dan suaminya mendaftar haji pada 2011.
Saat itu masa tunggu ibadah haji masih sembilan tahun, hingga 2020.
Tetapi di tahun keberangkatan, ternyata harus tertunda karena adanya pandemi Covid-19.
"Yang jelas saat itu pasti kecewa. Tapi semua saya kembalikan kepada Allah. Karena haji itukan panggilan dan istitha'ah," kata Tus, guru MI yang sudah mengajar selama 30 tahun, kepada tribunjateng.com, Kamis (12/5/2022).
Tus mengatakan, isu miring yang menggoyangkan para calon jamaah haji juga kerap datang.
Seperti ungkapan jamaah haji tidak akan diberangkatkan karena uangnya dipakai pemerintah untuk infrastruktur.
Meski begitu, ia dan suaminya tidak sampai mengambil uang pemberangkatan haji.
Menurut Tus, kabar baik yang tidak disangka-sangka rupanya datang pada Ramadhan 2022.
Ia dan suaminya tahun ini masuk kuota pemberangkatan haji Kota Tegal dengan jumlah total 106 calon jamaah haji.
"Waktu itu pas ramadhan, saya sedang sakit. Habis salat duha dan membaca alquran, ada teman menelpon.
Alhamdulillah, saya dan suami masuk kuota haji. Pastinya sangat bersyukur sekali," ungkapnya dengan bahagia.
Menabung dari Gaji
Tus masih mengingat betul awal mendaftar haji, pada November 2011.
Saat itu, ia sering datang ke bank karena mendengar adanya program pinjaman dana talangan haji.
Ia dan suaminya semula sempat ragu.
Tetapi kemudian mantap untuk mengikuti program talangan haji.
"Akhirnya kami ambil. Dari pada menunggu lama punya uang banyak. Jadi setiap bulan kami setor. Alhamdulillah selama tiga tahun menyetor, pada 2013 bisa lunas," katanya.
Tus mengatakan, ia dan suaminya saat itu mendaftar haji dengan biaya masih Rp 35 juta.
Ada uang pembayaran awal, sisanya dibayar secara rutin sebulan sekali.
Menurut Tus, uang yang digunakannya untuk mendaftar haji adalah uang gabungan gajinya dan suami.
Ia bekerja sebagai guru di MI.
Sedangkan suaminya saat itu masih bekerja sebagai karyawan swasta di Jakarta.
"Alhamdulillah pembiayaan lancar. Karena waktu itu belum banyak pengeluaran uang. Setelah lunas, anak-anak baru masuk kuliah," ungkapnya.
Meski begitu, menurut Tus, masa-masa sulit saat mengangsur tetap ada dan dialami.
Seperti saat ada anak yang harus dirawat di rumah sakit.
Kemudian saat pembiayaan angsuran bersamaan dengan awal anak masuk sekolah.
"Masa sulit pasti ada. Tapi alhamdulillah tidak sampai dicari-cari pihak bank," ujarnya.
Keinginan Lama
Tus mengatakan, ibadah haji sudah menjadi keinginannya bersama suami sejak lama.
Sebagai umat Islam itu adalah ibadah dalam rukun Islam.
Kemudian saat mengantar haji, terkadang ia hingga meneteskan air mata.
Selain itu, kedua orangtuanya pun sudah menunaikan ibadah haji.
"Itu keinginan sejak lama. Pasti kalau ada orang haji, saat mengantar itu sampai menangis-nangis," ungkapnya.
Tus mengatakan, ia dan suaminya saat ini sedang mempersiapkan segalanya jelang pemberangkatan haji.
Seperti menjaga kesehatan dan tetap berolahraga.
Termasuk mematangkan bimbingan haji di KBIH Mambaul Ulum, Kota Tegal.
"Persiapan saat ini pastinya memantapkan. Terutama menjaga kesehatan," katanya. (fba)
Baca juga: Divonis Hanya Bertahan 6 Bulan, Begini Perjuangan Kiki Fatmala Lawan Kanker Paru-Paru Stadium IV
Baca juga: Cara Dapat Cuan dari Nonton Live di Apklikas Game Penghasil Uang Hago
Baca juga: Google Lens Bikin Gampang Translate Teks Langsung dari Kamera HP Tanpa Buka Google Translate
Baca juga: Ulyana dan Nana Persembahkan Tari Gambyong dan Tari Anom dalam Balutan Jubah dan Toga