TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Semarang melakukan pembinaan para nazhir untuk optimalisasi aset wakaf di ibu kota Jawa Tengah, Sabtu (28/10/2023).
Pembinaan dilakukan dengan menghadirkan sejumlah pemateri untuk membekali para nazhir dalam optimalisasi aset wakaf.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Semarang, Ahmad Farid, menyampaikan materi terkait urgensi pencatatan, pendaftaran, dan pengamanan aset wakaf.
Dia menyebut, pentingnya peran nazhir dalam pengelolaan tanah wakaf. Administrasi yang jelas akan mempermudah pengelolaan. Sehingga, perlu adanya penguatan peran nazhir agar mereka mengetahui tugas nazhir dalam pengelolaan aset wakaf.
"Bukan hanya dipasrahi, diam. Mereka punya kewajiban penting bahwa itu amanah harta umat yang harus dikembangkan, didayagunakan sebesar-besarnya untuj kepentingan umat," ujar Farid.
Menurutnya, kunci aset wakaf ada pada nazhir. Di samping itu, masyarakay juga perlu memberikan pengawasan serta masukan dalam pengelolaan aset wakaf.
Jika aset wakaf bisa dikelola dengan baik, dia yakin ada kemaslahatan yang bisa dirasakan masyarakat.
"Agama ada instrumen yang kuat bisa zakat, wakaf, hibah, infaq. Kalau di himpun, dikelola, baik, kita tidak usah minta kemana-mana. Umat sudah cukup kaya. Persoalannya adalah kepengurusan, nazhir pengelolanya," terangnya.
Sehingga, lanjut dia, perlu penguatan nazhir agar aset wakaf bisa terkelola optimal.
Apalagi, Pemerintah Kota Semarang memberikan suntikan pengelolaan wakaf di Kota Lunpia. Tanah wakaf di Kota Semarang juga sangat potensi untuk dikembangkan, tidaj yanya untuk pertanian dan perkebunan namun juga ruko atau jenis lainnya.
Sementara, Pengurus Perwakilan BWI Kota Semarang, Hadziq Jauhari memberikan materi terkait wakaf uang. Wakaf tidak hanya berkaitan dengan lahan atau tanah. Masyarakat bisa wakaf dalam bentuk uang yang nantinya diterima oleh Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS PWI).
Dia menyebut, potensi wakaf uang di Indonesia sebesar Rp 180 triliun. Realisasi perhimpunan wakaf uang hingga 2022 kurang dari satu persen atau hanya Rp 1,7 triliun.
"Terdapat gap yang besar dan masih perlu dioptinalkan," ungkapnya.
Selain itu, para nazhir juga medapatkan materi terkait menggali potendi wakaf untuk kesejahteraan umat yang disampaikan Ketua Perwakilan BWI Kota Semarang, Imam Yahya, materi pendaftaran wakaf yang disampaikan pengurus BWI Kota Semarang, Latif, serta materi penguatan peran nazhir dalam pengelolaan dan pengembangan tanah wakaf yang diberikan oleh Penyelenggaraan Zakat dan Wakaf Kemenag Kota Semarang, Cholidah Hanum.