RPJPD dan Pembangunan Manusia
oleh Laila Kholid Alfirdaus, SIP, MPP, PhD, Ketua Program Doktor Ilmu Sosial Undip
DIMULAI dengan kick-off penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Tengah pada 20-21 Juli 2023, saat ini banyak daerah telah memulai proses penyusunan RPJPD mereka. Beberapa kabupaten/kota yang telah melaksanakan kick-off RPJPD termasuk Pemalang (10/08/2023), Kabupaten Pekalongan (30/08/2023), Kabupaten Magelang (31/08/2023), Kota Tegal (12/09/2023), Wonosobo (19/09/2023), Temanggung (20/09/2023), Sragen (22/09/2023), dan Kabupaten Sukoharjo (09/10/2023).
Penting untuk dicatat bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) memiliki nilai strategis yang besar, karena akan menjadi panduan utama dalam mencapai visi "Indonesia Emas 2045" dalam pembangunan di masa mendatang. RPJPD nantinya akan dijabarkan lebih detil ke dalam sasaran lima tahunan (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), yang selanjutnya didetilkan dalam rencana pembangunan tahunan (Rencana Kerja Pembangunan Daerah). Dalam konteks ini, penulis ingin menekankan bahwa penyusunan RPJPD adalah kesempatan langka untuk memantabkan keterkaitan (linkages) antara pendidikan, kesehatan dan keberdayaan ekonomi guna mewujudkan sumber daya manusia Indonesia berkualitas, kompetitif dan unggul.
Penulis menggunakan ilustrasi stunting sebagai penjelasan. Data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan bahwa tingkat stunting di Jawa Tengah mencapai 20,8 persen, mendekati rata-rata nasional pada tahun yang sama sebesar 21,6 persen (Kompas.com, 14/2/2023). The devil is in the detail, angka di sejumlah kabupaten/kota menunjukkan angka yang di atas rata-rata provinsi. Brebes masih menempati peringkat tertinggi dengan persentase 29,1 persen. Daerah lain dengan persentase yang tinggi berturut-turut meliputi Temanggung (28,9 persen), Magelang (28,2 %), Purbalingga (26,8 %), Blora (25,8 %), Sragen (24,3 %), Rembang (24,3 %), Pekalongan (23,5 %), Batang (23,5 %), Kota Pekalongan (23,1 %), dan Pati (23 %).
Keterkaitan
Apa pentingnya RPJPD dalam konteks keterkaitan (linkages) “trinitas suci” kualitas pendidikan-kesehatan-keberdayaan ekonomi terhadap Pembangunan manusia? Pendidikan dasar memainkan peran kunci dalam membentuk pengetahuan dan kesadaran anak-anak tentang masa depan yang lebih baik. Kesadaran ini juga berperan dalam, semisal, pencegahan perkawinan anak yang dapat meningkatkan risiko kesehatan dalam hal ini kematian ibu dan bayi. Keluarga yang menikah pada usia yang terlalu muda umumnya tak punya pengetahuan mencukupi tentang cara merawat anak dengan sehat.
Terkait keberdayaan ekonomi, ketika menikah muda, pasangan di bawah umur umumnya mengalami putus sekolah. Atau jika menyelesaikan SLTA, kebanyakan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Akibatnya, para individu tersebut memiliki tingkat pendidikan formal yang rendah, serta ragam keterampilan kerja atau tingkat keahliannya terbatas. Konsekuensinya, kemampuan ekonomi keluarga kurang memenuhi kebutuhan gizi yang memadai untuk anak-anak mereka.
Dengan demikian, dari gambaran keterkaitan pendidikan-kesehatan-keberdayaan ekonomi di atas, maka integrasi antara pendidikan, kesehatan, dan ekonomi amatlah fundamental dalam upaya mencegah stunting. Sekali lagi, RPJPD memberi peluang masuknya gagasan inovatif untuk pembangunan 20 tahun mendatang.
Salah satu inspirasi inovasi pembangunan SDM sejak usia wajib belajar adalah Better Life Options and Opportunities Model (BLOOM). Esensi program ini adalah penguatan diri, kesehatan reproduksi, dan kesiapan untuk dunia kerja. Aspek-aspek tersebut menurut saya perlu diadopsi dan diadaptasi sesuai konteks lokal DIY dan Jawa Tengah.
Sebagai contoh, sejak sekolah dasar, anak-anak di lokasi program diberikan pandangan tentang signifikansi memiliki cita-cita. Meskipun dalam konteks yang terbatas, anak-anak mungkin di sana hanya melihat guru sebagai gambaran cita-cita, namun ini sangat esensial untuk memberikan inspirasi dan arahan mengenai karier di masa depan.
Membangun Komunikasi
Program ini juga memberikan pelatihan remaja tentang membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan orang tua, termasuk cara menyampaikan keinginan dan pemikiran secara sopan. Keterampilan komunikasi, argumentasi yang sehat, dan kemampuan persuasi membentuk dasar hubungan yang saling memahami antara anak dan orang tua. Usia remaja adalah waktu yang ideal untuk mengembangkan keterampilan ini.
Terkait maraknya kehamilan di luar nikah, program BLOOM mengajarkan pentingnya hubungan yang sehat dan bahkan melarang kontak fisik, sambil tetap memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan risiko jangka panjang dari pacaran yang tidak sehat. Dalam diskusi saya dengan anak-anak penemrima program ini, mereka umumnya tidak lagi ingin menikah pada usia muda. Mereka ingin melanjutkan sekolah baik untuk membantu ekonomi orang tua maupun memperoleh bekal bagi masa depan keluarga mereka sendiri kelak.
Tentu saja, cerita mengenai program BLOOM di atas hanya satu dari sekian banyak alternatif gagasan inovasi. Karena penyusunan RPJPD memungkinkan pendampingan pihak perguruan tinggi, pemerintah-pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah dapat mengidentifikasi berbagai praktik “best practices” dari banyak daerah atau bahkan negara lain yang memiliki karakteristik yang relatif sama. Yang jelas, visi Pembangunan jangka panjang nasional “Indonesia Emas 2045” butuh bertumpu pada aset sumber daya manusia yang tangguh dan berdaya saing, dan itu dimulai dari daerah.
Dan penyusunan RPJPD menjadi peluang emas untuk memasukkan inovasi yang mencakup keterkaitan (linkages) pendidikan-kesehatan-keberdayaan ekonomi. Fokus pembangunan manusia ini tidak semata pengembangan akademis. Melainkan juga pembangunan mental, kecerdasan emosional, kesehatan reproduksi, dan keterampilan kehidupan yang vital lainnya. Indonesia pada 2045 diproyeksikan akan menikmati bonus demografi: jumlah penduduk usia produktif yang melimpah. Hanya saja, patut dipikirkan, proyeksi tersebut hanya akan menjadi kenyataan sebagai “bonus” jika konten dan rute-rute strateginya kita siapkan sejak sekarang. Dan kualitas perencanaan dalam RPJPD menjadi salah satu kuncinya. (*)