TRIBUNJATENG.COM - Panglima Pajaji atau Agustinus Lucky dikabarkan ditangkap tim gabungan Polres Kapuas dan BKO Personel Polda Kalteng.
Penangkapan itu buntut aksi demo dan sekaligus pengancaman dengan senjata tajam jenis mandau yang dilakukan kelompok Panglima Pajaji ke karyawan Pabrik Kelapa Sawit PT Lifere Agro Kapuas (LAK), Desa Teluk Hiri, Kecamatan Kapuas Barat, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Proses penangkapan dilakukan Jumat (5/4/2024). Selain menangkap 11 orang, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa 11 bilah senjata tajam jenis mandau.
Panglima Pajaji diamankan bersama pengikutnya saat melakukan aksi di area
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Kalimantan Tengah, Kombes Pol Erlan Munaji, membenarkan penangkapan kelompok Panglima Pajaji atau Agustinus Lucky.
“Tim Gabungan Polres Kapuas dan BKO personel Polda Kalteng telah melakukan tindakan kepolisian terukur terhadap sekelompok orang yang dipimpin Agustinus Lucky,” ujar Kombes Pol Erlan Munaji kepada Tribun, Minggu (7/4/2024).
Kombes Erlan Munaji menjelaskan bahwa kelompok Panglima Pajaji diduga telah mengganggu ketertiban umum dengan cara menutup akses jalan di PT LAK.
“Jadi tidak hanya menutup akses, kesebelas orang tersebut diduga juga melakukan pengancaman terhadap karyawan dan pengguna jalan dengan menggunakan sejata tajam jenis Mandau,”ujarnya.
Hal tersebut tentu menjadi atensi dari pihak kepolisian untuk melakukan antisipasi terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.
“Adapun kelompok masyarakat yang diamankan yaitu saudara AL, saudara MY, saudara A, saudara J, saudara A, saudara P, saudara R, saudara D, saudara L, saudara R, dansaudara A,” jelas dia.
Baca juga: Perseteruan Panglima Pajaji vs Jilah : Dayak Sekarang Tertindas Kebun Sawit & Jangan Seperti Jakarta
Kombes Pol Erlan Munaji pun mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga kamtibmas di wilayahnya masing-masing dengan tidak melakukan kegiatan yang melanggar aturan.
“Mari kita selalu menjaga iklim investasi di Bumi Tambun Bunagi, serta menciptakan di wilayah Kalimantan Tengah yang aman dan nyaman,”kata Erlan Munaji.
Terkait mereka yang diamankan, akan dikenakan Pasal 2 Ayat (1) UU Nomor12/DRT/ Tahun 1951 dan atau Pasal 335 Ayat 1 Jo Pasal 55 Ayat 1 KUHPidana.
"Mereka diduga melakukan tindak pidana tanpa hak membawa, meyimpan, dan atau menguasai senjata tajam tanpa ijin dan atau barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, baik terhadap orang itu sendiri maupun orang lain,"jelasnya.
Berikut ini deretan kontroversi Panglima Pajaji yang dirangkum Tribun-medan.com:
1. Pengeroyokan terhadap petugas SPBU
Baru-baru ini, Panglima Pajaji bersama anggotanya diduga melakukan pengeroyokan terhadap petugas SPBU bernama Andre di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Permasalahan ini pun berakhir damai. Penyebab perseteruan ini, setelah anggota Panglima Pajaji merasa tersinggung dengan omongan operator SPBU tersebut.
Operator SPBU itu ada menyebutkan kata-kata tidak pantas, panglima ****ol. Akhirnya ucapan itu menjadi selisih paham.
Ketika itu Panglima Pajaji bersama kelompoknya mengisi BBM di SPBU. Saat mengisi BBM, petugas BBM bernama Andre menjawab pertanyaan rekannya dengan menunjuk temannya yang lain.
"Dia itu Panglima apa?"tanya rekannya. "Panglima ****ol,"jawab Andre merujuk pada sehabatnya itu.
