TRIBUNJATENG.COM - Mahasiswa KKN Reguler Tim 1 Undip 2023 Tim Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten melakukan pengolahan sampah dapur menjadi cairan serba guna atau eko-enzim demi mengatasi permasalahan sampah di Desa Tumpukan.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia mencatat hingga tahun 2021, timbunan sampah di Indonesia mencapai 29,8 juta ton.
Permasalahan timbunan sampah ini salah satunya terjadi pada Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten. Desa Tumpukan belum memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk sampah.
Akibatnya, masyarakat kerap kali membuang sampah di sungai atau membakarnya.
Hal ini tentunya tidak dapat dibenarkan karena apabila masyarakat terus membuang sampah di sungai akan menimbulkan permasalahan baru seperti banjir akibat sungai yang tersumbat sampah dan juga air sungai yang tercemar.
Begitu pula apabila masyarakat membakar sampah, hal ini juga akan menimbulkan pencemaran udara. Oleh karena itu, timbunan sampah merupakan permasalahan yang harus dielesaikan bersama.
Salah satu jenis sampah yang banyak dihasilkan oleh masyarakat Desa Tumpukan adalah sampah organik. Sampah organik dapat berupa sampah dapur seperti sisa-sisa kulit buah, kulit telur, sisa potongan sayur, sisa nasi basi, roti berjamur, ampas teh, dan kopi.
Melihat hal ini, mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan KKN Reguler Tim 1 Undip 2023 yang bertempat di Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten berinisiatif untuk melakukan pengolahan sampah organik menjadi eko-enzim.
Eko-enzim adalah hasil dari fermentasi sampah dapur menjadi bahan yang mempunyai banyak manfaat. Secara umum, eko-enzim memiliki banyak manfaat.
Misalnya sebagai pupuk cair organik tanaman, campuran deterjen, pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak, dan sebagai bahan campuran untuk membantu melancarkan peredaran darah.
Pembuatan eko-enzim merupakan titik terang dari permasalahan tumpukan sampah di Desa Tumpukan. Pada hari Kamis (02/02/2023), mahasiswa KKN Reguler Tim 1 Undip 2023 Tim Desa Tumpukan melakukan sosialisasi dan workshop terkait pembuatan dan pemanfaatan eko-enzim kepada masyarakat Desa Tumpukan. Sasaran yang ingin dicapai adalah kepada kelompok tani Dusun Jatimulyo, Desa Tumpukan.
Sosialisasi ini bertempat di posko kelompok tani Dusun Jatimulyo. Diawali dengan workshop tata cara pembuatan eko-enzim. Mahasiswa KKN menjelaskan bahwa eko-enzim dapat dibuat dengan cara mencampurkan limbah dapur organik, gula, dan air dengan persentase perbandingan 3:1:10.
Selanjutnya dilakukan proses fermentasi. Proses pembuatan eko-enzim tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasi sehingga efektif dan efisien.
Selain itu, pembuatan eko-enzim juga menghemat tempat pengolahan dan dapat diterapkan di rumah. Tidak hanya itu, proses pembuatan eko-enzim tidak memerlukan bak komposter dengan spesifikasi tertentu dan dapat menggunakan botol bekas air mineral.
Workshop pembuatan eko-enzim merupakan langkah progresif bagi mahasiswa untuk berkontribusi nyata kepada masyarakat.
Hal ini merupakan cerminan konkrit dari tri dharma perguruan tinggi. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah untuk mengatasi mengatasi permasalahan lingkungan di Desa Tumpukan.(*)