Berita Semarang

Kota Semarang Bakal Perkuat 4K Hadapi Ancaman Resesi 2023

Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Badan Perencanaan Pembagunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang menggelar Outlook Ekonomi 2023 bertema Optimisme Kota Semarang Menghadapi Prediksi Resesi Global, di salah satu hotel Kota Semarang, Selasa (13/12/2022).

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang kini tengah menyiapkan strategi dalam menghadapi ancaman resesi tahun 2023. Badan Perencanaan Pembagunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang menyebutkan, akan memperkuat 4K sebagai upaya agar terhindar dari resesi yang menghantui ini.

"Kuncinya tahun depan kami akan memperkuat 4K, yaitu keamanan daya beli masyarakat supaya inflasi bisa ditekan, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, serta komunikasi efektif dengan masyarakat," kata Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian Bappeda Kota Semarang Luthfi Eko Nugroho di sela kegiatan Outlook Ekonomi 2023 bertema "Optimisme Kota Semarang Menghadapi Prediksi Resesi Global," yang digelar di salah satu hotel Kota Semarang, Selasa (13/12/2022).

Kegiatan tersebut menghadirkan para stakeholder untuk membahas lebih lanjut proyeksi dan upaya kedepan.

Tahun ini, disebutkan, pihaknya telah memiliki tiga skenario terkait dengan pertumbuhan ekonomi.

Mulai paling optimistis, kata Luthfi, Kota Semarang mampu mencapai angka pertumbuhan hingga 7,5 persen.

Sementara setidak-tidaknya, menurutnya, pertumbuhan ekonomi Kota Semarang yakni di atas 5 persen.

"Moderat ya di kisaran 6 persen," ujarnya.

Di sisi itu dia menambahkan, target laju inflasi nasional sendiri di bawah 5 atau 5.

Ia tidak memungkiri, di bulan November laju inflasi di Kota Semarang telah mencapai 5,15.

"Sudah tinggal sedikit. Jangan lupa kita masih ada natal dan tahun baru, inflasi pasti naik. Selain kita lihat akhir tahun, tahun depan juga kita melihat sektor mana yang berkontribusi dan mana yang peluang terjadi pelemahan. Mana Yang bisa kita tingkatkan atau dorong," katanya.

Hadir dalam kegiatan itu di antaranya Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Semarang, Arnaz Agung Andrarasmara.

Dari pandangan pengusaha, dia menyebutkan, kedepan dapat menjadi momentum para pengusaha untuk meningkatkan kolaborasi.

Selain itu, kata dia, penguatan produk domestik dapat menjadi salah satu strategi agar Kota Semarang terhindar dari resesi.

"Resesi sangat bisa diabaikan kalau barang-barang lokal, produk dalam negeri banyak ditingkatkan.

Disini peran UMKM benar-benar harus kita lebih tingkatkan.

Kemudian kedua, dalam konteks kebijakan moneter harus pro pengusaha, government will, juga harus ada strategic agility. Semua harus lincah supaya bisa dipadukan," terang Arnaz.

Penguatan produk domestik sebagai upaya agar terhindar dari resesi turut diamini Sekcam Semarang Utara, Riyanto.

Disebutkan, di Semarang Utara sendiri memiliki sejumlah potensi yang mampu mendorong ketahanan pangan masyarakat sekitar.

"Di Semarang Utara potensi dalam negeri sangat kuat seperti pengasapan ikan, kerajinan dari Tambaklorok, dan berbagai UMKM lain.

Ketahanan pangan ini ada urban farming dari lahan kosong bisa ditanami cabai. Makanya, Semarang Utara sendiri harus menggunakan produk Semarang Utara sendiri, ini khusus untuk mikro," kata Riyanto.

Ekonom Universitas Diponegoro (Undip) Akhmad Syakir Kurnia menambahkan, Kota Semarang memiliki modal sosial yang kuat.

Misalnya saja, kata dia, ketika terjadi krisis Covid-19 kohesi sosial muncul.

Dengan modal sosial ini, ia yakin Kota Semarang mampu menghadapi ancaman resesi yang dimungkinkan terjadi tahun depan.

"Namanya modal itu bukan hanya modal fisik, dalam diri kita ini ada modal SDM dan modal sosial.

Sesuatu nilai tadi bisa dikonversi jadi nilai yg lain, itu yang disebut modal. syarat kedua itu nilai yang dikonversi memberikan nilai tambah," sebutnya.

Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang Rukiyanto memaparkan, pergerakan ekonomi di Kota Semarang tergolong positif.

Hal ini menjadikan optimisme untuk menghadapi resesi yang kemungkinan kecil terjadi di Semarang.

"Kita arahkan untuk Bansos, pasar murah, pengendalian harga terus-menerus, sehingga yang jadi ketakutan kita di 2023 bisa diantisipasi dengan program kegiatan yang direncanakan," imbuhnya. (idy)

Berita Terkini