TRIBUNJATENG.COM,BREBES - Fakta lengkap suami bunuh istri di Brebes, Jawa Tenga.
Peristiwa itu terjadi Jumat (27/1/2023) pagi dimana pelaku yakni Dedi Priyanto (37), mengaku mendapatkan bisikan.
Setelah membunuh istrinya, SA (26), pelaku kemudian datang ke rumah kakaknya untuk meminta maaf.
Pelaku saat ini telah ditangkap dan diamankan di Mapolres Brebes
Baca juga: Hati Hancur, Ibu Mahasiswa UI Korban Tewas Kecelakaan jadi Tersangka Tak Mau Nangis di Depan Polisi
Baca juga: Fakta Lengkap Perampokan di Rumah Dinas Walikota Blitar, Peran hingga Bagian yang Didapat Samanhudi
Berikut fakta lengkapnya.
Dibunuh dengan cara dicekik
Pelaku tega membunuh istrinya SA (26) dengan cara dicekik.
Kasatreskrim Polres Brebes, AKP I Dewa Gede Ditya mengatakan, pihaknya menerima laporan kasus suami bunuh istri tersebut pagi tadi, pukul 06.30 WIB.
Setibanya di TKP, ditemukan sesosok perempuan tergeletak di atas kasur dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
"Kemudian kami lakukan olah TKP melibatkan medis. Pada tubuh korban ditemukan beberapa luka, luka cekikan di leher," katanya.
AKP Dewa menjelaskan, hasil olah tim medis, korban dinyatakan sudah meninggal dunia delapan jam sebelumnya.
Pihaknya saat itu langsung mengamankan DP, pelaku pembunuhan yang merupakan suami korban.
Terkait motif, pihaknya masih melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap pelaku.
"Jadi kami masih melakukan pemeriksaan secara intensif kepada pelaku, yang mana saat ini tengah dimintai keterangan oleh penyidik," jelasnya.
Sesampainya di Mapolres Brebes, pelaku Dedi Priyanto langsung digelandang oleh penyidik ke ruang Resmob.
Saat diinterogasi, pelaku mengaku melakukan perbuatannya karena mendapat bisikan.
Dia juga mengaku pernah berobat ke rumah sakit jiwa.
Pelaku mengaku membunuh dengam cara memiting dan mencekik korban.
"Karena bisikan," akunya singkat.
Minta maaf ke kakak ipar
Kakak korban, Nasuha (36) mengatakan, ia sangat tidak menyangka adik iparnya tega membunuh istrinya sendiri.
Ia mengatakan, pelaku setelah membunuh istrinya lalu langsung datang menemuinya di rumah.
Pelaku datang dan bilang minta maaf sekira pukul 05.30 WIB.
Pelaku mengaku melakukan pembunuhan karena mendapat bisikan.
"Pagi itu dia bangunin saya terus langsung minta maaf. Mas, saya minta maaf ya.
Lah minta maaf kenapa? Kalau SA sudah saya bunuh," kata Nasuha mengingat percakapan dengan pelaku.
Nasuha mengatakan, pelaku atau adik iparnya dalam dua tahun terakhir memang berbeda, seperti ada gangguan kejiwaan.
Pelaku juga mengonsumsi obat penenang dari dokter.
Saat ada masalah dengan istrinya, pelaku juga sering meminta untuk bercerai, tetapi istrinya tidak pernah mau.
Setahunya pelaku tidak pernah bermain tangan atau memukul.
"Iya suka marah-marah tapi kalau mukul gak pernah. Makanya, saya juga gak nyangka bisa seperti ini," ujarnya.
Kesaksian Pak Lurah
Pelaku saat ini sudah diamankan oleh Tim Resmob Satreskrim Polres Brebes.
Sementara jenazah korban sedang dilakukan autopsi di RSUD Kabupaten Brebes.
Kepala Desa Rengasbandung, Wuryanto mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti kronologis kejadian tersebut.
Tetapi orang yang pertama kali mengetahui kejadian adalah kakak korban, Nasuha (36).
Ia mengatakan, pelaku setelah membunuh istrinya mendatangi kakak korban dan mengakui perbuatannya.
Pelaku datang menemui kakak iparnya itu sekira pukul 05.30 WIB.
"Suaminya itu (red, pelaku) menyampaikan kepada kakak iparnya bahwa telah melakukan pembunuhan," katanya.
Wuryanto mengatakan, korban merupakan asli warga Rengasbandung, sedangkan suaminya adalah pendatang dengan KTP beralamat Kabupaten Bogor.
Pelaku saat ini pun statusnya masih bekerja di salah satu PT yang ada di Bogor.
Mereka memiliki dua orang anak yang masih kecil, perempuan berusia 7 tahun dan laki-laki berusia 3 tahun.
"Pemicunya kita gak tahu, belum ditemukan. Kita masih menunggu karena sedang diselidiki pihak berwajib," ujarnya.
Terkait pelaku memiliki gangguan jiwa, menurut Wuryanto, ia bersama masyarakat lain selama ini melihatnya baik-baik saja.
Tetapi pelaku diketahui mengonsumsi obat-obatan untuk penenang.
Informasinya obat-obatan tersebut berasal dari hasil periksa di Bogor.
Masyarakat pun kurang begitu kenal karena pelaku jarang ada di rumah.
"Kalau yang kita lihat bersama dengan pihak berwajib, itu ada obat penenang. Ada obat penenang yang kurang rutin dikonsumsi," jelasnya. (fba)