TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Tradisi memasak oseng pepaya muda saat aktivitas vulkanik Gunung Slamet naik terus dijaga.
Itulah yang dilakukan warga RT 1 RW II, Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Mereka menggelar doa bersama, Jumat (3/11/2023) malam.
Baca juga: Kisah Warga Baturraden Sering Dengar Suara Gemuruh di Gunung Slamet saat Status Jadi Waspada
Baca juga: Jalur Evakuasi Potensi Bencana Gunung Slamet Rusak, BPBD Cek Sarana Prasarana
Doa bersama ini untuk meminta keselamatan karena aktivitas Gunung Slamet naik dari level I (normal) ke level II (waspada).
Dalam acara ini juga digelar tradisi unik, yaitu makan bersama dengan lauk oseng pepaya muda yang dimasak oleh warga setempat.
Acara diawali dengan doa bersama yang diikuti anak-anak hingga orangtua.
Kemudian dilanjutkan makan bersama dengan menu utama oseng pepaya.
Salah satu warga, Sukinah mengatakan, tradisi memasak pepaya atau disebut juga gandul merupakan tradisi turun-temurun ketika aktivitas Gunung Slamet meningkat.
"Ini sudah tradisi turun-temurun, kalau aktivitas Gunung Slamet meningkat katanya harus bikin selamatan dengan lauk oseng gandul atau pepaya," kata Sukinah di sela acara, Jumat malam.
Kaur Pemerintahan Desa Kedungmalang, Sunar Budiyanto mengatakan, tradisi yang biasa disebut "gandulan" ini biasa dilakukan warga di lereng selatan Gunung Slamet.
"Agar kita dijauhkan dari mara bahaya ada tradisi gandulan yaitu membuat oseng pepaya muda," ujar Sunar.
Menurut Sunar, saat ini mungkin banyak yang menganggap tradisi ini tidak masuk akal.
Namun warga setempat tetap nguri-uri tradisi para leluhur ini.
Seperti diketahui, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meningkatkan status Gunung Slamet dari level normal menjadi level waspada sejak Kamis (19/10/2023) pukul 08.00 WIB (Kompas.com)