Gempa

Kisah Fauzan Lari Gendong Anak Hujan-hujan Saat Gempa Kulon Progo Yogyakarta

Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Selain di Kulon Progo Yogyakarta, gempa bumi M 2.6 juga terjadi di wilayah Kebumen malam ini pada pukul 19.52 WIB.

TRIBUNJATENG.COM, KULONPROGO - Seorang warga memberikan kesaksian detik-detik terjadinya gempa Kulon Progo Yogyakarta.

Gempa magnitudo 5,2 mengguncang Kulon Progo dan kabupaten/kota lainnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (17/3/2023).

Peristiwa yang berlangsung pada pukul 19.05 WIB ini ternyata juga dirasakan warga di luar DIY, antara lain Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur; dan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

Baca juga: Kulon Progo Diguncang Gempa 5,2 Magnitudo, BMKG: Merupakan Gempa Dangkal, Tak Berpotensi Tsunami

Baca juga: Melihat Bangunan Masjid Baitunnur Blora yang Dibangun Sejak Tahun 1772

Di Ponorogo, getaran disebut terasa kencang.

Hal ini disampaikan Ahmad Fauzani, warga Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan.

“Pas selesai azan Isya terasa gempa. Lumayan juga getarannya,” ujarnya, dikutip dari Tribun Jatim.

Fauzani mengatakan, saat gempa terjadi, di tempat tinggalnya sedang hujan.

Ketika merasakan getaran gempa, Fauzan langsung membawa anaknya yang berusia 2 tahun keluar rumah meski tengah hujan.

“Pas hujan rintik, saya gendong saja anak saya. Dirasa aman baru balik ke rumah.

Setelah cek ternyata di Kulon Progo,” ucapnya.

Hal senada juga dialami Sehatita, warga Kecamatan Wonogiri.

Sewaktu gempa terjadi, dia sedang berada di dalam rumah sambil menikmati kopinya.

Sahetita juga mengaku merasakan guncangan kuat, tetapi durasinya singkat.

"Sempat panik, lalu lari keluar rumah, tapi tidak bisa jauh karena kondisinya sedang hujan," ungkapnya, dilansir dari Tribun Solo.

Warga di sekitaran rumah Sahetita juga keluar rumah. Warga lantas membunyikan kentongan sebagai pertanda situasi genting.

Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini berkedalaman 10 kilometer atau gempa dangkal.

Adapun lokasi gempa berada di laut pada jarak 126 kilometer arah barat daya Kabupaten Kulon Progo.

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa dipicu oleh aktivitas subduksi.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi," tuturnya.

Daryono menurukan, berdasarkan hasil pemodelan, menunjukkan bahwa gempa magnitudo 5,2 ini tidak berpotensi tsunami.

Dia menjelaskan, gempa Kulon Progo juga terasa di daerah lain dengan skala intensitas III MMI (Modified Mercally Intensity) berbeda.

Di Jawa Timur, seperti Kediri, Karangkates, Nganjuk; serta beberapa kabupaten dan kota di Jawa Tengah, yakni Klaten, Banjarnegara, Wonogiri, Wonosobo, dan Solo, gempa dirasakan dengan skala intensitas II MMI.

BMKG mengimbau masyarakat supaya menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," jelas Daryono. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Detik-detik Gempa Kulon Progo, Ahmad Gendong Anak Keluar Rumah walau Hujan, Warga Wonogiri Bunyikan Kentongan"

Berita Terkini