TRIBUNJATENG.COM- Berikut puisi Ambil Si Penari Untukku Tariannya Cak Nun Emha Ainun Najib
1987
Dzu Walayah membawaku mengembara.
Telah berulangkali kukunjungi tempat-tempat itu,
namun bersamanya menjadi berubah cara berjalanku serta menjelma baru mata-pandangku.
Kuajukan kepadanya beribu-ribu pertanyaan seperti Ibrahim menggalah beribu-ribu bintang, kureguk jawaban-jawabannya yang mesra bagai anak kambing menyusu puting induknya.
Namun, tentang satu hal, Dzu Walayah selalu menghindar, ialah tentang wihdatul wujud, Allah dengan hambaNya manunggal.
Tatkala kami duduk-duduk istirah di tepian pantai, ia meminta Ambil seciduk dua ciduk air samudera untukmu, sisakan ombaknya berikan kepadaku.
Ketika di malam hari aku merasa kedinginan oleh hembusan angin yang amat kencang,
ia lepaskan kain sarungnya dan berkata Pakailah ini untuk selimutmu,
tapi helai-helai benangnya biarlah untukku.
Dan ketika di lapangan pojok dusun itu bersama-sama kami menyaksikan acara tayuban yang riuh rendah oleh musik,
teriakan dan birahi,
Dzu Walayah menggamit pundakku Pergilah ambil penari itu untukmu, tapi terlebih dahulu berikan kepadaku tariannya.