Istri Suprianda Dilarang Pergi Setelah Suaminya Tewas Diterkam Harimau, Andre Soan Panik?
TRIBUNJATENG.COM- Setelah Suprianda (27) tewas diterkam harimau milik majikannya Andre Soan, sang istri saat itu dilarang pergi dari kediaman Andre Soan.
Andre Soan diduga panik lantaran bos pengusaha kayu Kalimantan tersebut tak memiliki izin memelihara satwa yang dilindungi tersebut.
Saat kejadian nahas tersebut, Andre Soan tega menahan istri Suprianda. Padahal saat istri Suprianda melaporkan bahwa suaminya tak kunjung keluar dari kandang harimau, Andre Soan baru menanggapinya 3 jam kemudian.
Dari rekaman CCTV, waktu menunjukkan pukul 10.00 Wita saat sebuah sepeda motor memasuki pagar baja berlapis kayu bertuliskan angka 99 di Jalan Wahid Hasyim II, RT 11, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Sabtu (18/11/2023).
Sepeda motor tersebut dikendarai oleh Suprianda (27) yang membonceng istrinya, Suwarni (27) beserta anak laki-laki mereka yang masih berumur 1 tahun.
Sejauh 200 meter berkendara, mereka pun tiba di depan pagar baja lainnya.
Pagar tersebut merupakan akses menuju kandang harimau yang beberapa tahun belakangan dipelihara oleh seorang pengusaha kayu berinisial Andre Soan.
Suprianda sendiri merupakan karyawan di tempat fitnes milik Andre Soan yang mana juga diberi tugas tambahan untuk memberi makan binatang peliharaan sang majikan.
Pukul 10.30 Wita, Suprianda masuk ke dalam kandang harimau tersebut.
Biasanya pria asal Buton, Sulawesi Tenggara, itu akan mengajak istrinya masuk.
Jikapun tidak, ia akan melakukan panggilan video dengan sang istri ataupun keluarga saat akan memberi makan hewan buas itu.
Pada hari nahas itu, Suprianda pun meminta sang istri tetap di luar.
Ia ingin menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.
"Karena kami mau ke acara nikahan keluarga," ungkap Suwarni dikutip dari TribunKaltim.com.
Hingga waktu menunjukan pukul 11.30 Wita, sang suami tak kunjung keluar.
Ia mulai resah sebab tak bisa menghubungi Suprianda.
"Biasanya kami video call kalau di dalam kandang. Biar tahu apa yang terjadi selama di dalam. Tapi waktu itu HP saya dibawa masuk, katanya buat Wifi," ungkapnya lagi.
Suwarni lantas menuju rumah majikan suaminya, lantas ia meminta asisten rumah tangga (ART) yang ada untuk menghubungi Andre Soan.
"Jawab si Bos Andre mungkin belum selesai di dalam sana," demikian kalimat singkat dari Andre Soan yang membuat Suwarni kembali sedikit tenang.
Suwarni terus menunggu, namun hingga Pukul 13.30 Wita, sang suami masih tak kunjung keluar.
Ia kembali meminta tolong ART lainnya untuk menghubungi majikan suaminya.
"Jawabannya sama, mungkin belum selesai. Tapi firasat saya sudah lain, saya paksa bos lihat suami saya ke kandang (harimau)," lanjutnya.
Dilanda rasa khawatir, sambil menunggu Andte Soan tiba, Suwarni dengan menggendong buah hatinya melangkahkan kaki ke kandang berkelir abu-abu tersebut.
Langkahnya sempat terhenti saat sang buah hati tiba-tiba menunjuk ke lantai tiga kandang lalu melambai.
"Dia rewel, nunjuk lantai tiga itu sambil teriak bapak... bapaaak. Tapi saya lihat tidak ada siapa-siapa," sambungnya.
Teriakan dan tingkah anak keduanya itu membuat langkahnya goyah.
Ia semakin yakin telah terjadi hal buruk terhadap sang suami.
Ia pun semakin dekat dengan pintu utama kandang yang terbuat dari besi.
Ia melihat pintu itu renggang, terlihat seekor anjing bernama Aci yang sering menemani sang harimau berada di luar kandang.
"Biasanya anjingnya pasti di dalam kandang. Saya panggil suami saya tidak menyahut," ucapnya lagi.
Melihat kejanggalan yang tak biasa itu membuat emosi ibu hamil tersebut semakin tak terkontrol.
Dengan bergegas ia kembali meminta ART di rumah itu untuk menghubungi majikannya.
Tidak berselang lama, Andre Soan yang ia panggil Bos itupun tiba.
Ia langsung memeriksa area kandang dan kembali dengan informasi bahwa sang suami telah tiada.