Ternyata ucapan Andre itu didengar anggota Panglima Pajaji.
Beruntung pertikaian itu dapat dilerai oleh masing-masing pihak. Terkait kejadian tersebut, Panglima Pajaji juga menegaskan, bahwa persoalannya dengan operator SPBU telah selesai.
Pemimpin Pasukan Pantak Padagi Borneo itu juga membantah soal tuduhan yang menyebut pihaknya tak membayar bensin.
"Yang mengatakan kita tidak membayar bensin saya pertegaskan pada anda dan kalian semua, jika anda tidak tahu pokok permasalahannya lebih baik anda diam," tegasnya dalam tayangan video yang beredar di YouTube.
2. Tantang Panglima Jilah hingga berujung permintaan maaf
Panglima Pajaji juga sempat jadi bahan perbincangan setelah berseteru dengan Panglima Jilah.
Perseteruan itu terkait ketidaksetujuannya terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Panglima Pajaji menentang Panglima Jilah yang mengultimatum Rocky Gerung karena mengkritik pembangunan IKN.
Baca juga: Viral Panglima Pajaji Minta Maaf pada Panglima Jilah, Apa yang Terjadi? Ini Katanya
Panglima Pajaji menyebut bahwa tindakan Panglima Jilah sudah melanggar hak demokrasi seseorang. Ia tampak tegas menentang seluruh pernyataan milik Panglima Jilah dengan menyebutkan pembangunan IKN belum final dan Panglima Jilah tidak berhak untuk melarang pendapat masyarakat Indonesia.
Setelah pernyataan dan unggahannya terkait penolakan Ibu Kota Nusantara (IKN) ramai di media sosial, Panglima Pajaji pun meminta maaf.
Didampingi ayahnya, tokoh adat Dayak Kalimantan tersebut meminta maaf dan menyesal telah membuat kegaduhan.
Apalagi sampai menimbulkan perseteruan dengan tokoh adat Dayak lainnya, Panglima Jilah.
"Hari ini tanggal 23 Agustus 2023, saya bersama bapak saya tokoh panutan di TBBR dio Bangkule Rajakng," ujar Panglima Pajaji.
Panglima Pajaji mengaku meminta maaf langsung kepada Panglima Jilah atas pernyataannya selama ini yang terkesan menantang.
"Kepada pimpinan tertinggi Borneo Bangkule Rajakng Pangalangok Jilah, dengan begitu juga saya memohon maaf," ucapnya.
Ia juga berjanji mau bertemu langsung dengan Panglima Jilah untuk meminta maaf. Namun tidak dijelaskan kapan pertemuan secara langsung itu akan dilakukan.
Diketahui, Pengakuan Panglima Pajaji menjadi sorotan karena disebut kontra terhadap Panglima Jilah.
Bahkan Panglima Pajaji dianggap menantang Panglima Jilah yang menyuarakan dukungan soal Ibu Kota Nusantara (IKN).
Perseteruan bermula saat Panglima Jilah mengultimatum Rocky Gerung karena kerap mengkritik IKN.
Sebaliknya, Panglima Pajaji tak setuju dengan pernyataan Panglima Jilah dan menyatakan penolakan terhadap IKN.
Karena baginya pembangunan IKN memiliki potensi besar merusak Hutan Kalimantan termasuk Kalimantan Barat yang menjadi paru-paru dunia.
Panglima Pajaji berani berhadapan langsung dengan Panglima Jilah, hingga siap beradu dada dan kesaktian terkait dengan soal pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN.
Panglima Pajaji menilai tindakan Panglima Jilah itu, sudah melanggar hak demokrasi seseorang dalam berbangsa dan bernegara.
Baca juga: Sosok Panglima Pajaji dan Panglima Jilah: Bahas Nasib Warga Dayak dan Pembangunan IKN
Bahkan, Panglima Pajaji juga tegas menentang dan menganggap seluruh pernyataan Panglima Jilah tidak mewakili masyarakat Dayak.
