Berita Semarang

Alwin Basri Masih Teringat Saat Istrinya Terjun di Kancah Politik Hingga Jadi Wali Kota Semarang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala LKPP RI, Hendrar Prihadi, dan istrinya Krisseptiana Hendrar Prihadi menghadiri pelantikan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Keluarga menjadi saksi sejarah perjalanan Ir, Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu, M.Sos hingga akhirnya menduduki jabatan sekarang sebagai Wali Kota Semarang.

Banyak hal yang telah dilalui, seperti yang diceritakan DR. Ir. H Alwin Basri, MM, MIKom. 

Suami dari Wakil Walikota Semarang, Ir, Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu, M.Sos itu mengungkapkan, adaptasi dengan lingkungan kerja baru menjadi tantangan yang dirasakan istrinya ketika awal terjun ke dunia politik, sebagai Wakil Walikota Semarang. 

Baca juga: Cerita Pengalaman Kerja Bareng Mbak Ita Selama 7 Tahun, Hendrar Prihadi: Pekerja Keras!

Wajar saja, keluarga menyadari bahwa bekerja di lingkungan politik merupakan hal baru baginya.

Sehingga dibutuhkan waktu untuk bisa nyetel dengan perangkat pemerintahan yang ada. 

Sebelum merambah dunia politik dan menjadi Wakil Walikota Semarang Mbak Ita, demikian sapaan akrab  Ir, Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu, M.Sos diketahui lama berkecimpung di dunia perbankan.

Total 14 tahun, ia bekerja di bank  dan sekira satu dekade mengelola Blok Cepu. 

Di 2014 kontraknya untuk mengelola Blok Cepu selesai dan dirinya hendak dipromosikan ke Ibu Kota Jakarta.

Namun tawaran tersebut tidak diterimanya dan Ita lebih memilih hijrah mencoba keberuntungan di dunia politik sebagai calon kepala daerah Kota Semarang.
 
Alwin mengaku sempat ragu dengan keputusan tersebut, ia mengaku pernah melontarkan sebuah pertanyaan kepada istrinya apakah mampu bekerja di tempat yang tidak seperti biasa dilakukan.

Baca juga: Ribuan Porsi Makanan Mewarnai Pelantikan Mbak Ita Saat Pesta Rakyat di Balai Kota Semarang

Namun melihat kesungguhan hati istrinya, Alwin pun mendukung dan ikut mendorong istrinya tampil di percaturan politik tanah air. 

“Kalau saya mendorong, saya sempat menanyakan nanti blusukan ke pasar, sawah, beda lo dengan kantoran yang identik dengan ruang kerja yang harum bersih. Akhirnya pelan-pelan bisa,” kata Alwin Basri. 

Begitu pun dengan anaknya yang ikut mendukung setiap langkah serta keputusan yang diambil Mbak Ita.

Menurut Alwin, anaknya memiliki jiwa saling menghormati, dan tidak mau ada pertentangan.

Sehingga ia menghargai keputusan Ita tampil menggeluti profesi baru di pilkada. 

Halaman
123

Berita Terkini