TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Jumlah investor pasar modal terus mengalami pertumbuhan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga 11 Oktober lalu, jumlah investor pasar modal telah mencapai 9,85 juta, tumbuh 29,48 persen dari posisi akhir 2021.
Hal itu diungkapkan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi. Menurut dia, jika dibandingkan dengan posisi 5 tahun lalu, jumlah investor telah meningkat sembilam kali lipat.
"Mudah-mudahan di akhir tahun kita bisa menembus 10 juta (jumlah investor pasar modal-Red)," katanya, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (14/10).
Menurut dia, mayoritas investor pasar modal saat ini merupakan individu berusia di bawah 30 tahun, dengan porsi sebesar 59,08 persen.
"Ini merupakan pertanda bagus bagi perekonomian Indonesia. Karena sejak usia dini sudah mulai melek investasi," ujarnya.
Meski demikian, total nilai aset investor usia di bawah 30 tahun hanya sebesar Rp 53,38 triliun. Jumlah itu masih jauh di bawah nilai aset investor usia 31-40 tahun (Rp 98,48 triliun), usia 41-50 tahun (Rp 159,40 triliun), usia 51-60 tahun (Rp 238,54 triliun), dan di atas 60 tahun (Rp 568,28 triliun).
Seiring dengan bertambahnya jumlah investor, OJK mencatat, jumlah penghimpunan dana melalui pasar modal turut meningkat. Tercatat hingga 11 Oktober aktivitas penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 179,66 triliun.
Inarno mengungkapkan, nilai tersebut berasal dari 168 emisi yang terdiri dari 42 penawaran umum perdana saham, 22 penawaran umum terbatas, 16 penawaran umum efek bersifat utang dan/atau sukuk, 88 penawaran umum berkelanjutan efek bersifat utang dan/atau sukuk di tahap I dan tahap II.
"Dari 168 kegiatan emisi tersebut, 48 di antaranya adalah emiten baru, bahkan hingga saat ini sudah ada puluhan perusahaan lagi yang mengincar untuk melakukan penawaran umum perdana," jelasnya. (Kompas.com/Rully R Ramli)