"Dia cuma minta selimut, tidak tahu buat apa. Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi selain menangis sejadi-jadinya. Pak Soan (ayah Andre Soan) mencoba menenangkan saya. Katanya sudah menghubungi polisi," bebernya.
Pasca kejadian itu, lanjutnya, seluruh orang yang berada di rumah tersebut menjadi cuek dan bersikap dingin terhadapnya.
Semua akses pintu keluar mendadak ditutup dan ia tak diperbolehkan meninggalkan kediaman Andre Soan.
"Saya mau hubungi keluarga saya tapi tidak diberi akses," sambungnya.
Saat rumah tersebut lenggang, ia akhirnya melarikan diri dengan menggendong sang buah hati.
Tak terhitung berapa kali ia terjatuh hingga berhasil keluar dari rumah berkelir cokelat cream tersebut.
"Saya ketemu sama teman kerja suami dan diantar ke rumah orangtua suami saya ini (kediaman mertua)," bebernya.
Setelah beberapa saat jasad sang suami baru dapat dievakuasi.
Ia mengaku kaget sebab yang menyerang sang suami merupakan harimau besar.
Setahu mereka ada dua harimau di dalam kandang tersebut.
Satu harimau besar yang telah dievakuasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur.
Satunya lagi masih anakan yang diberi nama Boy.
"Yang dirawat suami saya itu setau saya yang namanya Boy itu. Kalau yang besar diberi makan lewat luar (semacam laci dorong) sama suami saya," ungkapnya.
Jasad Suprianda kini telah dikebumikan di pemakaman muslim Solong Durian.
Saat ini, Andre (41) ditetapkan menjadi tersangka karena kelalaiannya yang menyebabkan orang meninggal dunia.
Selain itu, Andre juga terjerat perkara larangan memelihara satwa atau hewan liar dilindungi sebagaimana dimaksud dalam pasal 359 KUHP Juncto pasal 21 Ayat 2 Juncto pasal 40 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.
"Ancaman masing-masing Pasal yakni 5 tahun penjara (10 tahun penjara)," tegas Kombes Pol Ary Fadli.
Menurut BKSDA Kaltim, Andre pernah mengajukan izin penangkaran ke lembaga ini.
Namun karena penerbitan izin harus dari kementerian, BKSDA Kaltim hanya memberikan informasi terkait persyaratan untuk memelihara hewan-hewan langka tersebut.
Andre merupakan seorang pengusaha kayu di Kalimantan Timur.
Ia merupakan putra dari Soan, seorang pengusaha kayu olahan terbesar di Kalimantan Timur, yang basis usahanya di Kutai Timur.
Selain menjadi pengusaha kayu, Andre juga memiliki tempat fitness di Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda.
Andre hobi memelihara anjing ras mulai herder hingga pitbul.
Setelah dilakukan penyelidikan mendalam, tercatat Andre memelihara secara ilegal 2 ekor harimau dan 1 macan dahan di kediamannya.
Dari pengakuan Andre kepada polisi, seluruh hewan buas itu dikirim secara ilegal dari Jakarta.
Dalam proses penyelundupan itu, hewan-hewan itu dikirim melalui jalur laut yang disembunyikan di dalam roda empat hingga tiba di rumah AS.
Keberadaan satwa-satwa liar itu terungkap setelah salah seorang asisten rumah tangga (ART) dari Andre yakni Suprianda (27) diterkam oleh salah satu harimau peliharaan pengusaha tersebut.
Sebelumnya harimau dewasa pertama yang diperkirakan berusia 10 tahun dengan bobot 100 kilogram telah lebih dulu dievakuasi oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim ke Tabang Zoo, Kutai Kartanegara pada Minggu (19/11) lalu.
Kemudian pada malam harinya Satreskrim Polresta Samarinda kembali melakukan penggeledahan menyeluruh kediaman Andre yang berada di Jalan Wahid Hasyim II, RT 11, Kelurahan Sempaja Barat, kecamatan Samarinda Utara dan menemukan seekor Macan Dahan yang disembunyikan di dalam rumah utama.
Lalu harimau terakhir kembali ditemukan pada Rabu (22/11) kemarin.
Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli menyebutkan harimau terakhir yang ditemukan masih anakan.
Diperkirakan usia harimau yang juga jantan tersebut masih di bawah 1 tahun dengan tinggi badan 50 centimeter dan berat 50 kilogram.
"Memang sempat disembunyikan oleh pelaku. Namun setelah kita lakukan pendekatan akhirnya dia mengaku ada lagi satu harimau lain," sebutnya.
Dari pengakuan Andre kepada polisi, seluruh hewan buas itu dikirim secara ilegal dari Jakarta.
Dalam proses penyelundupan itu, macan-macan itu dikirim melalui jalur laut yang disembunyikan di dalam roda empat hingga tiba di rumah AS.
(*)