Guru Berkarya

Penguatan Karakter Gotong Royong dalam Pembelajaran Pkn Berbasis Kearifan Lokal

Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yuni Kurniawati, S.Pd.I., Guru MIN 1 Rembang

Oleh: Yuni Kurniawati, S.Pd.I., Guru MIN 1 Rembang

Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru sama sekali karena sejak tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Satuan pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki sistem, infrastruktur, dan dukungan ekosistem Pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari perkotaan sampai pedesaan. Sudah banyak pendidikan karakter baik yang dikembangkan sekolah, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan untuk memastikan agar proses pembudayaan nilai-nilai karakter berjalan dan berkesinambungan.

Tujuan program penguatan pendidikan karakter gotong royong khusus nya sedekah jum’at  yang dilakukan di MIN 1 Rembang adalah untuk menanamkan pembentukan nilai-nilai karakter bangsa ke peserta didik efektif melalui lembaga pendidikan dengan prioritas nilai-nilai tertentu yang akan menjadikan proses pembelajaran, pemahaman, pengertian dan praktik, sehingga. Hal ini sesuai dengan Mata Pelajaran PPKN dan pengamalan Pancasila sial ke 2 Kemanusiaan yang adil dan beradab. Pendidikan karakter gotong royong mampu mengubah perilaku, cara berfikir, dan cara bertindak, seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas (Khotimah N. D.2019).

Pembentukan karakter sangatlah penting untuk mencapai tujuan gotong royong yang diterapkan di sekolah. Untuk  membangun kepedulian siswa dalam mengerjakan sesuatu baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam menanamkan sikap tanggung jawab pada gotong royong siswa sebagai bentuk penanaman karakter di lingkungan sekolah. Sehingga peningkatan perilaku gotong royong yang ditanamkan pada siswa adalah satu cara pembentukan nilai-nilai karakter gotong royong dalam menciptakan siswa yang berkarakter dalam gotong royong.

Fenomena ini berdasarkan hasil pengamatan  di MIN 1 Rembang yang setiap hari Jumat, semua guru dan peserta didik melakukan sedekah jumat dengan menyisihkan uang seikhlasnya. Pengenalan terhadap kearifan lokal merupakan hal yang sangat positif. Secara tidak langsung kearifan lokal ini telah mencerminkan mata pelajaran PPKn tentang gotong royong kepada  sesama manusia, ,khususnya di lingkungan sekitar MIN 1 Rembang. Hasil sedekah jumat kemudian akan direalisasikan dalam bentuk sembako senilai Rp 100.00 kemudian dibagikan kepada wali peserta didik yang tidak mampu.  Dimana,tujuan dari program ini adalah agar peserta didik  MIN 1 Rembang  terlatih dalam bersedekah dengan menyisihkan sebagian uang jajan mereka. Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggu nya dengan dipandu oleh wali kelas masing-masing dan diikuti oleh ketua kelas masing-masing. 

Perilaku gotong royong khususnya sedekah jumat di lingkungan madrasah  sangat penting yang harus ditanamkan sejak usia dini. Peranan sedekah tiap jumat saat ini sangat penting dalam menghadapi era globalisasi. Hal ini perlu ditanamkan sejak usia anak-anak hingga dewasa baik dirumah, masyarakat, dan sekolah. Di sekolah adalah peran guru dalam melakukan kewajibannya untuk membimbing, mengarahkan, menuntun siswa agar suatu pekerjaan dapat berlangsung dan tidak membutuhkan waktu yang cukup lama.

Bentuk-bentuk perilaku gotong royong di madrasah yang ada di MIN 1 Rembang seperti bersedekah di hari jumat bertujuan agar dapat mengurangi dampak yang diakibatkan modernisasi. Strategi yang dilakukan guru dalam penanaman dan peningkatan gotong royong siswa di MIN 1 Rembang melalui substansi pembelajaran, dan pemberian penghargaan. Manfaat dari strategi yang dilakukan adalah untuk memberikan motivasi dalam menerapkan perilaku gotong royong. Perilaku ini sangat efektif dan contoh yang nyata dalam perilaku gotong royong sekaligus penerapan Pendidikan karakter kearifan lokal.

Berita Terkini