TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Di tengah membanjirnya produk sintetis, furniture berbahan alam masih diminati sampai sekarang.
Siapa bilang mebel berbahan rotan yang dipakai sejak zaman nenek moyang sudah punah.
Mebel itu masih eksis sampai sekarang meski digempur produk pabrikan.
Baca juga: Temani Terry dan Nesta Jalan-jalan, Erick Thohir Berhasil Memikat Bek Chelsea Borong Tas Rotan UMKM
Buktinya, di Desa Trangsan Sukoharjo, industri kerajinan rotan tak pernah ada matinya.
Ratusan UMKM perajin rotan di desa itu masih aktif menerima pesanan.
Produk berbahan rotan rata-rata berupa perabot rumah, misal meja, kursi, hingga lemari.
Keahlian warga membuat mebel berbahan rotan didapat secara turun temurun.
Industri kerajinan rotan di desa itu sudah ada sejak zaman Kasunanan Surakarta, sejak desa itu dipimpin Demang Wongso.
"Sekarang sudah generasi ke empat, " kata pegiat UMKM Desa Trangsan Indriani Susilowati, Senin (27/3/2023)
Meski jadi sentra produksi kerajinan rotan, desa itu bukan lah penghasil tanaman tersebut.
Bahan rotan disuplai dari Sulawesi dan Kalimantan yang masih punya banyak hutan tanaman rotan.
Oleh para pengrajin, bahan itu diolah menjadi berbagai produk kerajinan.
Industri ini mampu menyerap banyak tenaga kerja. Satu UMKM skala rumahan bisa memperkerjakan 3 sampai 8 orang, atau 20 orang untuk skala perusahaan kecil.
Sementara ada seratusan UMKM yang menekuni usaha rotan di desa ini. Keberadaan UMKM rotan mampu menopang perekonomian warga.