Parpol Calonkan Eks Koruptor Karena Punya Uang

Editor: Vito
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Feri Amsari mengungkapkan alasan partai politik (parpol) masih mencalonkan mantan narapidana koruptor.

Pakar Hukum Tata Negara itu mengatakan, parpol sengaja mencalonkan karena mantan koruptor memiliki uang.

"Keuntungan bagi partai sederhana ya. Sebagian dari koruptor punya uang," katanya, dalam diskusi yang digelar NETGRIT bersama Tribun Network, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/12).

Feri menyebut, dalam istilahnya ada empat pertalian darah (perda) yang menjadi tabiat politik di Indonesia. Pertama, seseorang bisa saja dicalonkan sebagai wali kota melalui parpol karena faktor kedekatan darah.

"Perda kedua, pertalian dakwah, yang penting satu organisasi, nanti warnanya apa, idenya pintar, tidak pintar, tarik," ujar Feri.

Ketiga, dia menambahkan, perda pertalian daerah, di mana seseorang dicalonkan melalui parpol karena faktor sekampung. "Yang penting satu kampung, kalau sesama bau rendang satu partai naik menjadi calon," ungkapnya.

Adapun perda keempat, Feri menuturkan, adalah pertalian dana yang membuat seorang bekas koruptor bisa langsung dicalonkan. "Tapi jauh dari itu semua, perda yang paling penting itu pertalian dana. Selagi dia ada uang, dia langsung (dicalonkan-Red)," tukas.

Dengan kondisi itu, Feri menegaskan, tak heran dalam proses pemilu di Indonesia seseorang baru masuk di partai baru lalu mendapatkan urutan paling bagus.

"Nah, jadi sepanjang ada uang, ya jalan. Nah kebanyakan para koruptor dia rela menyerahkan berapa pun jumlahnya sepanjang dapat angka yang bagus untuk terpilih kembali," ucapnya. (Tribunnews/Fersianus Waku)

Berita Terkini