Teliti PIAUD di Sekitar TPA Jatibarang, Sofa Muthohar Raih Gelar Doktor

Penulis: rustam aji
Editor: rustam aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sofa Muthohar (4 dari kanan) foto bersama dengan para penguji usai menjalani sidang ujian doktor dalam Studi Islam di Ruang Promosi Doktor Lantai 3 Kampus 1 UIN Walisongo, Rabu (21/12/2022).

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Persoalan kerusakan lingkungan yang memunculkan berbagai problem kehidupan, menarik perhatian Sofa Muthohar untuk menelitinya. Terutama terkait bagaimana menumbuhkan dan menanamkan karakter sejak dini kepada anak yang masih berada di Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) agar mereka peduli terhadap lingkungan sekitar.

“Karakter peduli lingkungan harus ditanamkan sejak dini. Peran Pendidikan agama Islam sangat penting dalam menumbuhkan karakter religius, kreatif dan peduli lingkungan,” jelas Sofa Muthohar saat ujian doktor dalam Studi Islam di Ruang Promosi Doktor Lantai 3 Kampus 1 UIN Walisongo, Rabu (21/12/2022).

Hal itulah yang melatarbelakangi Sofa Muthohar untuk membuat disertasi berjudul “Model Pendidikan agama dalam Pembentukan Karakter Religius, Kreatif, dan Peduli Lingkungan di PIAUD sekitar Tempat Pembungan Akhir Sampah (TPA) Jatibarang, Kota Semarang.”

Di hadapan para penguji yang terdiri dari Prof. Dr. H. Abdul Ghofur, MAg (ketua sidang); Dr Fihris, MAg (sekretaris sidang); Prof. Dr. Fatah Syukur MAg; Moh. Yasir Alimi, MA, Ph.D; Prof. Dr. Zubaedi, MAg, M.Pd; Dr. Darmuin, MAg, dan Dr. Raharjo, Med.,St, menyampaikan bahwa berdasar hasil penelitiannya menunjukkan: pelaksanaan Pendidikan Islam anak usia dini dalam pembentukan karakter religius, kreatif dan peduli lingkungan di PIAUD sekitar TPA Jatibarang dilaksanakan secara integrative antara karakter religius, sopan santun (akhlak al karimah) terhadap Allah Swt, menusia, kreativitas dan karakter peduli lingkungan.

Kemudian, hasil penelitian ini menurut Sofa Muthohar menunjukkan adanya model kompetitif kooperatif integrative yang digunakan oleh Lembaga Pendidikan RA, seperti RA Al Hidayah, RA Imama dan RA Hj. Sri Musiyarti di sekitar TPA Jatibarang, memberikan kontribusi teori Pendidikan karakter.

“Pola kompetitif-kooperatif pada tiga Lembaga Pendidikan yang menjadi objek penelitian, juga menjadikan anak kreatif dan dinamis dan integrative mampu mengintegrasikan karakter dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi, misalnya memanfaatkan sampah menjadi mainan yang kreatif,” tandasnya.

Dari hasil penelitian itu pula, Sofa Muthohar menyimpulkan bahwa model Pendidikan nilai secara kompetitif-kooperatif dan integrative (KKI), bisa menjadi embrio model Pendidikan Agama Islam yang menfokuskan pada upaya menumbuhkan karakter kreatif dan peduli lingkungan di era global, sehingga dapat berkontribusi terhadap pengurangan pemanasan global.

“Atas dasar itu, bila model Pendidikan itu diterapkan kepada PIAUD, baik yang berada di lingkungan sekitar TPA ataupun tidak, mampu menumbuhkan kesadaran anak-anak untuk peduli pada kebersihan. Apabila hal ini dilakukan secara merata di Indonesia, tak mustahil dapat mengurangi global warming,” ungkap Sofa Muthohar.

Atas keberhasilan penelitian itu, para juri Sidang Doktor memutuskan secara sepakat Sofa Muthohar berhak atas gelar doctor di bidang Studi Islam. “Kini saudara Sofa Muthohar berhak menyandang doktor. Atas raihan ini, kami berharap saudara Doktor Sofa Muthohar tidak sombong dan mampu mengimplementasikan ilmu ke masyarakat luas,” pesan Prof. Dr. Fatah Syukur, MAg mewakili para penguji. (aji)

Berita Terkini