Berita Kudus

Rompi yang Dipakai Harganya Ratusan Juta, Tukang Ojek di Muria Kudus Ungkap Penghasilan Harian

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase - Rompi khusus tukang ojek di Desa Colok, Kudus, Jawa Tengah memiliki harga fantastis. 

TRIBUNJATENG.COM - Kisah para tukang ojek di Desa Colok, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Mereka adalah para tukang ojek yang biasa beroperasi di Puncak Gunung Muria.

Mereka membawa para peziarah yang datang ke makam Sunan Muria

Ternyata para tukang ojek ini memiliki kisah yang unik.

MuLai dari penghasilan hingga tanda pengenal berupa rompi.

Baca juga: Melihat Masjid di Atas Awan Kudus Peninggalan Sunan Muria, Lewati Ribuan Tangga untuk Mencapainya

Baca juga: Akibat Hujan Lebat, Pohon Tumbang Melintang di Jalur Pantura Batang, Sempat Macet 1 Kilometer

Foto udara kondisi kawasan Masjid dan Makam Sunan Muria terletak di puncak gunung Muria dengan ketinggian lebih dari 800mdpl. (Tribunjateng/Rezanda Akbar)

Tukang ojek yang biasa beroperasi di Puncak Gunung Muria tersebut memiliki tanda khusus bagi keanggotaannya.

Ya, rompi berwarna biru langit dengan kombinasi tulisan ungu menjadi penandanya.

Usut punya usut, rompi khusus itu dijual dengan harga mencapai ratusan juta rupiah.

Informasi seputar tukang ojek yang biasa bawa penumpang ke makam Sunan Muria tersebut diulas YouTube YPM Journey.

Dalam ulasannya, tukang ojek di sana memasang tarif Rp 20 ribu untuk mencapai puncak gunung, tempat di mana Sunan Muria dimakamkan.

Hal itu ditawarkan sebagai solusi agar peziarah tak lelah berjalan.

"Menuju makam, ada dua pilihan. Jalan kaki dengan melintasi 700 anak tangga atau menggunakan ojek dengan tarif Rp 20 ribu," ucapnya dilihat TribunnewsBogor.com, Rabu (13/3/2024).

Tak ayal, per harinya, tukang ojek di Desa Colok mendapatkan penghasilan fantastis.

"Dalam sehari, tukang ojek membawa pulang Rp 300 sampai 700 ribu," bebernya.

Banyaknya peziarah yang mengunjungi makam Sunan Muria membuat tukang ojek di sana kebagian berkah melimpah.

Halaman
12

Berita Terkini