TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Tri Fajar Firmansyah begitu bersemangat saat menyapa rekannya, di kawasan Babarsari pada Senin (25/7/2022) siang.
Itulah kenangan terakhir teman-teman Fajar.
Mereka bertemu 30 menit sebelum ia dianiaya.
Diceritakan, suporter PSS Sleman yang tergabung komunitas BTCY ini sengaja libur dari pekerjaannya sebagai ojek online untuk menjaga kampungnya.
Baca juga: Kode Carlos Fortes akan Segera Kembali Main untuk PSIS Semarang, Postingan di Instagram Diserbu
Baca juga: Jelang PSIS vs Barito Putera, Alie Sesay Bicara Soal Kompetisi dan Target Khusus
Fajar ingin menjaga kampungnya agar tidak ada gerombongan suporter yang masuk ke pemukiman warga.
Sebab, saat terjadi kericuhan suporter beberapa waktu sebelumnya, ada sekelompok suporter yang masuk ke dalam kampung dan melempari warga dengan batu.
Saat itu, Fajar sempat bertemu dengan Amin, teman satu kampungnya.
Tak ada firasat apapun yang dirasakan oleh Amin.
Sebab, saat bertemu, korban masih menyapa Amin dengan hangat.
“Papasan saja di jalan. Saya tanya, mau kemana, dari mana.
Alasan dia mau ke daerah itu karena mau jaga biar rombongan (suporter) tidak masuk ke kampung,” cerita Amin mengenang detik-detik terakhir sang sahabat sebelum menjadi korban penganiayaan.
Menurut Amin, sahabatnya itu sedang apes.
Sebab,niat hatinya hanya ingin menemani kawan jukir sambil menjaga kampungnya, malah dia menjadi korban aniaya.
“Fajar itu memang dikenal baik. Kenapa dia mau jaga kampung? Karena dari kasus sebelumnya, rombongan itu masuk ke kampung, ngelemparin orang sini,” tutur Amin.
“Fajar itu tidak ikut tawuran ya. Dia memang menemani juru parkir (jukir) di Mirota Babarsari itu, mas Imam,” lanjutnya.
Rekan Fajar lainnya, Taufiq menyebut saat terjadi kerusuhan, tak ada suporter yang masuk ke kampungnya.
“Kalau yang rusuh sebelumnya ditangkap Provos AU. Ini kemarin untung gak masuk kampung,” tambahnya menimpali.
Amin dan Taufiq mengira-ngira, setidaknya ada 50 motor rombongan berboncengan yang melintas di Jalan Adisucipto, berbatasan langsung dengan daerah Tambakbayan.
“Nah, Fajar itu inginnya memantau, biar tidak terjadi kayak sebelumnya, biar rombongan gak masuk ke kampung. Kadang dari sana masuk gitu ke kampung dan lemparin batu,” tutur Amin lagi.
Saat itu, Fajar dan Imam hanya berdua berada di area parkir sebelah timur Mirota Babarsari.
“Ya mungkin memang sudah jalannya. Fajar itu orang baik betul. Gak aneh-aneh dia, gak ikut tawuran tapi malah jadi korban,” papar Amin.
Setelah insiden pengeroyokan, Taufiq segera dihubungi kawan-kawannya untuk menjenguk Imam dan Fajar di masing-masing rumah sakit.
Imam berada di Rumah Sakit Islam Yogyakarta (RSIY) PDHI. Sedangkan, Fajar sudah ada di RSPAU Dr S Hardjolukito.
“Kami bagi dua tempat, ada yang jaga Fajar, ada yang jaga mas Imam. Kami kondisikan masing-masing dulu. Mas Imam itu juga orang Tambakbayan, belakang Atma (UAJY),” timpal Taufiq.
Meninggal Setelah Dirawat 8 Hari
Kepedihan terasa di tengah dinginnya malam Dusun Glendongan, Padukuhan Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Sleman.
Seorang warga setempat, Tri Fajar Firmansyah (23) meninggal dunia akibat dianiaya oleh sekelompok orang saat terjadinya kericuhan antarsuporter pada 25 Juli 2022 lalu.
Fajar, begitu ia kerap disapa, sempat mengalami kritis.
Kepala belakangnya mengalami luka akibat benda tumpul, menurut keterangan polisi.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Fajar yang merupakan suporter klub PSS itu dilarikan ke RSPAU Dr S Hardjolukito.
Nasib tidak ada yang tahu, 8 hari di rumah sakit, Fajar meninggalkan dunia selama-lamanya.
Amin dan Taufiq tak berharap banyak.
Namun, jika pun boleh meminta, mereka ingin kasus ini diselesaikan dengan tuntas.
Pengeroyok harus dihukum setimpal karena sudah menghilangkan nyawa pemuda yang tak bersalah.
Fajar adalah anak terakhir.
Dua kakaknya juga tinggal di daerah Tambakbayan dan tentu, menjadi anak kesayangan orang tua.
“Kita berharap kasus ini naik. Jangan kayak sebelumnya, berhenti di tengah jalan, tidak ada perkembangan. Harus tuntas diselesaikan,” ucap Amin.
Fajar harus menjadi korban pertama dan terakhir dari bentrok antarsuporter sepakbola.
Tidak ada olahraga yang sangat bernilai hingga menghilangkan nyawa penggemar setianya. (Tribunjogja)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Cerita 30 Menit Sebelum Tri Fajar Firmansyah Dianiaya Saat Kericuhan Suporter di Babarsari