Penambang Emas Banyumas Terjebak

Kesaksian Usman Sugalih Selamat dari Tambang Banyumas, Ingin Tarik Korban Tapi Tangan Tak Sampai

Editor: rival al manaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Usman Sugalih (41) salah satu pekerja tambang yang selamat dan juga paman dari salah satu korban yang tertimbun di lubang tambang emas ilegal di Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (2/8/2023).

TRIBUNJATENG.COM - Usman Sugalih salah satu penambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, yang selamat memberikan kesaksian.

Ia menceritakan detik-detik malam mencekam saat tambang mulai bocor dan menutup lubang galian.

Hal itu yang membuat sebanyak delapan orang pekerja terjebak di lubang tambang emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (25/7/2023) malam.

Baca juga: Kisah Mistis Pengakuan Mantan Penambang Emas di Balik Tewasnya 8 Korban Tambang Tewas Banyumas

Baca juga: Cerita Usman Selamat Dari Tambang Emas Banyumas, Keluar Dari Lubang Maut Sebelum Azan Magrib

Baca juga: Kisah Pengakuan Korban Selamat, Usman Sugalih dari Lubang Maut Tambang Emas Banyumas

Delapan penambang emas ini adalah Mulyadi (40), Marmumin (32), Muhidin (44), Ajat (29), Mad Kholis (32), Cecep Supriyana (29), Rama Abd Rohman (38), dan Jumadi (33).

Sampai sekarang mereka belum ditemukan dan dinyatakan hilang.

Salah satu penambang yang selamat, Usman Sugalih (41), warga Desa Kiarasari, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

Dia menceritakan detik-detik saudaranya terjebak di dalam lubang tambang tersebut, saat air memenuhi lubang dengan cepat.

Saat kejadian lubang tambang bocor pada Rabu malam, dia sedang istirahat.

Hari itu, Usman bekerja di siang hari dan tidak ada tanda-tanda akan terjadi kebocoran.

"Saya baru satu hari (kerja di tambang), berangkat hari Senin jam 12 malem, engga tidur. Jam 8.00 WIB pagi saya sif siang, jam 17.00 WIB saya keluar (lubang tambang)," kata Usman kepada wartawan, Rabu (2/8/2023).

"Jam 20.00 WIB malem itu, malem Rabu pada masuk 8 orang. Itu saya dikasih kabar ada yang bocor ke lubang, sekitar jam 22.00 WIB, ada lubang bocor masuk dan di sana ada orang Bogor," sambung dia.

Ia kemudian mengecek lubang itu dan ternyata betul air masuk dan langsung menjebol lubang tambang emas itu.

"Saya cek ternyata betul di kedalaman 25 meter itu air sangat gede banget dan saya ingin menolong rekan-rekan di dalam sangat tidak memungkinkan."

"Akhirnya saya naik ke atas, sekian menit air itu masuk ke sumuran pertama," ungkap dia.

Usman menyaksikan bagaimana saudara-saudara dari Bogor terjebak di dalam lubang maut itu.

Ia mau menolong tetapi situasinya tidak memungkinkan.

Ia kemudian kembali dan menyiapkan sejumlah alat bantu untuk menarik korban.

"Cuma tangan tak sampai, airnya udah gede banget. Salah satu keponakan saya di dalam, namanya Muhidin," ujarnya.

Usman mengatakan keluarga sudah ikhlas dan tinggal berdoa semoga jasad korban ditemukan.

"Intinya kami hanya bisa mengikuti prosedur aja, keluarga juga sudah mengikhlaskan."

"Harapan ada, semoga dibawa pulang ke Kiarasari, apapun kondisinya, cuma mungkin kondisinya sangat sulit, kembali lagi ke takdir allah kita mengikhlaskan dan berdoa terus," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Tim SAR memutuskan untuk menghentikan penyelamatan delapan penambang setelah tujuh hari melakukan pencarian, Selasa (1/8/2023).

 Hal itu disebabkan volume air di dalam lubang yang tak kunjung surut meskipun sudah dilakukan penyedotan selama 24 jam.

Baca juga: Sosok Qoilah, Gadis Berjilbab Keturunan Arab Kekasih Letda Inf Enzo Allie

Sosok Rama Si Kembar

Salah satu korban tambang emas di Banyumas ternyata punya kembaran, Inilah gelagat kakaknya menjadi firasat.

