TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Koordinator Lingkar Juang Karimunjawa (Lingkar), Bambang Zakariya melakukan orasi di kunjungan kerja spesifik Komisi II DPR RI di Kantor BPN Jawa Tengah, Kota Semarang.
Pria yang akrab disapa Bang Jack ini mewakili para masyarakat terdampak dari aktivitas tambak udang super intensif di Karimunjawa.
Dalam orasinya, ia mengatakan, rumput laut yang dulu menjadi sandaran ekonomi telah hancur.
Kemudian ikan teri yang sebelumnya melimpah kini tidak ada karena limbah tambak udang.
Limbah juga dibuang begitu saja di laut. Padahal warga Karimunjawa mendapatkan penghasilan dari dari hasil laut.
"Kami tidak menuduh itu, tapi setelah ada tambak, hancur kami semua. Kami menangis, sekolah pun gak kuat biayai," katanya, Jumat (29/9).
Ia pun mempertanyakan kapan tambak udang bakal ditutup. Sebab, sejak tambak mulai digarap dari tahun 2017. Jika dibiarkan akan menghancurkan Pulau Karimunjawa.
Baca juga: Nama Khofifah Makin Santer, Isu Cawapres Ganjar Seorang Perempuan Terus Menguat
"Terima kasih sudah bilang kalau tambak mau ditutup. Tapi kapan pak? Sejak 2017, hancur pulau kami pak. Di mana kalian? Cara adat harus kami lakukan. Kami harus demo, sebab tidak ada lagi tempat kami mengadu," paparnya.
Selepas orasi, ia menyebut, mulanya masyarakat terdampak sempat tidak diundang dalam forum pertemuan tersebut dengan alasan tidak memegang undangan.
Namun, pihaknya nekat untuk datang sebagai pihak terdampak dari aktivitas tambak udang.
Kendati ada beberapa pihak yang memprotes kehadiran mereka di forum tersebut.
"Kenapa saya memaksakan (datang), karena dugaan awal saya yang melihat ini pasti guncang oleh sebab itu saya nekat saja datang, ya terima kasih sekali bisa diterima oleh Ketua Dewan," terangnya.
Ia meminta kepada perwakilan DPR RI dari Komisi II bisa datang melihat secara langsung ke Karimunjawa untuk melihat dampak dari aktivitas tambak udang.
Sebaliknya, masyarakat terdampak juga siap ketika harus dipanggil di Jakarta untuk membeberkan fakta dan realita di lapangan.
"Iya kalau menurut saya (rapat) masih objektif miring atau tidak berpihak ke masyarakat, dia selalu menarik ke regulasi itu, tidak melihat dampaknya seperti apa," jelasnya.