Ida Susanti Pernah Berniat Minta Bantuan Denny Sumargo, Tak Tahu Cik Oliv Anak Angkat Jusuf Hamka
TRIBUNJATENG.COM - Ida Susanti mengaku telah meminta bantuan Cik Oliv istri Denny Sumargo untuk mengangkat kasusnya.
Hal ini diungkap oleh Ida Susanti saat menjadi bintang tamu di podcast dr. Richard Lee.
Pada kesempatan tersebut, Ida Susanti mengaku telah menghubungi sederet figur publik untuk mencari keadilan.
Mulai dari Raffi Ahmad, dr Richard Lee, Deddy Corbuzier, Melaney Richardo, hingga Cik Oliv.
Awalnya, Ida Susanti tidak tahu bahwa Cik Oliv adalah anak angkat Jusuf Hamka.
Seperti yang diketahui, Ida Susanti menjadi korban penipuan Nardinata Marshioni Suhaimi.
Usut punya usut, Nardinata merupakan adik konglomerat Jusuf Hamka.
Berniat minta bantuan Denny Sumargo, Ida Susanti menelepon Cik Oliv atau Olivia Allan.
"Tahu istrinya (Denny Sumargo) itu, waktu saya di Jakarta, saya itu dikasih tahu nomor teleponnya Cik Oliv langsung," beber Ida Susanti.
Saat menghubungi Olivia Allan, Ida Susanti diminta menjelaskan detail kronologi melalu WhatsApp.
"Terus aku 'Cik, tolong aku bantu untuk podcast di Denny Sumargo'. 'Bisa WA gak, saya lagi makan'," kenang Ida Susanti saat meminta bantuan Denny Sumargo.
Ida Susanti akhirnya menceritakan secara lengkap kronologi ia menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh Nardinata.
Sayangnya, ia tidak mendapat balasan apa-apa dari Cik Olive.
Tak lama setelahnya, rekan Ida Susanti di Surabaya menjelaskan bahwa Cik Oliv adalah anak angkat Jusuf Hamka.
"Meskipun dia mau nolong, sudah tidak berani.
Meski Denny Sumargo paling sudah nggak mungkin berani ngangkat," kata Ida Susanti.
Ida Susanti tentu kecewa dengan fakta tersebut.
Harapannya untuk mendapat keadilan makin jauh.
Awal Mula Kenal Nardinata
Santi mengaku pertama kali dikenalkan oleh temannya yang bernama Michell.
Saat itu Santi masih berumur 35 tahun dan bekerja di sebuah bengkel servis mobil mewah di Surabaya.
“Waktu berkenalan itu saya dikasih nomor telfon (Nardinata) sama Michell,”
Namun ternyata, Michelle sendiri tak kenal langsung dengang Nardinata.
Ia hanya diberi nomor telfon Nardinata oleh temannya yang bernama Budi.
Dimana Budi adalah saudara dari Nardinata.
Baca juga: Dukung Penyelenggaraan Istana Berbatik, BRI Gaungkan Pemberdayaan UMKM Batik sebagai Warisan Dunia
Karena Michell sendiri sudah menikah, ia lalu memberikan nomor telefon Nardinata ke Santi.
“Michelle ini anehnya, nggak tahu orangnya. Karena ini (Nardinata) ini kenalannya Budi,” papar Ida Susanti.
“Michelle memang nggak tahu, cowok atau cewek,”
Santi lalu mengirim SMS ke nomer telefon Nardinata untuk mengajak kenalan.
Baca juga: Bacapres Anies Baswedan Kagumi Fasilitas di Ponpes Modern ZIIS Cilongok Banyumas, Kenang saat KKN
“Aku ini kenalan, iseng gitu, hai boleh kenalan. Ternyata dibalas,
erus dibales, rupa-rupanya dia tertarik,” ucap Santi.
Selanjutnya, setup sore Nardinata selalu menelfon Santi untuk ngobrol.
Sampai akhirnya, pada tanggal 26 Juni 2000. Nardinata menjemput Santi di kosan.
Santi diajak makan bersama dengan kakak dari Nardinata.
Saat itu, Nardinata lalu menunjukkan akta kelahiran dań juga KTP.
“Tapi kalau di KTP cowok?,” tanya dr.richard.
“Cowok, orangnya aja kayak laki,” jawab Santi.
Malam setelah acara makan, Nardinata langsung mengajak Santi menikah.
“Salam itu dia langsung ngomong, kamu mau nggak nikah sama aku,’
Bahkan Santi juga sering diajak berkunjung ke tempêta usaha Kakak Nardinata.
2 Minggu kenal, Nardinata lalu menemui kakak Santi untuk mélamar.
Santi menerima lamaran Nardinata karena melihat sikap baik pada Nardinata.
Hingga pada akhirnya, 28 Juli 2000, mereka melakukan acara tukar cincin.
Lalu pada tanggal 30 Juli mereka resmi menandatangani surat pernikahan di Jakarta.
Sehari setelah tandatangan surat pernikahan, pasangan ini pun melakukan bulan madu di tiga negara.
Akan tetapi, perjalanan bulan madu yang diharapkan bahagia malah tak sesuai kenyataan.
Nardinata mengaku jika ia menikahi Santi bukan karena butuh istri, tapi butuh pendamping saja untuk menemaninya kemana-mana.
Lalu Nardinata pun mengaku jika dirinya adalah seorang wanita.
“Saat itu, waktu mau mandi dia itu ngomong ‘aku sebenarnya nggak butuh istri lho. Aku cuma butuh wanita yang bisa mendampingi aku kemana-mana,” ucap Santi menirukan perkataan suaminya.
Santi pun kaget mendengar pengakuan suaminya.
Lalu Nardianata mengaku jika dirinya adalah perempuan.
“Aku ini sebenarnya perempuan,” ucap Santi menirukan perkataan Nardinata.
Santi pun sempat tak percaya.
Setelah itu, Santi melihat dengan matanya sendiri bentuk tubuh Nardinata atau Oni.
Mengetahui hal itu, Santi langsung emosi karena merasa tertipu.
Keduanya lalu bertengkat hebat hingga Santi dipukul dengan handphone Nardinata.
Bahkan di situ Santi diancam akan dibunuh.
‘Aku diantemi (dipukuli) mau dibunuh,” ucap Santi.
Daripada mati konyol, Santi lalu membuat perjanjian dengan Nardinata.
“Ya sudah kamu tak Temani, sampai satu bulan, lima bulan, lima tahun, pokoknya kalau sudah tidak tahan, kita cerai baik-baik,” papar Santi.
Ia merasa malu dengan semua orang jika tahu suaminya adalah wanita.
Nardinata lalu mengiyakan dan meminta Santi untuk méngurus abu orangtuanya.
Tiga bulan kemudian, Nardinata lalu membelikan rumah Santi di Surabaya.
Santi dan Nardinata juga bekerja sama membuka toko sparepart mobil mewah.
Namun tiba-tiba sertifikat rumah yang ditempati Santi sudah berganti nama menjadi nama keponakan Nardinata.
Sampai akhirnya Rumah itu kini dieksekusi.
Santi sendiri Sudah membuat laporan ke polisi namun kasusnya tak kunjung selesai sampai sekarang. (*)
(*)