Berita Semarang

Dilema Pedagang Ecer Gas Elpiji Melon Wajib Pembelian Tunjukkan KTP

Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tampak LPG di salah satu toko di jalan Wotgandul Semarang, Jumat (2/6/2023).

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pedagang ecer gas elpiji melon atau LPG 3 kilogram mengeluhkan adanya penurunan penjualan yang terjadi secara drastis. Pasalnya, penurunan penjualan itu terjadi setelah adanya aturan pembelian dengan menunjukkan KTP.

Hal itu di antaranya diakui Lilik, pedagang ecer di jalan Wotgandul Semarang. Lilik mengaku kini penjualannya menurun 50 persen.

Menurut dia, banyak di antara pelanggannya yang tak mau lagi membeli elpiji 3 kilogram di tokonya karena syarat menunjukkan KTP.

"Saya punya langganan di tiga pangkalan, kalau mau dapat suplai, semuanya minta KTP. Otomatis saya minta ke pelanggan saya. Tapi kendalanya, pelanggan di tempat saya tidak mau. Mereka banyak yang kabur, takut dikira untuk diikutkan pinjam online (Pinjol).

Penjualan sepi, berkurang banyak. Dulu antara 50-60 tabung perhari ini, ini hanya 30 tabung," keluh Lilik, Jumat (2/6/2023).

Di sisi lain, Lilik menyadari memang pembelian LPG 3 Kg ini harusnya melalui agen resmi. Namun ia yang sudah berjualan elpiji ecer bertahun-tahun itu mengaku dilema sebab itu sudah menjadi mata pencahariannya.

Ia menginginkan adanya solusi agar tetap bisa berjualan dan tidak membuat khawatir pembeli.

"Pelanggan saya warga sekitar sini dan belinya juga satu-satu. Inginnya ya jangan ada syarat yang ribet," ujarnya.

Pedagang lain, Setiabudi mengatakan, syarat pembelian elpiji melon menggunakan KTP awalnya cukup dianggap rumit oleh pelanggan.

Selain rumit, kata dia, pelanggan juga banyak yang khawatir apabila data mereka disalahgunakan untuk mendaftar pinjaman.

Setiabudi mencoba meyakinkan pelanggan bahwa data itu hanya digunakan sebagai syarat pemenuhan suplai.

"Waktu saya minta, banyak yang ngeluh. Tapi ya bagaimana, KTP dan KK yang terdaftar di tempat pangkalan yang suplai ke kami itu harus sesuai. Saya yakinkan itu untuk mendapat suplai seperti yang diharapkan konsumen," ujarnya.

Setiabudi lebih lanjut mengatakan, di tokonya, ia hanya minta data tersebut satu kali ke pelanggan.

Ia menyebutkan, di tengah adanya aturan ini, pasokan yang ia terima berkurang.

"Berapapun dia isi saya terima, karena memang harus sesuai KTP. Pasokan berkurang hampir 50 persen," sebutnya.

Terkait dengan harga elpiji melon sendiri sejauh ini diakui pedagang masih stabil. Lilik dan Setiabudi menyebutkan, gas elpiji dijual secara ecer dengan kisaran Rp 19.000-Rp 20.000/tabung.

Sementara itu, di pangkalan, harga elpiji melon dijual dengan harga Rp 15.500.

Hal itu diakui Lusi, admin di SPBU Pengapon Semarang.

Menurut Lusi, di SPBU tempatnya bekerja itu mendapat pasokan 150 tabung per minggu dengan total pengiriman sebanyak tiga kali.

Ia menyebut, untuk syarat pembelian gas subsidi ini yakni membawa KTP dan KK tiap kali beli.

"Warga yang beli ke sini bawa KTP, nanti scan barcode terus keluar dengan nama NIK-nya dapat yang kategori rumah tangga atau (usaha) mikro. Kalau rumah tangga, beli 1. Tapi kalau mikro, bisa beli lebih dari satu atau biasanya bisa 2," sebut Lusi.

Disebutkan Lusi, terkait dengan syarat menunjukkan KTP dan KK sendiri sudah dianggap biasa oleh warga sekitar.

