TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Baru-baru ini Warga Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, resah dengan keberadaan macan tutul yang telah memangsa hewan yakni kambing milik warga.
Hal itu dibenarkan oleh Koordinator PPH dan PKH Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng Joko Sulistianto saat dihubungi Tribunjateng.com, Jumat (28/10/2022).
Dia mengatakan keberadaan macan tutul tersebut benar adanya.
Keberadaan itu pun disampaikaan oleh tim resort BKSDA yang melaporkan kepada pihaknya.
"Jadi laporan dari teman-teman resort, disana itu, menyatakan bahwa memang kemarin laporan dari aparat desa ditemukan ada bekas serangan macan diduga macan tutul," katanya.
Baca juga: Sikap Aneh Rudiansyah Hari Itu Dirasakan Ibunya, Ia Dibunuh Teman Pakai Batu yang Dimasukkan Karung
Baca juga: Tampil Mesra dengan Ridwan Kamil di Solo, Ganjar Bungkam Dapat Pertanyaan Mengagetkan Ini
"Dan memang kita pernah menaman kamera trap disana kita jumpai memang ada sekitar dua atau empat yang terkam di kamera trap kami di sana, di Gunung Muria," lanjutnya
"Kalau dari teman-teman lapangan cerita, pernah memasang kamera trap disana, tertangkap kamera ada delapan ekor," imbuhnya
Dalam mengatasi hal itu BKSDA Jateng akan melakukan mitigasi, hal itu agar kejadian macan tutul, memakan hewan ternak milik warga tidak terulang kembali.
"Jadi informasi dari teman-teman malah yang resah sebenarnya yang tidak terdampak langsung atau kerugian hewan ternak yang di serang, tetapi malah dari tetanganya," ungkapnya
"Karena di sana memang ada kearifan lokal, masyarakat di sana itu masih menghargai macan tutul, namun demikian kami masih mitigasi biar tidak seperti itu lagi," imbuhnya
Menurut Joko, kawanan macan tutul berada di kawasan hutan lindung milik perum perhutani, bukan kawasan milik BKSDA Jateng.
"Jadi kita koordinasi dengan teman-teman perhutani, kita coba mengumpulkan data," katanya
Ia mengatakan, BKSDA tidak dapat menangkap macan tutul tersebut secara sengaja.
Baginya hal itu tidak sesuai kaidah-kaidah konsevasi.
"Kecuali kalau dia sudah keluar, kemudian kita terpaksa untuk menagani di luar, itu baru kita akan tangani. Sementara ini kita memang masih mencoba untuk mengiring mereka agar masuk ke dalam kawasan hutan," ujarnya
Ia kembali menegaskan, BKSDA akan melakukan koordinasi dengan pihak pengelola kawasan hutan yaitu perum perhutani dalam menangani masalahan ini.
"Kita kordinasi dengan perum perhutani istilahnya kulonuwun dan bekerja sama untuk penaganan di lapangan," imbuhnya
"Kemudian kita libatkan masyarakat yang memiliki pengetahuan biasanya ketemu dimana dan lain sebagainya, kita juga sudah memasang kamera trap disana, itu memang area habitatnya macan tutul disana," ungkapnya
Joko mengimbau kepada masyarakat yang memiliki hewan ternak, untuk memperkuat kandang hewan ternaknya dan meninggikan pembatas kandang hewan ternak.
"Untuk warga yang memiliki ternak dan berbatasan langsung dengan kawasan hutan, kami menyarankan agar perkuat kandangnya, karena di lapangan teman-teman (resort) menjumpai kandang-kandangnya itu masih pendek, kalau pendek yang namanya macan tutul kan jago manjat atau naik pohon," jelasnya
Selain itu dirinya mengatkan akan berkoordinasi dengan pengelola kawasan, untuk mencegah adanya perburuan liar.
Dia mensinyalir perburuan liar yang ada di kawasan tersebut terhadap satwa-satwa yang menjadi pakan macan tutul masih terjadi.
"Faktanya beberapa tahun yang lalu kita kan pernah memasang kamera blind disana, untuk pakanya, masih cukup ada kok, disana ada kijang ada babi dan sebaginya,"
"Sekarang kan sulit di jumpai, kalau sulit di jumpai seperti itu dugaan kami ya, berarti ada perburuan liar disana," tutupnya.
Warga Resah
Warga Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, resah dengan keberadaan macan tutul.
Hewan buas itu telah memangsa empat ekor kambing milik warga.
Salah seorang warga setempat Junaidi, mengungkapkan 4 ekor kambing dimangsa selama sebulan ini. Tiga ekor kambing mati, dan satu ekor masih bisa diselamatkan.
Terakhir, kambing milik warga didatangi sekira pukul 20.00 WIB.
"Warga sempat melihat macan. Macan tutul," kata Junaidi kepada tribunmuria.com, Rabu, 26 Oktober 2022.
Namun, macan tutul itu tak membawa lari kambing anakan karena ketahuan warga.
Kondisi kambing mengalami luka robek di bagian perut. Kemudian disembelih oleh pemiliknya.
Dia menerangkan, kejadian macan tutul turun ke permukiman warga biasanya karena induk macan mencari mangsa untuk mengasih makan anaknya.
Hal itu yang membuat beberapa kambing milik warga dimangsa macan tutul. (*)