TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemprov Jateng bakal gelar Gerakan Pangan Murah (GPM) hingga lebaran mendatang.
Hal itu guna menyetabilkan harga sejumlah komoditi pangan yang masih tinggi seperti beras.
"Target kami 100 kali GPM, sampai sekarang masih 72 kali. Kedepan GPM masih akan kami gelar," ucapnya beberapa waktu lalu.
Hingga kini harga beras di pasaran Jateng masih tergolong tinggi, bahkan tembus di angka Rp 16 sampai 18 ribu perkilogram.
Kenaikan harga beras tersebut membuat masyarakat berteriak.
Meski di sejumlah pasar tradisional ada penurunan harga beras, namun penurunan tersebut tak signifikan.
"Memang beberapa turun tapi hanya Rp 100 perkilogram, padahal sekali naik bisa sampai Rp 2 ribu," ucap Kartika satu di antara warga Kota Semarang.
Kartika mengatakan, beras premium di pasaran masih di angka Rp 16 ribu perkilogram.
Sementara harga beras medium Rp 14 ribu perkilogramnya.
"Kalau Ramdhan pasti naik lagi, yang terdampak kami lagi," ujarnya.
Tingginya harga beras di Jateng juga ditanggapi oleh Disperindag Provinsi Jateng.
Hingga kini Disperindag masih mencari sebab kenaikan harga beras yang terjadi beberapa pekan.
Dijelaskan Kepala Disperindag Provinsi Jateng, Ratna Kawuri, kemungkinan penyebab naiknya harga beras karena tinggi permintaan ketimbang stok.
Selain bencana banjir yang terjadi dibeberapa daerah juga mempengaruhi tingginya harga beras.
Pasalnya, bencana banjir melanda sejumlah daerah yang menjadi sentra penghasil gabah.
"Kabupaten Grobogan, Demak, dan Brebes beberapa waktu lalu terdampak banjir. Padahal di sana adalah sentra gabah," terangnya.
Ratna juga mengakui adanya penurunan harga beras di pasaran, meski demikian penurunannya hanya Rp 100 perkilogramnya.
Namun penurunan tersebut dikatakan Ratna terjadi setiap hari jelang Ramadhan.
"Meski Rp 100, tapi menunjukkan respon pasar yang baik," paparnya.
Dijelaskannya harga gabah ditingkat petani juga mengalami penurunan beberapa pekan terakhir.
Hal tersebut berimbas pada penurunan harga beras ditingkat pedagang pasar tradisional.
"Harga gabah yang sebelumnya Rp 8 ribu sampai Rp 8,4 ribu, kini menjadi Rp 7,3 ribu sampai Rp 7,4 ribu perkilogram," jelasnya.
Ditambahkannya Disperindag terus melakukan koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Bulog Kanwil Jateng.
Hal tersebut guna memastikan ketersediaan beras tercukupi ditingkat masyarakat.
"Masyarakat tak perlu khawatir dan panik, karena pemerintah menjamin ketersediaan beras," imbuhnya. (*)