Berita Pati

Pedagang Makanan di Plaza Pragolo Pati Keluhkan Sepi Pengunjung

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Leginah (65), pedagang makanan di Plaza Pragolo Pati membereskan meja di warungnya, Selasa (7/11/2023).

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Pedagang di Plaza Pragolo Pati mengeluh sepi pengunjung. 

Mereka mengaku kesulitan mendapatkan penghasilan sesuai harapan.

Plaza Pragolo merupakan pusat kuliner dan produk unggulan UMKM yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Pati.

Di lantai 2 plaza ini juga terdapat bioskop yang diharapkan bisa menjadi magnet bagi pengunjung dan turut membuat para pedagang kuliner di plaza ramai dikunjungi.

Plaza mulai sepi saat Pandemi Covid-19 melanda dan kios-kios terpaksa tutup.

Leginah (65) adalah salah satu pedagang makanan yang menutup toko saat Pandemi Covid-19.

Dia lalu membuka warung di depan SPBU Margorejo.

Saat pandemi reda, Leginah kembali membuka kiosnya di Plaza Pragolo. 

Namun, hingga kini penjualan masih lesu. 

Hanya bioskop yang masih cukup ramai dikunjungi. 

”Dulu satu hari bisa dapat jutaan. Sekarang sepi. Hari ini saja cuma ada beberapa orang beli 15 gorengan dan minuman," papar Leginah, Selasa (7/11/2023).

Leginah mengatakan, saat ini untuk mencari keuntungan Rp50 ribu per hari saja dia kesulitan.

Dia bahkan kerap terpaksa membuang nasi dan makanan lain yang tidak laku terjual. 

Menurut Leginah, dulu ada 50-an pedagang yang berjualan di plaza. 

Saat ini hanya tersisa enam pedagang termasuk dirinya. 

Leginah terpaksa bertahan karena tidak punya opsi lain.

Sebab, warungnya di depan SPBU Margorejo beberapa bulan lalu dibongkar oleh aparat penegak Perda. Sebab, warungnya memang tergolong bangunan liar tidak berizin.

Leginah berharap Pemkab Pati bisa melakukan upaya terobosan agar para pengunjung kembali ramai sehingga kios-kios pedagang di plaza kembali hidup. 

Dia menambahkan, jika ada ajang tertentu, sebetulnya pengunjung plaza sangat ramai. Namun, pedagang di dalam plaza tidak kecipratan keuntungan.

”Kebanyakan EO (event organizer) bawa UMKM sendiri. Kami tidak kebagian," tutur dia. 

Rudi (29), pria asal Desa Kedungbulus, Kecamatan Gembong, sesekali mendatangi Plaza Pragolo untuk menonton film di bioskop.

Namun, dia tidak tertarik jajan di pusat kuliner lantaran kios-kios pedagangnya sepi, banyak yang tutup. 

”Biasanya saya cuma nonton bioskop langsung pulang,” tandas dia. (mzk)

Berita Terkini