TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - SMP 1 Muhammadiyah Kudus menggelar lomba coding dan esport Mobile Legends (ML) untuk siswa SD dan MI se-Kabupaten Kudus, Kamis (9/2/2023). Lomba yang digelar ini bertujuan menumbuhkan bakat di bidang teknologi sembari menyikapi perkembangan zaman di era digital.
Kepala SMP 1 Muhammadiyah Kudus, Ali Zamroni, mengatakan, lomba Mobile Legends ini diikiti oleh 24 tim atau sebanyak 135 siswa dari 23 SD dan MI di Kabupaten Kudus. Masing-masing tim ada yang beranggotakan 5 siswa ada yang 6 siswa.
Sementara untuk lomba coding diikuti oleh 80 siswa yang akan digelar pada Sabtu mendatang. Semula targetnya yakni 50 siswa. Berhubung banyak desakan dari calon peserta untuk ikut kompetisi akhirnya kuota ditambah.
"Untuk lomba coding sebelumnya kami gelar workshop bagi peserta satu hari selama 3 jam. Kami ajari coding supaya saat lomba tidak gagap dan bisa berlangsung lancar," kata Ali Zamroni.
Dalam kompetisi nanti peserta ditantang untuk memhuat coding for game. Di sisi lain untjk codibg sendiri ada beberapa klasifikasi. Misap coding for game, coding for web, coding for android, dan coding for robotic.
"Coding for game adalah yang paling sederhana," kata dia.
Baik kompetisi coding maupun Mobile Legends merupakan yang pertama digelar SMP 1 Muhammadiyah Kudus. Kompetisi ini sekaligus untuk meneguhkan bahwa SMP 1 Muhammadiyah Kudus merupakan sekolah coding.
"Rencananya setiap tahun akan kami gelar lomba coding dan esport secara rutin," kata Ali Zamroni.
Ali Zamroni melanjutkan, kompetisi berbasis teknologi dan gim ini untuk mewadahi bakat belia dalam dunia esport dan coding. Esport memang berbasis gim. Dan yang menjadi kasunyataan adalah anak-anak sekarang lebih dekat dengan dunia tersebut.
"Pertama wahana mewadahi anak-anak. Talenta muda kalau tidak diarahkan bahaya. Apalagi gim jadi cabang olahraga resmi bahkan tingkat Asia Tenggara," katanya.
Kemudian kompetisi tersebut merupakan bagian dari memberikan pemahaman orangtua agar tidak memandang sebelah mata anak-anak yang dekat dan sering bermain gim. Anak-anak butuh diarahkan.
"Teknologi tidak bisa dilawan yabg bisa kita lakukan adalah menyikapi. Agar tidak mengarah ke hal negatif," kata dia.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kudus, Harjuna Widada, mendukung kompetisi tersebut. Gim dan teknologi sudah menjadi bagian dati tumbuh kembang anak. Untuk itu anak tetap harus mendapatkan pendamlingan dari guru saat di sekolah. Begitu saat di rumah orangtua juga harus tetap melakukan pendampingan.
"Supaya anak pegang hape untuk kegiatan yang positif. Ini salah satunya diadakan di SMP 1 Muhammadiyah Kudus," kata Harjuna.
Salah seorang peserta lomba, Al Abror Hanif Santosa, siswa kelas 6 MI 2 Muhammadiyah Kudus mengaku senang dengan adanya kompetisi tersebut. Dalam satu timnya ada 5 siswa. Sehari-hari dia dan satu timnya sering bermain bersama tanpa menggangu jam belajar.
"Ini lomba baru pertama. Besok harapannya digelar lagi," katanya.
Siswa lainnya, Ardan Lingga Abirawan siswa kelas 6 SD 3 Purwosari juga senada. Dia senang dengan adanya kompetisi Mobile Legends. Ke depan jika da kompetisi serupa dia akan ikut bersama satu timnya. (*)