Caleg DPR Otak Pembunuhan

NASIB Devara Putri Prananda, Gagal Lolos Anggota DPR, Jadi Tersangka dan Dipecat Partai Garuda

Editor: Muhammad Olies
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Devara Putri Otak Pembunuhan Indriana Dewi Bukan Orang Sembarangan, Caleg DPR RI Partai Garuda

TRIBUNJATENG.COM - Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Nasib apes kini dialami Devara Putri Prananda.

Ia tak hanya gagal lolos menjadi anggota DPR karena hanya meraih 226 suara. Namun perempuan muda itu kini juga sudah berstatus tersangka pembunuhan Indriana Dewi Eka Saputri (24).

Terbaru, partai politik tempatnya bernaung, Partai Garda Republik Indonesia atau Partai Garuda juga resmi memecat namanya.  

Sekjen DPP Partai Garuda, Yohanna Murtika mengatakan keputusan pemecatan itu dibuat pihaknya usai menggelar rapat internal terkait hukum yang menjerat Devara Putri Prananda.

Devara diketahui sebagai Calon Legislatif (Caleg) Dapil Jawa Barat IX nomor urut empat terbukti bersama Didot Alfiansyah, serta pembunuh bayaran berinisial MR terlibat dalam aksi pembunuhan terhadap korban Indriana. Bahkan Devara adalah caleg DPR otak pembunuhan Indriana Dewi Eka Saputri.

"Perihal perkara itu sudah kami cabut keanggotaannya (Devara), kami dari internal pastinya memberikan peringatan keras kepada semua kader yang terlibat pelanggaran hukum," kata Yohanna, Minggu (3/3/2024).

Baca juga: Duduk Persoalan Caleg DPR Jadi Otak Pembunuhan Indriyana Dewi, Bayar Pembunuh Rp 50 Juta

Devara mengatakan kasus yang ditangani Polda Jawa Barat itu dikarenakan sikap pribadinya, dan tidak berkaitan dengan partai.

"Karena itu urusan pribadi, bukan masalah partai. Tapi kami tetap berempati perihal kasus tersebut. Semoga masalahnya cepat terselesaikan," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jabar mengungkap dugaan pembunuhan terhadap seorang perempuan bernama Indriana di Kota Banjar, Jawa Barat.

Mayat perempuan terbungkus selimut tersebut ditemukan pengendara sepeda yang mencium bau busuk di pinggir tebing Jalan Raya Banjar-Cimaragas Ciamis, Kota Banjar, 25 Februari 2024.

Indriana adalah korban pembunuhan berencana.

Otak pelakunya adalah sepasang kekasih berinisial DA dan DP, yang dibantu seorang pria berinisial MR sebagai eksekutor.

Indriana dibunuh di Jalan Bukit Pelangi Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Rabu (21/2/2024) malam atau empat hari sebelum jasad ditemukan.

Petugas menggelar Olah TKP pembunuhan seorang wanita asal Jaktim, Indriana Dewi Eka, yang didalangi caleg DPR RI, Devara Putri Prananda, di Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor. (TribunnewsBogor.com)

Rentetan Fakta

Sejumlah fakta terungkap dalam perkara pembunuhan yang diduga dikarenakan cinta segitiga hingga memakan korban seorang perempuan bernama Indriana Dewi Eka Saputri (24).

Fakta itu disampikan ketua RT 6 RW 14 kelurahan Cipinang Besar Utara, kecamatan Jatinegara, yang diketahui berada di wilayah kediaman Indriana beserta satu kakaknya dan kedua orangtuanya.

Fakta pertama adala pihak keluarga dalam hal ini ibu korban sempat dikirim makanan sate persis satu hari sebelum pihak kepolisian datang ke kediaman korban untuk memberitahu jenazah terduga korban ditemukan.

Sate tersebut dikirim pada malam hari oleh seorang perempuan yang menggunakan atribut lengkap ojek online (Ojol) dan memberitahu kalau sate tersebut dipesan oleh Indriana yang diperkirakan pada malam itu sudah meninggal dunia.

“Malam hari dikirimin sate sama perempuan ngakunya ojol yang dipesan sama Indriana, terus besok paginya polisi baru datang ke lokasi mengabarkan ada temuan jenazah,” kata Eko.

Baca juga: Ini Raihan Suara Caleg DPR Pembunuh Indriana Dewi di Dapil Jabar IX, Alumni SMK Swasta di Jakarta

Eko menjelaskan sate tersebut kemudian diterima oleh sang ibu korban.

Hanya saja tidak dikonsumsi lantaran sudah kenyang dan kemudian disimpan.

Baca juga: Penemuan Jasad Terbungkus Selimut di Banjar, Pelaku Rencanakan Pembunuhan Sejak 15 Februari 2024

Hingga pada keesokan paginya, pihak kepolisian datang ke kediaman korban untuk memberitahu perihal informasi dugaan mayat Indriana dan mengetahui informasi adanya pengiriman makanan tersebut, sate tersebut langsung dibawa pihak kepolisian sebagai barang bukti.

