TRIBUNJATENG.COM - Program Praktisi Mengajar, Universitas Amikom Purwokerto berhasil dilaksanakan pada tanggal 8 dan 11 November 2022, Program Praktisi Mengajar yang pertama mengangkat tema mengenai “Technopreneur”.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh mahasiswa dari jurusan Bisnis Digital dan Sistem Informasi, yang mengambil mata kuliah terkait technopreneur. Dan dihadiri oleh perwakilan dosen dari Fakultas Ilmu Komputer dan Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial.
Pada program praktisi mengajar yang pertama bertempat di aula gedung utama Universitas Amikom Purwokerto, dan dimulai sekitar pukul 10.30 WIB hingga 12.30 WIB.
Program praktisi mengajar dipandu oleh dosen Bunga Asriandhini, S.I.Kom., M.A. sebagai MC, dan penyampaian materi diisi oleh narasumber Gus Muhammad Ajir Ubaidillah yang merupakan CEO dari Enha Corporation, sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda di Cilongok, Banyumas.
Pria yang akrab disapa Gus Ajir itu, bercerita sedikit mengenai perjalanan hidupnya dari awal hingga sekarang.
Bermula dari dirinya yang merupakan seorang anak kyai yang juga memiliki keterbatasan finansial setelah ayahanda meninggal dunia, tidak lantas membuat beliau patah semangat.
Semangat itulah yang semakin bergelora dan menjadikan cikal bakal terbentuknya Enha Corporation, yang saat ini telah menaungi beberapa cabang bisnis diantaranya seperti Enha Barbershop, Enha Mart, Enha Akademi, Enha Media, dan Enha Farm bahkan saat ini telah merambah pada bisnis kuliner.
Inovasi dan konsistensi menjadi kunci untuk membangun sebuah bisnis, sesuai dengan konsep yang beliau terapkan yaitu konsep 4x4, menurut beliau untuk membangun bisnis kita harus pertimbangkan urusan duniawi dan akhirati.
Empat konsep dasar yang pertama untuk product (produk), price (harga), place (tempat), promotion (promosi). Tentu sudah amat sering terdengar, terlebih yang mendapatkan mata kuliah technopreneurship pasti sudah tidak lagi asing mendengarnya.
Tetapi seringkali kita tidak jeli dengan perubahan minat pasar yang ada dan terlena dengan kenyamanan, sehingga inovasi dan promosi yang baik juga diperlukan untuk memenuhi 4 konsep dasar tersebut.
Dalam menjalankan bisnisnya untuk mendorong engagement, Gus Ajir membuat terobosan untuk memanfaatkan media sosial seperti Youtube, Instagram, Facebook, Twitter, dan Website, serta memanfaatkan Google Ads, Facebook Ads, dan Instagram Ads untuk mempromosikan produk dan layanan sehingga dapat dikenal luas oleh calon konsumen.
Terbukti dengan cara tersebut, kini Enha Corp sudah dikenal oleh banyak orang.
Kemudian, konsep dasar yang keempat terakhir yaitu dengan meneladani sifat Rasulullah SAW dalam berwirausaha diantaranya; Shiddiq menurut beliau seorang wirausahawan harus memiliki kapabilitas dalam menjalankan usahanya, Amanah memiliki kecakapan dalam mengelola administrasi atau pembukuan sehingga teratur dalam mengelola keuangan, Tabligh seorang wirausahawan adalah orang yang mampu untuk berbicara dan menyampaikan gagasannya kepada orang lain dan mampu menjalin relasi luas dengan banyak orang, Fatonah seorang yang mau terus belajar dan berinovasi.
Dengan konsep tersebut, maka lengkap sudah konsep dasar yang harus dimiliki seorang wirausahawan.
Dengan proses yang tidak mudah, saat ini Gus Ajir telah berhasil mengangkat nama Enha Corporation ke kancah luar. Kini dari sekian banyak bisnis yang telah berjalan mampu untuk mengakomodir kebutuhan santri sehari-hari.
Niat yang murni tidak hanya berbisnis untuk mengejar profit semata, melainkan juga untuk kegiatan sosial yang bermanfaat untuk orang banyak, menjadikan Gus Ajir begitu menginspirasi banyak orang.
Beliau menyampaikan bahwa “Enha Corp adalah mimpi saya, dan ketika kita menginginkan sesuatu dengan mendahulukuan kepentingan orang banyak, maka akan Allah SWT mudahkan.”
“Banyak orang hanya berfokus pada hasil, padahal hasil itu tidak jatuh begitu saja. Akan selalu ada proses yang dilalui.
Maka baik-baiklah dalam berproses, karena proses tidak akan menghianati hasil," tutup beliau pada akhir sesi.
Kemudian hari berikutnya dilaksanakan program praktisi mengajar yang kedua, pada tanggal 11 November.
Materi disampaikan oleh narasumber Princess Iqlima Kafilla, S.Kom. Tema materi yang disampaikan mengenai “E-Business Technology”.
Kuliah umum dihadiri oleh beberapa perwakilan dosen dan mahasiswa.
Dengan dipandu oleh MC dari perwakilan mahasiswa FBIS Hanifah Novitasari, dan moderator oleh Amar Fauzan.
Narasumber merupakan seorang praktisi yang juga pernah mengenyam pendidikan di Universitas Amikom Purwokerto, dan berhasil lulus pada tahun 2021.
Saat ini beliau mengajar di SMK Telkom Purwokerto, sekaligus sebagai CTO di SiHebat.id, merupakan aplikasi yang berawal dari sebuah website yang kemudian berkembang menjadi aplikasi yang mudah digunakan oleh users.
Sejak awal pandemi lalu Sihebat.id didirikan dengan target market seorang ibu rumah tangga, mengingat banyak ibu rumah tangga yang ingin melakukan aktivitasnya seperti sediakala tanpa harus keluar rumah karena pandemi, menjadi awal mula ide pembuatan Sihebat.id.
Sihebat.id adalah aplikasi gabungan dari LMS (Learning Management System) dengan E-commerce.
Aplikasi Sihebat.id merupakan platform yang user friendly dan female friendly, karena mudah dan praktis digunakan untuk ibu-ibu masa kini yang memiliki hobi untuk membuat sesuatu, dan ingin disalurkan bahkan menjadi profit, karena produk yang dihasilkan dapat diperjual belikan dalam satu aplikasi.
Pada program praktisi mengajar kedua juga membahas mengenai jenis-jenis E-business, Website, CMS, SEO, Payment platform, dan Cloud. Narasumber juga menjelaskan mengenai perbedaan model bisnis E-commerce diantaranya B2B (Business to Bussines), B2C (Business to Consumer), C2C (Consumer to Consumer), C2B (Consumer to Bussines), B2G (Business to Government), dan C2G (Consumer to Government).
Narasumber Princess Iqlima Kafilla, S.Kom. menambahkan bahwa “Konsistensi dalam membangun E-business amat diperlukan, dan sebagus apapun idenya kalau tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada masyarakat maka tidak akan terpakai, tetapi sesederhana apapun ide yang kita miliki, jika mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi maka akan banyak dipakai.”
“Maka biasakanlah untuk mencintai permasalahan dulu," tutup beliau lagi.
Kedua acara berjalan baik dan penuh antusiasme tinggi dari peserta mahasiswa, yang banyak bertanya mengenai technopreneurship.
Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan piagam penghargaan untuk narasumber.(*)