Adalah Romi Abdul Rohim adik dari Muhammad Rama Abdul Rohman yang merupakan korban yang terjebak lubang galian emas ilegal di Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (28/7/2023). 

Satu korban terjebak lubang tambang emas ilegal di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah ternyata memiliki saudara kembar.

Sosok korban yang diduga tewas ini tak jauh berbeda dengan kembarannya yang berada di Desa Cisarua, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Dia tersebut adalah Romi Abdul Rohim, yang merupakan adik kandung dari korban yang bernama Muhammad Rama Abdul Rohman (38).

Muhammad Rama Abdul Rohman merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara. Sedangkan Romi Abdul Rohim merupakan anak keempat.

Keduanya lahir pada hari yang sama dan hanya berbeda hitungan menit terlahir ke dunia.

Sebagai saudara kembar, biasanya memiliki ikatan batin yang sangat kuat antar keduanya.

Akan tetapi, Romi Abdul Rohman mengaku tidak demikian dengan kejadian kali ini.

Ia mengaku tak memiliki firasat apapun saat peristiwa itu terjadi.

"Kalau untuk hal-hal lain mah banyak, sering seperti itu, kalau dia lagi apa dimana kadang keinget cuma kemarin sama sekali engga," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (28/7/2023).

Akan tetapi, ada satu hal yang baru ia sadari setelah peristiwa itu terjadi.

Romi Abdul Rohim mengatakan, tiga hari sebelum kabar tak sedap itu datang, sang kakak mengajaknya untuk foto bersama.

Baginya hal tersebut sesuatu yang jarang terjadi, namun ia tak berfikir aneh dan menganggapnya suatu hal yang wajar sebagai adik-kakak.

"Waktu hari Sabtu dia minta foto bareng pas ke Cianjur nganter anaknya ke pondok, baru nyadar setelah kejadian, apa ini firasat kata saya teh," katanya.

Lebih lanjut, ia pun sangat berharap keberadaan sang kakak dapat segera ditemukan oleh tim SAR gabungan.

"Pastinya tentu yang terbaik yah, pulang dengan selamat, karena datang juga membawa keselamatan," harapnya.

"Adapun nasib yang menentukan walaupun harus ada nasib yang pahit ataupun tidak sesuai harapan keluarga namun yang pasti harus pulang, bagaimanapun keadaannya," tambangnya.

Korban Ajat Sudrajat

Salah seorang penambang yang terjebak di lubang galian di Pancurendang, Ajibarang, Banyumas bernama Ajat Sudrajat (29).

Sebelumnya ia merupakan penjual mi ayam.

Siapa sangka, upayanya beralih pekerjaan demi mencoba menggapai lebih banyak rezeki justru berakhir tragis.

Doa bersama para keluarga korban penambang bersama unsur Forkompinda Banyumas di lokasi utama lubang galian 8 penambang yang terjebak, Minggu (30/7/2023). (Ist. Basarnas Cilacap.)
Ajat merupakan warga Bogor salah satu korban yang terjebak di lubang tambang Banyumas dan nasibnya masih belum diketahui.

Karena sudah hampir sepekan korban terjebak dan keberadaannya belum diketahui, pihak keluarga pun ikhlas dan menggelar tahlilan di rumah di Kampung Gunung Leutik, Desa Kiarasari, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

Pak Ahad (54), orang tua korban menceritakan bahwa putranya itu sebelumnya merupakan pedagang mie ayam.

"Sebelumnya jualan mie ayam, pakai gerobak dorong," kata Ahad kepada TribunnewsBogor.com.

Dia sudah bertahun-tahun menjadi pedagang mie ayam, namun pendapatannya tidak mengalami peningkatan.

Sedangkan di kampungnya tak ada lapangan pekerjaan lain yang lebih baik selain merantau.

"Di sini pekerjaan susah, bertani ada batasnya kan. Di sini banyak yang merantau ada yang ke Jakarta, Bogor, Jambi, Lampung, tersebar," tambah Pak Enen (55), kerabat korban.

Hal ini pun turut dirasakan korban Ajat Sudrajat.

Kesulitan ekonomi membuat dia memilih mengadu nasib dengan ikut bersama kerabatnya.

Yakni menjadi menjadi penambang di Banyumas demi menafkahi istri dan dua anaknya di kampung.

