Berita Semarang

Remaja dan Catin Masuk Sasaran Program Cegah Stunting di Semarang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu berfoto bersama peserta Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Serta Percepatan Penurunan Stunting bersama Mitra Kerja pada HUT ke-23 Juang Kencana, di Gedung Balai Kota Semarang, Kamis (10/8/2023).

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Remaja dan calon pengantin masuk dalam sasaran program mencegah stunting. Pasalnya, pencegahan stunting perlu dilakukan dari hulu. 

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, penanganan stunting tidak hanya intervensi pada anak-anak yang terkena stunting.

Remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil juga menjadi bagian penting dalam pencegahan stunting. 

"Tidak hanya penanganan terhadap anak saja tapi harus dari hulunya yakni remaja putri, calon pengantin dan ibu hamil, kata Ita, sapaannya, usai memberikan paparan dalam Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Serta Percepatan Penurunan Stunting bersama Mitra Kerja pada HUT ke-23 Juang Kencana, di Gedung Balai Kota Semarang, Kamis (10/8/2023).

Ita menekankan, remaja putri menjadi sasaran yang pertama harus ditangani. Mereka harus dalam kondisi sehat dan tidak mengalami anemia. Sehingga, saat menjadi ibu hamil mereka tidak akan mengalami kekurangan energi kronik. 

"Kita tahu remaja putri ini kan ingin langsing, diet, jangan seperti itu, asupan gizi harus cukup, jangan sampai anemia," ucapnya. 

Menurutnya, sosialisasi dan edukasi terkait pentingnya asupan gizi bagi remaja perlu dilakukan. Dia mendorong kaum muda saling memberi edukasi. Pasalnya, remaja akan lebih senang mendapat edukasi dari orang yang dianggap seumuran.

“Kalau orang tua yang bilang kan kadang tidak didengar, maka kami dorong sesama remaja putri untuk saling mengedukasi," paparnya.

Ita menyebutkan, Pemerintah Kota Semarang memiliki beberapa program untuk remaja putri antara lain gerakan aksi bergizi dengan makan dua butir telur dalam sehari dan edukasi pencegahan pernikahan dini. 

Di sisi lain, ibu menyusui juga diberikan edukasi untuk pemberian ASI eksklusif selama dua tahun agar anak tidak mengalami kekurangan gizi. Edukasi parenting juga perlu digalakkan.

Para kader haru aktif dalam melakukan edukasi baik kepada remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui. 

Penguatan kader dilakukan oleh Disdalduk KB dan Dinas Kesehatan.

"Kader ini tidak hanya mengurusi anak stunting tapi juga remaja.Tim pendamping itu ada tiga yakni Puskesmas ada bidan, kader PKK dan kader Disdalduk KB yang akan terus melakukan edukasi dan Sosialiasi," terangnya. (eyf)

Baca juga: Ini Beberapa Antisipasi yang Dilakukan Pemkab Tegal Menghadapi Fenomena El Nino dan Karhutla 

Baca juga: BREAKING NEWS : Kecelakaan Maut Semarang, Avanza Seruduk Smash di Woltermonginsidi, Emak-emak Tewas

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, Kamis 10 Agustus 2023 Turun Rp 2.000, Ini Daftar Lengkapnya

Baca juga: Keunggulan Erick Thohir Sempurnakan Daya Elektoral Sebagai Cawapres

Berita Terkini