TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ulyana (23) dan Nana Praseya Ayuni (23), wisudawan dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) asal Kabupaten Grobogan menampilkan Tari Gambyong dan Tari Anom pada Wisuda ke-71 Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).
Wisuda dilaksanakan di Balairung UPGRIS pada Sabtu (14/5/2022) pagi.
Keduanya menari dalam balutan jubah dan toga wisuda, bergabung dengan penari lainnya semenit terakhir sebelum tarian usai.
Baik Ulya maupun Nana mengaku senang dan kaget karena mereka bisa memberikan kejutan pada para wisudawan lainnya
"Kami senang karena orang tua pun melihat penampilan tari kami dan nama kami disebut setelah menampilkan tari," ujar keduanya sesuai tampil.
Keduanya menjadi anggota Unit Kerja Mahasiswa (UKM) Sangkatama UPGRIS yang bergerak di bidang kebudayaan, khususnya karawitan dan tari, sejak masih mahasiswa baru (maba).
Dalam penampilan tari kali ini, keduanya mengaku tanpa persiapan sama sekali.
Saat duduk sebagai wisudawan, mereka diminta oleh dosen untuk menampilkan tari di satu menit terakhir pertunjukan.
Keduanya menyambut permintaan tersebut sebagai persembahan untuk para wisudawan maupun keluarga wisudawan.
"Kami memilih satu menit terakhir tampil agar tidak mengganggu atau merusak pola lantai penari lain, sehingga kami memilih lokasi yang agak lebih depan dari penari lainnya," tambah keduanya.
Baik Ulya dan Nana menyandang selempang Cumlaude di jubah wisuda mereka.
Ulya merupakan alumni PGSD angkatan 2017 mendapat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,78.
Ia mengaku memiliki minat lebih di bidang seni tari, meskipun latar belakang pendidikannya mengharuskannya menguasai semua mata pelajaran untuk siswa SD.
"Skripsi saya pengembangan bahan ajar tari berupa modul dan video pembelajaran," ungkapnya.
Ulya mengaku pernah meraih Juara Pertama Lomba Tari Kreasi Tingkat Kabupaten Grobogan dan memiliki minat tari sejak masih SD.
Selepas lulus, Ulya berencana melamar dan bekerja sebagai guru SD.
Sementara itu Nana meraih IPK 3,82 dan mengaku memiliki minat yang sama dalam seni tari.
Meskipun ia sendiri belum pernah mengikuti maupun menjuara kompetisi tari.
Baik Ulya maupun Nana merupakan rekan seangkatan, sekelas, bahkan memiliki Nomor Pokok Mahasiswa (NPM) berurutan, bahkan rekan satu sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Wirosari Kabupaten Grobogan.
Rektor UPGRIS, Dr. Muhdi, S.H., M.Hum., berpesan pada para wisudawan bahwa telah mendapatkan bekal pendidikan untuk bisa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
"Meskipun sebagian besar aktivitas perkuliahan mereka dilakukan secara daring (dalam jaringan, red), namun mulai semester ganjil 2021/2022 kami telah menyelenggarakan perkuliahan tatap muka terbatas untuk para mahasiswa," ungkapnya.
Ia pun mengingatkan pada para wisudawan tak hanya melihat pandemi virus corona yang melanda dunia dan membatasi proses transfer ilmu, melainkan adanya disrupsi yang mengubah kompleksitas sosial begitu tinggi.
Mereka harus terus mengasah kemampuan kognitif dalam rangka beradaptasi dengan perubahan dan mengatasi perubahan tersebut agar para wisudawan bisa menjadi pilihan utama.
"Jadilah pembelajar terus-menerus dan pola pikir tersebut harus ditanamkan terus-menerus karena mereka generasi yang tumbuh di masa perubahan," pungkasnya.
UPGRIS mewisuda 899 dari jenjang sarjana dan pascasarjana secara luar jaringan (luring) untuk kali pertama setelah lebih dari 2 tahun wisuda dilaksanakan secara daring maupun hibrida. Wisuda dibagi dalam dua sesi. (arh)
Baca juga: 3 Zodiak Paling Jago Merawat Hewan Peliharaan
Baca juga: Petaka Layangan Putus: Alasan Neneng Habisi Nyawa Wanita yang Hilang Setelah Buka Bersama di Jakarta
Baca juga: Kento Momota: Saya Kehabisan Taktik Lawan Anthony Ginting
Baca juga: Anak Bunuh Ayah di Kalbar: Warga Tak Berani Hentikan Pelaku yang Pikul Jasad Korban ke Pemakaman
Baca juga: KECELAKAAN HARI INI : Mobil Panther Warga Brebes Kecelakaan di Sigarbencah Semarang, Ini Lengkapnya