TRIBUNJATENG.COM, JENEWA - Kasus cacar monyet (Monkeypox) secara global terus meningkat, di mana saat ini ada lebih dari 1.000 kasus yang dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di luar negara-negara di Afrika.
Terbaru, Yunani telah mendeteksi kasus pertama infeksi Monkeypox pada seorang pelancong, setelah sebelumnya kasus itu tercatat di hampir 30 negara.
Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada Rabu kemarin, lembaga kesehatan nasional negara itu, EODY, mengatakan bahwa hal ini didasarkan pada hasil tes awal.
Dikutip dari laman Reuters, Kamis (9/6), pasien yang baru-baru ini melakukan perjalanan ke Portugal itu kini sedang dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi stabil. "Sampel pun telah dikirim untuk tes konfirmasi lebih lanjut," kata EODY.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, risiko berkembangnya Monkeypox di negara-negara non-endemik kini memang nyata, tetapi masih dapat dicegah.
Dikutip dari laman Reuters, Kamis (9/6), sebanyak 29 negara telah melaporkan kasus dalam wabah saat ini yang dimulai pada Mei lalu. Kendati demikian, tidak ada kasus kematian yang dilaporkan.
Dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Tedros juga menyampaikan ada lebih dari 1.400 kasus yang diduga Monkeypox pada tahun ini di Afrika dengan 66 kematian.
"Sungguh cerminan yang disayangkan dari dunia tempat kita hidup bahwa komunitas internasional baru sekarang memperhatikan Monkeypox, itu karena penyakit ini telah muncul di negara-negara berpenghasilan tinggi," katanya.
Ia menekankan bahwa wabah itu menunjukkan tanda-tanda penularan pada komunitas di beberapa negara. WHO pun merekomendasikan agar orang yang mengalami gejala Monkeypox untuk mengisolasi diri di rumah.
Adapun, Pemimpin Teknis WHO untuk Monkeypox, Rosamund Lewis mengatakan bahwa 'kontak dekat antarpribadi' adalah cara utama penyebaran virus ini.
"Meskipun risiko penularan virus ini melalui aerosol, belum sepenuhnya diketahui, petugas kesehatan yang merawat pasien Monkeypox harus memakai masker," tuturnya.
WHO menjelaskan bahwa kasus Monkeypox yang terjadi saat ini masih didominasi pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis, meskipun kasus pada wanita juga telah dilaporkan.
Lembaga ini pun bekerja sama dengan organisasi lain yang berkaitan dengan penyakit AIDS serta kelompok masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan menghentikan penularan. (Tribunnews)