TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Sejauh ini, baru dua korban dukun pengganda uang Banjarnegara, Slamet Tohari atau Mbah Slamet yang teridentifikasi.
Mereka adalah Paryanto warga Sukabumi dan Mulyadi asal Palembang.
Sementara sembilan mayat lain belum teridentifikasi.
Paryanto merupakan korban terakhir yang pada gilirannya mengungkap kasus pembunuhan berantai ini.
Sebelum minum racun dari Mbah Slamet, ia sempat WA anaknya, mengabarkan lokasi ia berada.
Baca juga: Reaksi Korban Mbah Slamet Dukun Banjarnegara Begitu Minum Racun, 5 Menit Kemudian Langsung Meninggal
Baca juga: Penampakan Rumah Mewah Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang yang Bunuh 12 Orang di Banjarnegara
Polisi sejauh ini telah menemukan 12 jasad dari berbagai liang berbeda dari area kebun milik tersangka.
Dua jasad telah teridentifikasi, sisanya masih polisi dalami.
"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama Mulyadi dan pacarnya dikubur di liang yang sama," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi di kantornya,Kota Semarang, Rabu (5/4/2023).
Para korban lainnya dipendam oleh tersangka dibagi ke dalam beberapa liang.
Menurut pengakuan tersangka, korban Paryanto (53) asal Sukabumi dikubur di liang nomor 1.
Satu warga asal Gunung Kidul laki-laki dikubur di liang nomor 2.
Dua warga Tasikmalaya laki-laki dan perempuan dikubur di liang nomor 3.
Dua warga Jakarta laki-laki dan perempuan dikubur liang nomor 4.
Dua warga Palembang atas nama saudara Mulyadi dikubur liang sama bersama kekasihnya di liang nomor 5.
Dua warga Jogja dikubur di liang sama di liang nomor 6.
"Tiap dua jenazah Dikubur di lima liang berbeda. Sisanya ada di tiap satu liang," imbuh Kapolda.
12 belas jasad tersebut telah diperiksa oleh tim forensik Polda Jateng.
Selain dua mayat yang sudah terindentifikasi atas nama Paryanto dan Mulyadi, sembilan mayat belum terindentifikasi.
Polisi sejauh ini hanya mendeteksi sembilan mayat sisanya yakni enam laki-laki umur 40-50 tahun dan tiga perempuan umur 25-35 tahun.
"Di masing-masing liang didapati botol Aqua. Secara medis mati lemas tidak ada unsur kekerasan," terang Kapolda.
Ia meminta kepada masyarakat yang merasa kehilangan keluarga supaya menghubungi polisi terutama dari daerah yang disebut tersangka.
"Tidak harus di Banjarnegara, bisa di polres wilayah kami, nanti untuk dilakukan pengambilan data antemortem," paparnya.
Kasus tersebut terbongkar berasal dari pesan WhatsApp korban Paryanto kepada anaknya.
Anaknya lantas melapor ke polisi, setelah diinterogasi, tersangka Slamet Tohari mengaku telah membunuh lima orang.
Para korbannya dikubur di lokasi sama di jalan setapak area perkebunan dusun Balun, Wanayasa, Banjarnegara.
"Awalnya mengaku lima, setelah dibongkar ternyata ada sembilan mayat," ucap Kapolda. (Iwn)