Berita Semarang

Pembunuhan di Semarang : Dua Pembunuhan Sadis di Semarang Terjadi Hanya Dalam Waktu Dua Hari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua RW 1Dwiyono tunjukan lokasi korban diturunkan dari mobil Kijang Innova di jalan Mugas Dalam Rt 4 Rw 1 Kelurahan Mugassari Kecamatan Semarang Selatan Kota Semarang, Senin (24/7/2023).

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Kota Semarang digemparkan dengan dua kasus pembunuhan yang terjadi hanya dalam kurun waktu dua hari.

Pembunuhan pertama menimpa korban Eko Rahmat Ariadi Alias Kodok warga Meteseh Kecamatan Tembalang. 

Ia alami sejumlah luka tusuk di sejumlah bagian tubuhnya imbas dari pengeroyokan oleh  para pelaku.

Lokasi pembunuhan terjadi di Taman Meteseh samping Puskesmas Rowosari, Meteseh, Tembalang, Minggu (23/7/2023) sekira pukul 01.00 WIB.

"Kalau pembunuhan di Tembalang kita sudah amankan tujuh tersangka," beber Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Donny Sardo Lumbantoruan,
Senin (24/7/2023).

Pembunuhan kedua, menimpa korban Fauzy Aribammar (27) warga Palebon, Kecamatan Pedurungan.

Driver taksi online itu ditemukan tewas dengan sejumlah luka tusuk di dada dan leher.

Mayatnya ditemukan terkapar di Jalan Mugas Dalam Raya, Mugassari, Semarang Selatan, Senin (24/7/2023) sekira pukul 03.00 WIB.

"Nah, yang pembunuhan Mugassari (para pelaku) masih pengejaran," imbuh Donny.

Fenomena kasus pembunuhan yang terjadi di kota lumpia mendapatkan perhatian Kriminolog Semarang, Bambang Joyo Supeno.

Menurutnya, pembunuhan merupakan kejahatan warungan.

Namun, polisi harus menyelidiki penyebabnya.

Misal dipicu adanya konsumsi minuman keras maka harus menjadi perhatian khusus.

"Beberapa kali pembunuhan karena miras itu fenomena yang harus jadi perhatian, PR bagi aparat karena penyakit masyarakat jangan sampai dibiarkan," bebernya.

Dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) itu menyebut, kasus pembunuhan dapat terjadi akibat ada sikap atau perilaku korban yang menghapuskan standar minimal pencegahan kejahatan.

Semisal pembunuhan denga motif merampok lantaran korban memiliki harta benda yang menjadi incaran korban. 

"Harta benda yang mencolok, membuat pelaku yang didorong faktor ekonomi akhirnya melakukan perbuatan tersebut," katanya.

Pembunuhan akibat adanya misskomunikasi antara pelaku dengan korban terjadi lantaran ada interaksi.  Apalagi dari aspek korban bisa saja memiliki peran terjadi satu tindak pidana.

"Nah kita lihat antar korban dan pelaku apakah ada minuman keras saat terjadinya pembunuhan, bisa saja keduanya terpengaruh miras lalu timbul gejolak," tandasnya. (Iwn)

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Jatibarang, Sak Mata : Truk Kehilangan Kendali

Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Maut di Turunan Jatibarang Semarang, Truk Tangki Air Tabrak 4 Mobil dan Motor

Baca juga: BREAKING NEWS: Kasus Inses Purbalingga, Ayah Cabuli Anak Kandung, Kini Hamil 6 Bulan, Ini Sosoknya

Baca juga: Chat Terakhir Korban Pembunuhan Driver Online di Semarang: Bilang Terima Kasih dan Order di Mangkang

Berita Terkini