Kisah Pertemuan Nabi Idris AS dengan Malaikat Izrail serta Kecerdikannya
TRIBUNJATENG.COM - Inilah cerita 25 nabi dan rasul untuk anak, kisah tentang kecerdikan Nabi Idris AS yang membuatnya jadi penghuni surga.
Nama asli Nabi Idris AS dilahirkan dengan nama Akhnukh (Henokh).
Beliau dinamakan Idris karena banyak mempelajari kitab-kitab dan mushaf Nabi Adam dan Syits.
Nabi Idris AS dilahirkan di Babylon dan merupakan manusia pertama yang menulis dengan pena dan dianugerahi berbagai kepandaian oleh Allah SWT.
Selain memiliki kepandaian luar biasa, Nabi ldris dikenal sebagai nabi yang balk saleh dan tekun beribadah.
Ia pun tidak pernah meninggalkan perintah Allah, dan rajin berpuasa.
Hal ini membuat Malaikat lzrail ingin bertemu dengan Nabi Idris.
Suatu hari, ketika tiba waktu berbuka puasa, Nabi Idris kedatangan tamu, yakni Izrail yang menyamar sebagai manusia.
lzrail datang sambil membawa beberapa buah segar dari surga dan mempersilakan Nabi Idris untuk memakannya.
Nabi Idris pun mengajak untuk makan bersama. Akan tetapi, anehnya, tamu tersebut tidak mau memakannya.
Kemudian, Nabi Idris mengajak tamunya berjalan-jalan di sekitar rumahnya.
Ketika sampai di perkebunan, tamunya tersebut meminta izin untuk memetik buah-buahan yang ada di situ.
Nabi Idris tidak mengizinkannya.
“Kenapa Anda ingin memakan buah-buahan yang belum tentu halal ini, sedangkan ketika saya tawari buah-buahan yang halal kemarin Anda menolaknya?”
Izrail pun menjawab, “Sesungguhnya, aku hanya ingin mengujimu saja.”
Mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan.
Selama empat hari melakukan perjalanan bersama, Nabi Idris menemukan banyak keanehan dalam diri tamunya tersebut.
Lalu, ia menanyakan siapa sebenarnya tamunya itu.
“Bolehkah saya tahu, siapakah Anda sebenarnya?” tanya Nabi Idris dengan rasa penasaran yang tinggi.
“Aku adalah lzrail,” jawab Izrail dengan mantap.
Nabi Idris pun kaget dan kembali bertanya, “Apakah engkau akan mencabut nyawaku?”
“Tidak, aku hanya ingin menemuimu karena aku kagum dengan kesalehanmu,” jelas Izrail dengan singkat.
“Bukankah selama empat hari ini engkau bersamaku?
Lalu, bagaimana engkau menjalankan tugasmu untuk mencabut nyawa manusia yang sudah tiba waktunya?” kembali Nabi Idris penasaran untuk bertanya.
“Sesungguhnya, Allah telah melimpahkan kekuasaan kepadaku untuk mengumpulkan jiwa-jiwa manusia seperti halnya dalam sebuah tempayan.
Lalu, jika sudah tiba waktunya, aku cabut jiwa-jiwa itu dengan sangat mudah.
Meskipun selama ini aku bersamamu, aku tetap menjalankan tugasku, tanpa sepengetahuanmu,” jelas Izrail dengan tenang.
Nabi Idris pun kemudian mencoba menggunakan waktunya untuk bisa menikmati semua yang ada.
Beberapa waktu kemudian, lzrail mengingatkan Nabi Idris bahwa waktu yang dimilikinya telah habis.
Nabi Idris harus meninggalkan surga.
Dengan berat hati, Nabi Idris melangkahkan kakinya menuju pintu keluar bersama lzrail.
Ketika ia tiba di pintu keluar surga, tiba-tiba Nabi ldris berkata,
“Wahai lzrail, aku lupa dengan sandalku yang tertinggal di dalam surga. Bolehkah aku mengambilnya, sedangkan engkau menunggu di sini hingga aku kembali!”
lzrail menjawab, “Silakan, aku tunggu dipintu surga ini.”
Akan tetapi, setelah beberapa lama ditunggu, Nabi ldris belum muncul juga.
Akhirnya, lzrail memutuskan untuk menyusul Nabi Idris ke dalam surga.
lzrail merasa heran karena ternyata Nabi Idris ditemukan sedang bersantai-santai sambil menikmati keadaan di surga.
lzrail pun kemudian bertanya, “Wahai Idris, mengapa engkau masih di sini? bukankah engkau sudah menemukan sandalmu? Aku sudah menunggumu dari tadi.”
“Wahai lzrail, aku memang sengaja meninggalkan sandalku di sini karena aku tidak ingin keluar dari tempat ini.
Bukankah setiap makhluk hidup akan mati dan dihidupkan kembali, dan aku telah merasakannya.
Aku juga telah melihat pedihnya siksa neraka. Allah telah menyatakan bahwa barang siapa yang masuk surga, ia kekal di dalamnya.
Sekarang, aku ada di dalam surga, bagaimana mungkin aku akan keluar lagi,” jawab Nabi Idris dengan penjelasan dan alasan yang sangat masuk akal.
lzrail menjadi bingung dengan perkataan Nabi Idris. la tidak bisa memaksa Nabi Idris untuk keluar dari surga.
Oleh karena itu, ia pun kemudian datang kepada Allah dan mengadukan kejadian tersebut.
Allah pun kemudian menegaskan bahwa Idris boleh tinggal di surga karena ia memang salah seorang penduduk surga. (*)