Elektabilitas Golkar dan Airlangga Rendah: Kami Masih Punya Banyak Waktu
elektabilitas Airlangga Hartarto sebagai capres rendah, karena masih fokus bekerja sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus mengakui, elektabilitas Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres) yang akan diusung Partai Golkar cukup rendah.
Hal itu, menurut dia, karena Airlangga masih fokus bekerja sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Ia menyebut, Ketum Partai Golkar tengah disibukan oleh berbagai urusan negara, termasuk dalam hal ini Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pekan lalu.
“Jadi biarlah Pak Airlangga tetap fokus pada tugas-tugasnya, pada gilirannya beliau akan bergabung dengan kami full time,” ucapnya, ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (21/11).
Banyak waktu
Lodewijk menuturkan, Partai Golkar masih punya banyak waktu untuk meningkatkan elektabilitas Airlangga mejelang pilpres 2024.
“Kami tentunya masih punya waktu 541 hari dari sekarang untuk yang diharapkan, yaitu elektabilitas Airlangga dan Golkar agar bisa terus naik,” paparnya.
Namun, ia menganggap bahwa hasil jajak pendapat berbagai lembaga survei menjadi bahan evaluasi Partai Golkar.
“Bagaimana pun juga kami menganggap itu adalah cambuk. Kami juga punya lembaga survei yang terus menyurvei bagaimana elektabiltas Airlangga dan Golkar. Kami juga terus bergerak,” ucapnya.
Seperti diketahui, jajak pendapat Litbang Kompas Oktober 2022 menunjukan elektabilitas Airlangga sebagai capres berada di papan bawah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu hanya mendapatkan tingkat elektoral 0,5 persen. Sementara, elektabilitas Partai Golkar berada di urutan keempat dengan angka 7,9 persen.
Rendahnya elektabilitas Airlangga dan Partai Golkar itu kemudian memunculkan isu KIB bakal mengusung Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebagai capres di pilpres 2024.
Hal itu menyusul survei SMRC menyebut elektabilitas Golkar akan meningkat menjadi 17 persen bila mencalonkan Ganjar sebagai capres, atau naik 6 persen dari 11 persen saat survei dilakukan.
Di sisi lain, angka elektoral Golkar tidak akan mengalami kenaikan signifikan jika mengusung Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto sebagai capres. Airlangga hanya memberi dampak kenaikan sebanyak 2 persen, sehingga elektabilitas Partai Golkar menjadi 13 persen.
Meski demikian, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia menyatakan, hingga kini partainya belum mengubah keputusan untuk mencalonkan sang Ketum Airlangga Hartarto sebagai capres 2024.
Hal itu disampaikan Doli etika ditanya soal survei SMRC yang menunjukkan bahwa suara Golkar bakal meningkat signifikan jika mengusung Ganjar Pranowo.