TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Total klaim asuransi pertanian padi yang puso di Kabupaten Kudus akibat banjir pada akhir 2022 disetujui sebesar Rp 1,25 miliar.
Total klaim tersebut diberikan untuk 16 klaim dengan area pertanian seluas 344,51 hektare.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertanpangan) Kudus, Dewi Masitoh, mengatakan, jumlah petani yang akan mendapat klaim yakni sebanyak 682 petani.
Baca juga: Jeritan Petani di Undaan Kudus, Sudah 2 Pekan Sawah Terendam Banjir, Batang Padi Busuk, Teracam Puso
Klaim tersebut sudah bisa dicairkan via masing-masing kelompok tani.
“Untuk pencairan saat ini petani harus datang ke kantor PT Jasindo di Semarang sebagai pelaksana program AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi),” kata Dewi Masitoh.
Untuk nilai masing-masing klaim asuransi berbeda-beda menyesuaikan dengan luas tanaman padi yang puso.
Selain itu pengajuan klaim juga harus disetujui.
Misalnya kalau ada kelompok tani yang mengajukan klaim untuk lahan padi yang puso seluas 50 hektare dengan taksiran kerugian sebesar Rp Rp 65,58 hektare dan yang disetujui seluas 43,06 hektare dengan nilai Rp 54,6 juta, maka yang dicairkan adalah nominal terakhir yang disetujui.
Jumlah klaim sebanyak itu memang belum sepenuhnya mencakup pengajuan klaim AUTP di Kudus.
Bagi kelompok tani yang belum disetujui, diminta untuk bersabar dan menunggu tahapan.
Di antara tahapannya yakni dari Jasindo ada yang mengkroscek langsung ke lahan padi yang mengalami puso kemudian melakukan verifikasi.
“Selebihnya Jasindo pusat yang memiliki kewenangan yang berhak memutuskan pengajuan klaim tersebut,” katanya.
Baca juga: Respons Petani Temanggung Ganjar Pranowo Maju Jadi Capres: Rambut Putih Wani Nggetih
Kemudian untuk petani yang tidak mengikuti program AUTP diajukan oleh pihak Dispertanpangan untuk mendapatkan bantuan benih karena dampak perubahan iklim.
Pengajuan bantuan benih tersebut ditujukan kepada Kementerian Pertanian.
“Mudah-mudahan lebih banyak petani yang mengikuti program AUTP karena memiliki manfaat cukup besar, misalnya saat terjadi serangan hama atau banjir,” katanya. (goz)