TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Status Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka sebagai kader PDI Perjuangan hingga kini masih menggantung, setelah maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) Koalisi Indonesia maju (KIM) pendamping Prabowo Subianto di pilpres 2024.
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu hingga kini belum menyatakan mengundurkan diri dari PDI Perjuangan dan mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.
Hingga saat inipun belum ada pernyataan tegas dari PDI Perjuangan yang menyatakan Gibran dipecat setelah menjadi cawapres Prabowo, yang berarti tidak sejalan dengan partainya yang mengusung pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Meski demikian, PDI Perjuangan menyatakan bila persoalan Gibran sudah tutup buku.
Gibran pun mengakui sudah menerima surat yang dilayangkan DPC PDI Perjuangan Kota Solo yang memintanya mengundurkan diri dan mengembalikan KTA PDI Perjuangan. "Itu kapan ya? Dah lama," ujarnya, Kamis (16/11).
Surat yang ditandatangani Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo tersebut diketahui dilayangkan pada Selasa (31/10).
Gibran pun mengakui bila surat tersebut isinya meminta dirinya mundur dan mengembalikan KTA PDI Perjuangan. "Iya itu jadi satu-lah (bersamaan dengan surat pengembalian KTA-Red)," ucapnya.
Gibran menepis pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyebut dirinya telah berkirim surat kepada DPC PDI Perjuangan Solo dan menyatakan telah tutup buku. "Dari DPC mengirimkan surat ke saya," tukasnya.
Gibran menegaskan, tidak pernah membalas surat dari PDI Perjuangan tersebut. "Kalau saya tidak (membalas-Red), kalau Bobby (Nasution-Red) saya tidak tahu," tukasnya.
Di sisi lain, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu enggan membeberkan isi surat yang dirinya terima dari DPC PDI Perjuangan Solo "Iya, isi suratnya tidak bisa saya ekspos-lah ya ke media, yang jelas sudah kami terima," bebernya.
Seperti diketahui, Gibran dan adik iparnya Bobby Nasution yang merupakan kader PDI Perjuangan, membelot dari keputusan partai mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam Pilpres 2024.
Gibran dan Bobby justru berada di kubu Prabowo Subianto. Gibran kini berstatus sebagai cawapres Prabowo Subianto. Sementara Bobby Nasution yang merupakan Wali Kota Medan mendeklarasikan mendukung Prabowo-Gibran.
DPC PDI Perjuangan Kota Medan juga telah mengirimkan surat pemberhentian Bobby sebagai kader partai berlambang kepala banteng moncong putih, sekaligus merupakan surat usulan pemecatan yang diajukan ke DPP PDI Perjuangan.
Bukan pemecatan
Adapun, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menyatakan, surat yang dikirimkan ke DPP bukanlah surat usulan pemecatan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Rudy, sapaannya, menyebut, surat tersebut adalah meminta Gibran mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) dan mengundurkan diri.
"Surat yang dikirimkan ke Mas Gibran tembusan ke DPP, bukan pemberhentian," jelasnya, saat ditemui Rabu (16/11) malam.
Ia berujar, sejauh ini tidak ada tanggapan dari Gibran mengenai permintaan tersebut. Ia pun akan melaporkan terkait dengan tidak ditanggapinya surat ke DPP PDI Perjuangan.
"Sampai hari ini belum ada tanggapan. Nanti saya lapor ke DPP. Sampai hari ini memang belum ada tanggapan dari Mas Gibran," tuturnya.
Rudy mengirimkan surat resmi ke Wali Kota Solo tersebut melalui Sekretaris DPC PDI Perjuangan yang juga Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa.
"Meminta dengan sangat lagi hormat, saya minta untuk dikembalikan KTA ke DPC, dan membuat surat pengunduran diri dari anggota PDI Perjuangan," jelasnya.
Meski KTA tidak dikembalikan dan tidak ada pengunduran diri dari putra sulung Presiden Jokowi tersebut, Rudy memastikan Gibran sudah bukan lagi anggota PDI Perjuangan.
"Namun sampai hari ini tidak ditanggapi, buku kami tutup, sehingga Mas Gibran sudah bukan anggota PDI Perjuangan," tandasnya.
Senada, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, persoalan Gibran dan Bobby Nasution di PDI Perjuangan sudah tutup buku. Menurut dia, Gibran dan Bobby sudah sama-sama diberi surat dari DPC partai masing-masing.
Ia menyebut, saat ini pihaknya bersama parpol pendukung memilih fokus untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.
"Itu sudah, semua tutup buku, yang penting pemenangan Pak Ganjar dan Prof Mahfud dengan penuh keyakinan," katanya, di sela rapat mingguan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, di Gedung High End, Jakarta, Rabu (15/11).
Hasto menyatakan, tidak ada yang dibedakan antara Gibran dan Bobby. Sehingga, persoalan keduanya dianggap sudah tutup buku.
"Semua, Mas Gibran juga sama, sudah tutup buku, surat sudah diberikan DPC, sama isinya, yang beda hanya tanggal dan yang tandatangan, substansinya sama," tandasnya.
Dia menambahkan, pihaknya kini memilih fokus untuk pemenangan pasangan Ganjar-Mahfud di pilpres 2024.
"Penegasannya adalah seluruhnya berkontestasi pada pemenangan Pak Ganjar, Prof Mahfud dengan angka tiga, dengan nomor tiga, yang bahasanya tadi bagus ya, trisulaweda itu lurus, benar, dan jujur," paparnya.
"Ini kekuatan yang paling otentik dari rakyat yang disuarakan oleh Pak Ganjar dan Prof Mahfud," sambungnya. (TribunSolo.com/Anang Maruf/Tribunnews/Adi Suhendi/Rahmat Fajar Nugraha/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)