TRIBUNJATENG.COM, BATANG -  Puluhan pelajar SMAN 2 Batang berupaya mempertahankan seni dan budaya asli Jawa, melalui pementasan sendratari.

Ada berbagai tema yang dipentaskan mulai dari sendratari Ramayana, legenda Roro Jonggrang, kisah terbentuknya Kawah Sikidang hingga sejarah berdirinya Kabupaten Batang melalui kisah Ki Bahurekso bersama Dewi Rantamsari.

Kepala SMAN 2 Batang Sugeng mengatakan  maraknya pelajar yang terlalu menggandrungi budaya manca, yang dikhawatirkan akan mengikis seni budaya lokal, sehingga dengan pementasan berkonsep pelestarian budaya Nusantara, khususnya Jawa ini sebagai upaya untuk melestarikannya.

“Pagelaran ini tidak serta merta merealisasikan bakat dan minat anak didik dalam berkesenian, namun juga untuk mengedukasi agar lebih mencintai budaya sendiri,” tuturnya.Rabu (15/2/2023).

Di sisi lain, pagelaran tersebut juga sangat selaras dengan program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

“Anak-anak kami sudah dilatih kemandirian, kolaborasi, kreativitas, komunikasi, gotong-royong, cinta tanah air dan akhlak mulia, jadi walaupun kelas XII ini belum menggunakan Kurikulum Merdeka, namun implementasinya sudah menerapkan P5,” jelasnya.

Selama proses pembelajaran, anak didik dibekali materi seni rupa dan seni tari.

“Bagi yang gemar seni rupa kami arahkan mereka untuk mengaplikasikan dalam bentuk mural di tembok-tembok sekolah yang masih kosong,” imbuhnya.

Dalam mural tersebut, dapat dimanfaatkan untuk menyosialisasikan bahaya penyalahgunaan Narkoba maupun mengedukasi anak agar mencintai budaya lingkungan yang bersih dan cinta tanah air serta lainnya.

Kepala Disparpora Batang, Yarsono mengapresiasi pagelaran tersebut karena mengaplikasikan program Ekraf, salah satunya seni pertunjukan.

“Dari awal kami menyaksikan penampilan adik-adik SMA 2, memang luar biasa, karena menjiwai peran yang dibawakan. Gerak, alur dan musik sudah serasi,” imbuhnya.

Pemkab Batang selalu mendukung kegiatan bernuansa seni budaya. Tahun lalu telah menggelar sendratari khas Batang.

“Tahun ini rencananya kami akan menggelar even seputar Ekraf, di antaranya seni tari,” tandasnya.

Yarsono juga mengapresiasi keragaman pementasan yang ditampilkan, satu di antaranya yang menarik adalah kisah Ki Bahurekso dan Dewi Rantamsari yang merupakan bagian dari sejarah lahirnya Kabupaten Batang. (*)