TRIBUNJATENG.COM- Dalam era digital saat ini, anak-anak semakin terpapar dengan teknologi dan internet.
Salah satu ancaman serius yang muncul adalah kejahatan seksual terhadap anak yang bermodus game online.
Meskipun banyak game online yang aman dan menyenangkan, namun para pelaku kejahatan semakin memanfaatkan platform tersebut untuk mencari dan memanipulasi anak-anak ini.
Menurut cerita dr Stephanie Renni Anindita, SpFM bagian ahli forensik, pada sebuah kasus yang ia tangani, ada kejadian anak laki-laki ditemukan tidak bernyawa disebuah jurang.
Anak laki-laki yang diperkirakan berusia 9 tahun ini ditemukan tewas dengan kondisi adanya kekerasan fisik dan seksual.
Dr Stepanie menceritakan awalnya anak laki-laki ini mempunyai hobi bermain game online, hingga gara-gara game online anak tersebut sering bertengkar dengan orangtuanya, karena tidak mengenal waktu karena terus bermain
"Ada seorang anak laki-laki berusia 9 tahun dan dia sangat suka bermain game online, gara-game online si anak sering bertengakr dengan ibunya", ucap dr Stephanie yang dikutip dari laman YouTubenya Dokter Stephanie.
Dengan game online anak laki-laki ini dengan mudah mendapatkan teman baru, salah satunya ada seorang laki-laki yang biasa dia panggil abang.
"Di game online ini sia anak bertemu dengan teman baru, salah satunya ada seorang laki-laki yang biasa dia panggil dengan abang," lanjut dr Stephanie
Setelah sering bermain dan chatingan dengan seorang laki-laki tersebut, anak ini dijemput oleh teman gamenya ini di sekolah.
"Si abang ini (teman anak tersebut) menjemput si anak di depan sekolah, menggunakan sepeda motor," kata dr Stephanie.
Tak berselang lama, tiba-tiba ada penemuan mayat anak laki-laki di sebuah jurang.
"Kemudian ada penemuan mayat anak laki-laki di sebuah jurang yang lokasinya tidak jauh dari lokasi dimana handphone anak tadi terkahir aktif,".
Kondisi mayat anak laki-laki itu ada tanda kekerasan fisik hingga seksual.
"Hasil pemeriksaan dokter forensik menunjukkan di wajah anak itu ada luka maemar, pada bagian hidung dahi pipi dan juga mulut,"
"Dan waktu tim forensik memeriksa bagian alat kelamin dan anus korban, ada tanda kekerasan seksual yang sangat jelas, untuk itu para orang tua harus waspada di era digital ini," ucap dr Stephanie.
Dilansir dari berbagai sumber, ada langkah-langkah preventif yang dapat diambil agar orang tua selalu waspada kepada anak-anak agar terhindar dari predator dengan modus game online:
1. Peran Orang Tua dan Pengajar:
Orang tua dan pengajar memiliki peran krusial dalam melindungi anak-anak dari kejahatan seksual online.
Edukasi tentang risiko dan bahaya internet, pengawasan terhadap aktivitas online anak, dan membuka komunikasi yang terbuka dapat membantu mencegah anak-anak jatuh korban.
2. Kerjasama dengan Pihak Berwenang:
Pihak berwenang, termasuk kepolisian dan penyedia platform game, perlu bekerja sama untuk menangani kejahatan seksual terhadap anak secara efektif.
Pelaporan tindakan mencurigakan dan kerjasama dalam penyelidikan dapat membantu menangkap pelaku dan mencegah kejahatan lebih lanjut.
3. Langkah Preventif dan Keamanan:
Pembuat game online juga memiliki tanggung jawab untuk menyediakan fitur keamanan yang memadai, seperti filter percakapan dan laporan pengguna yang mencurigakan.
Peningkatan keamanan ini dapat menjadi langkah preventif yang efektif.
Kejahatan seksual terhadap anak bermodus game online merupakan ancaman serius yang harus diatasi secara serius oleh masyarakat, orang tua, pendidik, dan pihak berwenang.
Dengan edukasi yang tepat, pengawasan yang cermat, dan tindakan preventif yang kuat, kita dapat melindungi anak-anak dari bahaya ini dan menciptakan lingkungan online yang aman bagi perkembangan mereka.