Bahkan pekerjaan penambangan emas ini pun baru korban lakoni tiga pekan sebelum musibah terjadi.

"Baru dia kerja jadi penambang, baru tiga minggu. Awalnya dia ikut kerabatnya, kalau kerabatnya (korban lain) mah sudah biasa," kata Pak Enen.

Enen menceritakan bahwa korban ini juga dikenal memiliki hobi bermain sepak bola.

Sudah banyak piala penghargaan yang dia juarai dalam sepak bola ini.

"Dia juga suka ngelatih sepak bola untuk anak-anak kecil," kata Pak Enen.

Atas musibah yang terjadi, keluarga mengaku ikhlas atas kejadian terjebaknya korban Ajat bersama kerabatnya yang lain di lubang tambang Banyumas ini.

"Jadi di sini mah udah menerima, udah pasrah, udah nasib lah," ungkapnya.

Diketahui, delapan penambang emas terjebak di lubang galian di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Delapan penambang itu dilaporkan terjebak di dalam lubang tambang sejak Selasa (25/7/2023) malam lalu karena tiba-tiba datang air yang menggenangi area pertambangan.

Delapan penambang yang terjebak itu diketahui terdiri atas naman Cecep Suriyana (29 tahun), Rama Abd Rohman (38), Ajat (29), Mad Kholis (32), Marmumin (32), Muhidin (44), Jumadi (33), serta Mulyadi (40) yang mana seluruhnya berasal dari Kabupaten Bogor.

Kecil Kemungkinan Bertahan

Ahli Forensik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), dr. M. Zaenuri Hidayat menuturkan ada sejumlah kondisi yang memungkinkan 8 penambang di Banyumas yang terjebak dapat saja bertahan hidup.

Ia menjelaskan kondisi tersebut bisa saja terjadi apabila ada celah untuk aliran oksigen dari luar, manusia masih dapat bertahan hidup hingga satu minggu. 

Sementara itu potensi kematian yang terjadi adalah karena kelaparan.

"Apakah saat tertimbun masih ada celah yang cukup adanya aliran oksigen dari luar. 

Tentunya kalau ini yang terjadi, kematian bukan karena kekurangan oksigen, tapi karena kelaparan.

Kalau ini yang terjadi, maksimal bertahan hidup sampai 1 minggu," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (1/8/2023).

Hari ini, Selasa (1/8/2023) Operasi SAR menyelamatkan delapan penambang yang terjebak di lubang tambang emas Desa Pancurendang, Ajibarang, Banyumas, menjadi hari yang terakhir. 

Memasuki hari terakhir, kondisi kedelapan penambang hingga hari ketujuh ini masih belum bisa dipastikan.

Zaenuri kemudian menyebutkan apabila tidak ada suplai oksigen, maka peluang bertahan hidup tergantung dari cadangan oksigen yang tersisa, serta luasan area tempat korban terjebak.

"Kalau tidak ada suplai oksigen dari luar, tentu semua tergantung cadangan oksigen yg tersisa di ruang tertutup tersebut," imbuhnya. 

Selain itu luasan rongga tempat korban terjebak juga mempengaruhi kemungkinan mereka bertahan hidup.

Luasan rongga tempat korban terjebak menentukan sampai kapan bisa bertahan di dalam ruang tersebut. 

"Kalau sangat sempit, apalagi dihuni 8 korban, dalam hitungan menit atau jam bisa saja menimbulkan kematian," katanya.

Fungsi blower yang digunakan para penambang tidak berfungsi untuk menambah oksigen, hanya menggerakkan udara saja.

Ia menjelaskan peluang bertahan hidup 8 penambang yang terjebak dalam lubang berisi air peluangnya minim.

Hal itu karena air menghambat aliran oksigen dari luar.

"Peluang bertahan kayaknya tidak mungkin kecuali air tidak menutup total saluran udara," jelasnya. 

Operasi SAR yang telah berlangsung selama 7 hari untuk menyelamatkan delapan penambang yang terjebak akan dihentikan, Selasa (1/8/2023).

Operasi SAR akan ditutup sekitar pukul 14.30 WIB dan ditandai dengan tabur bunga dan pemasangan prasasti di depan area lubang tambang. 

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Detik-detik Tambang Emas Banyumas Bocor, Ada Lubang Bocor dan Air Gede Masuk"

Berita Terkini