“Sate nya tidak makan jadinya, karena kenyang ibunya katanya, terus pas polisi datang dan tahu ada informasi itu langsung dibawa, takutnya itu sate ada racun atau gimana kan tidak tahu, jadinya buat bukti data penyelidikan,” ujarnya.

Sudah Meninggal, Tapi Bisa Balas Pesan WhatsApp

Pihak keluarga mengatakan akun WhatsApp anak kedua itu masih aktif saat diperkirakan sudah meninggal dunia.

Eko menjelaskan hal itu terbukti saat sang ibu mengirim pesan ke nomor WhatsApp korban pada dua hari sebelum keluarga mengetahui jenazah Indriana ditemukan dan saat itu sudah diperkirakan meninggal empat hari lalu.

Sehingga alasan itu yang membuat awal pihak keluarga tidak berpikiran khawatir ataupun curiga dengan aktivitas Indriana yang diketahui sebelumnya sempat izin ingin pergi bersama rekan-rekannya ke kawasan Bogor.

“Masih bales chat kok WhatsApp nya (Indriana) di chat apapun sama ibunya dibales, makanya ibunya tidak khawatir beberapa hari belum pulang ke rumah,” jelasnya.

Justru Eko mengungkapkan kecurigaan dari pihak keluarga timbul dari pemikiran sang kakak kandung dari Indriana.

Kakak kandungnya yang berinisial R itu curiga lantaran ketikan atau balasan text WhatsApp dari Indriana yang berbeda dari biasanya.

Ia pun menduga jika berdasarkan waktu perkiraan jenazah meninggal dunia, kondisi Indriana seharusnya sudah meninggal dunia, dan tidak dapat membalas chat WhatsApp.

“Kalau dilihat dari rentan waktu meninggal dunia, Indriana itu udah meninggal, gamungkin bisa balas WhatsApp, dugaannya ya yang balas itu teman dekat pria korban, mungkin hafal ketikannya juga,” imbuhnya.

Bahkan Eko mengungkapkan saat pihak Kepolisian datang ke kediaman Indriana untuk memberitahu informasi telah ditemukannya jenazah, kemudian mengarahkan sang ibu untuk mengirim pesan ke nomor WhatsApp korban pun masih juga dibalas.

“Sampai polisi mengarahkan chat aja juga masih dibales,” pungkasnya.

Infromasi itupun kini tengah dijadikan pihak kepolisian untuk membantu sebagai data perkara.

R, eksekutor pembunuhan wanita yang jasadnya dibuang di wilayah Kota Banjar, Jumat (1/3/2024).  (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

Korban Punya Tabungan Rumah untuk Ibunya

Lalu niat Indriana yang ingin membelikan sebuah rumah untuk ibu kandungnya harus pupus.

Mengingat Indriana telah dinyatakan meninggal dunia usai jenazahnya ditemukan terbungkus selimut di pinggir tebing di Jalan Raya Banjar-Cimaragas Ciamis, Kota Banjar, Jawa Barat.

Eko mengatakan pihak keluarga nampak hancur perasaan hatinya dan sedih setelah mengetahui informasi meninggalnya Indriana, terkhusus juga mengetahui niat baik anak bontot tersebut.

Pasalnya, sejak masih berusia belasan tahun, Indriana bersama seorang kakak pria dan juga orangtuanya itu hanya tinggal di sebuah kontrakan dengan berukuran lebih kurang 5x3 meter dan berada persis di gang kecil.

“Saya dapat informasi dari keluarganya dan juga atasan tempat kantornya bahwa ada tabungan untuk beliin ibunya rumah, sampai terakhir almarhumah hidup pun rutin nabung, ada tabungannya itu,” ucapnya.

Eko menuturkan, tabungan yang sudah dimiliki Indriana pun sudah mencapai puluhan juta rupiah.

Hanya saja setelah kejadian yang telah menimpa almarhumah, Eko mengungkapkan belum mengetahui akan dialihkan atau difungsikan seperti apa tabungan tersebut.

“Tabungan itu beneran ada, jumlahnya kira-kira Rp 40 juta, itu setahu saya ya, tapi setelah kejadian ini tidak tahu juga gimana kelanjutannya,” tuturnya.

Eko mengungkapkan faktor itu yang membuat dirinya menilai bahwa Indriana ialah sosok anak yang baik.

Selain itu juga dinilainya sebagai perempuan yang pekerja keras.

“Intinya pekerja keras itu anak (Indriana),” tandasnya.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Partai Garuda Tercoreng, Pecat Kadernya Imbas Perkara Pembunuhan Indriana Dewi

Berita Terkini