Berita Semarang

Blumbang Nyai dan Kyai Renggo Kranggan Semarang, Selalu Ramai Saat Suro, Ini Kisah di Baliknya

Penulis: budi susanto
Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bentuk blumbang Nyai Renggo dan Kyai Renggo yang terletak di Kranggan Dalam RT 03 RW 01, Kranggan Kecamatan Semarang Tengah, Selasa (9/8/2022)

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bentuknya seperti kolam biasa yang diapit beberapa rumah.

Meski layaknya kolam biasa, namun lokasi tersebut dikeramatkan oleh warga.

Warga sekitar menyebutnya Blumbang Nyai Renggo dan Kyai Renggo.

Lokasinya ada di Kranggan Dalam RW 3 RW 1, Keluaran Kranggan Semarang Tengah.

Baca juga: Pembunuhan Siswa SMP di Magelang, Saksi Melihat Bocah 15 Tahun Ini Mencuci Tangan Berlumuran Darah

Baca juga: Jadwal Liga Inggris Pekan Kedua Brentfrod Vs Manchester United dan Derby London Chelsea Vs Tottenham

Warga percaya di tengah kolam bersemayam makam tokoh pendiri Kranggan.

Gang sempit dengan padatnya pemukiman akan menyapa jika berkunjung ke tempat itu.

Blumbang atau kolam sakral tersebut sudah ada puluhan tahun silam.

Bahkan sesaji acapkali ditempatkan kala warga sekitar hendak menggelar hajat.

Bentuk blumbang Nyai Renggo dan Kyai Renggo yang terletak di Kranggan Dalam RT 03 RW 01, Kranggan Kecamatan Semarang Tengah, Selasa (9/8/2022) (TribunJateng.com/Budi Susanto)

Tak hanya itu, di tempat itu banyak masyarakat datang saat suro untuk tirakat.

Lebih mendekat ke blumbang itu, cat putih bersih merawan sebagian pagar kolam.

Delapan pondasi yang berusia puluhan tahun juga masih berdiri kokoh di blumbang itu.

Beberapa warga percaya dua tokoh yang dimakamkan di blumbang itu adalah pendiri Kampung Bonlancung, Kranggan Dalam.

Usman (83) satu di antaranya, ia menyebutkan sejak ia kecil blumbang tersebut sudah ada.

"Tempat itu selalu ramai saat suro, dan apitan atau sedekah bumi blumbang itu selalu ramai," ucapnya, Selasa (9/8/2022).

Pria kelahiran 1934 itu juga menceritakan, warga yang datang acapkali menggelar slametan di blumbang tersebut.

"Misalnya ada warga yang mau punya hajat, biasanya menggelar slametan di sana, dan hal itu wajib," papar Usman.

Lebih detail, Tribunjateng.com mencoba menggali informasi ke pengurus blumbang tersebut.

Selain pemuda, Ketua RW 01 Kranggan juga didapuk menjadi pengurus blumbang tersebut.

Penuturan Agus Heriawan, Ketua RW 01 Kranggan Dalam, blumbang tersebut disakralkan oleh warga.

Tak hanya itu, Agus mengatakan air di blumbang tersebut tak pernah surut meski musim kemarau dan sumur warga kering.

"Bahkan ada yang mencoba menguras dengan alat canggih namun airnya tetap tidak surut," katanya.

Dilanjutkannya, warga percaya di blumbang tersebut ada terowongan yang bisa tembus ke Pecinan tepatnya di Gang Pinggir.

"Beberapa kali saat kondisi air lumayan jernih, nisan makam dan terowongan terlihat," terang Agus.

Agus menuturkan, lantaran bermakna bagi kampung, blumbang tersebut dirawat dan dijaga warga.

"Kadang beramai-ramai membersihkan, namun sebelumnya dilakukan tirakatan," tuturnya.

Ia menyayangkan ada beberapa orang yang datang dengan niat yang tidak baik.

"Ada yang minta nomor togel dan sebagainya, sangat kami sayangkan. Untuk itu kami berusaha merubah stigma blumbang tersebut dengan menggelar berbagai acara. Misalnya pengajian saat suro yang dilanjutkan dengan memberishkan blumbang, meski syarat dengan mistis, namun warga lebih memaknai blumbang tersebut sebagai tonggak berdirinya kampung ini," tambahnya. (*)

 

Berita Terkini