Kendati tidak dipungkiri, penjualan juga diakuinya menurun.

"Mereka oke-oke saja, sudah tau semua. Mereka itu yang penting ada barang.

Kalau penjualan, ini memang lagi sepi, banyak yang mengeluh karena warungan lagi sepi.

Dulu (penjualan per hari) sampai 150 tabung. Sekarang sekitar 50 tabung," terangnya.

Di sisi itu, Lusi menyebutkan, terkait dengan harga gas elpiji nonsubsidi juga stabil. Gas elpiji 5,5 kilogram dijual dengan harga Rp 105.000 dan 12 kilogram Rp 223.000. 

Terpisah, Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa akan melakukan uji coba pencocokan data dan transaksi digital LPG 3 kg. Hal itu guna mendukung penyaluran LPG bersubsidi sampai ke masyarakat yang berhak dan sebagai upaya pendistribusian LPG Subsidi 3 Kg yang lebih tepat sasaran.

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho mengungkapkan, uji coba itu mulai 1 April 2023 di sub penyalur atau pangkalan resmi LPG 3 kg di empat kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kota Semarang, Kota Magelang, Kota Salatiga, dan Kota Tegal. 

Ia menyebutkan, uji coba ini didasarkan Surat Menteri ESDM No. T-170/MG.05/MEM.M/2022 tanggal 6 Juni 2022, Keputusan Menteri ESDM No. 37.K/MG.05/MEM.M/2023 tanggal 27 Februari 2023, dan Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM No. 99.K/MG.05/DKM/2023.

"Tujuan program ini adalah sebagai upaya pendistribusian LPG Subsidi 3 Kg yang lebih transparan dan tepat sasaran, Pertamina menguji coba skema transaksi pencocokan data digital di pangkalan resmi. Pencocokan data digital akan membantu pencatatan di Pangkalan sehingga penyaluran LPG 3 Kg lebih akuntabel/transparan," kata Brasto dalam keterangannya.

Brasto lebih lanjut memaparkan, pencocokan data konsumen rumah tangga dan usaha mikro dilakukan di sub penyalur atau pangkalan resmi LPG 3 kg  tanpa perlu penggunaan atau memilki smartphone atau gadget milik konsumen. 

"Infrastruktur digital pencatatan disediakan di sub penyalur atau pangkalan resmi LPG 3 Kg," sebutnya.

Dijelaskan, pencocokan data disinergikan dengan data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

"Jika NIK (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) sudah terdata di P3KE dan datanya cocok, konsumen bisa langsung bertransaksi pembelian LPG 3 Kg di sub penyalur atau pangkalan resmi. Namun jika belum terdata, konsumen dapat mendaftarkan NIK KTP dan KK di sub penyalur atau pangkalan resmi dengan pendaftaran hanya dilakukan sekali," terangnya.

"Untuk uji coba saat ini fokus kepada pencocokan dan pendataan konsumen LPG Subsidi 3 Kg secara digital dengan penyaluran sesuai kuota yang telah ditetapkan. Tidak ada yang berbeda dengan skema sebelumnya. Yang berubah hanyalah skema transaksi, dimana ada pencatatan dan pengecekan data secara digital terlebih dahulu sebelum bisa bertransaksi," lanjutnya.

Ia di sisi itu menambahkan, bila konsumen memiliki pertanyaan seputar program program pencocokan data dan transaksi digital LPG 3kg, dapat menghubungi Pertamina Call Center 135 atau website www.mypertamina.id.

Untuk Pertamina Call Center 135 bisa diakses melalui telepon ke 135, video call di aplikasi MyPertamina, chatbot NADIA di aplikasi MyPertamina dan WhatsApp (08111350135), email pcc135@pertamina.com, Instagram @pertamina.135, Twitter @pertamina135, dan Facebook Pertamina Call Center 135.

"Diharapkan dengan adanya program ini, LPG subsidi 3 kg bisa disalurkan dengan lebih tepat sasaran. Kami mengimbau masyarakat yang mampu untuk menggunakan LPG nonsubsidi, seperti Bright Gas 5,5 kg dan Bright Gas 12 kg," imbuhnya. (idy)

Tags:

Berita Terkini