Sebab, sebagian besar masyarakat Dayak menolah pembangunan IKN belum final dan Panglima Jilah tidak berhak untuk melarang pendapat masyarakat Indonesia..
3. Turun ke Batam membela warga Rempang
Tidak hanya itu saja, sosok Panglima Pajaji juga menjadi sorotan setelah menegaskan akan membela warga Rempang yang tergusur gara-gara proyek pembangunan Rempang Eco City.
Demi membela warga Rempang, Panglima Pajaji turun ke Batam hingga sampai berseteru dengan aparat.
Kedatangan Panglima Pajaji ke Batam dikabarkan langsung melalui akun Facebook resmi miliknya, @Panglima Pajaji Skw.
Dalam video yang diunggahnya, Panglima Pajaji tampak bertelanjang dada dan mengatakan dirinya sudah berada di salah satu rumah warga di daerah Legong, Batam.
"Selamat siang. Saya sudah berada di rumah saudara kita di daerah Legong, Batam," kata Panglima Pajaji.
Ia kemudian memperkenalkan satu persatu keempat warga yang bersamanya dan menyerukan salam budaya Suku Dayak.
Panglima Pajaji mengungkapkan kekecewaannya atas perlakuan aparat terhadap masyarakat di Pulau Rempang.
"Selamat siang saudaraku. Saya sudah di daerah Batam. Membangun tidak merusak. Keadilan harus ditegakkan untuk masyarakat," tulis Panglima Pajaji di narasi videonya.
Setelah mengunggah video tersebut, Panglima Pajaji membagikan tiga foto dirinya bersama warga di Batam.
Ia menegaskan bahwa kehadirannya bukan untuk mentiadakan yang sudah ada tetapi untuk menambah kekuatan yang sudah ada di komunitas tersebut.
Dengan kedatangannya, masyarakat Pulau Rempang berharap ada perubahan signifikan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi, terutama terkait perlakuan aparat.
4. Demo dan Ancam Pekerja Pabrik Kelapa Sawit dengan Mandau
Kini, viral di media sosial penangkapan Panglima Pajaji, Agustinus Lucy.
Pimpinan Pasukan Pantak Padagi itu tak berkutik ditangkap bersama sejumlah anggotanya di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Penangkapan itu diduga buntut dari aksi demo yang dilakukan oleh masyarakat adat bersama Pasukan Pantak Padagi yang di Pimpinan oleh Pangalima Pajaji, Agustinus Lucy.
Menurut informasi, awalnya mereka berjuang membela tanah masyarakat adat Dayak yang dikuasai oleh Pabrik Kelapa Sawit PT Lifere Agro Kapuas (LAK) di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Dalam sebuah video berdurasi 8 (delapan) detik itu terlihat Panglima Pajaji sedang diborgol dengan posisi tangan di belakang menggunakan celana panjang tanpa baju dengan badan penuh Tato.
Dalam video tersebut Panglima Pajaji tidak sendirian, namun juga terlihat sejumlah orang yang juga sedang diborgol dan diamankan di sebuah tempat.
Setidaknya 10 orang diamankan bersama Panglima Pajaji, Agustinus Lucy.
Sosok Panglima Pajaji
Panglima Pajaji merupakan pria asli Suku Dayak, Kalimantan, yang lahir pada 15 Agustus 1995.
Panglima Pajaji dikabarkan kerap tinggal di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, dan di Kapuas, Kalimantan Tengah.
Panglima Pajaji dikenal sebagai pemimpin Pasukan Pantak Padagi Borneo.
Kabarnya, pasukan ini jarang menampakkan diri kecuali saat terjadi hal genting atau ketika warga Dayak membutuhkan bantuan.
Sebagai seorang pemimpin, pria berusia 28 tahun ini disebut memiliki kemampuan pertahanan diri yang mengagumkan.
Pasalnya, Panglima Pajaji dikabarkan mempunyai ilmu kebal dan tidak bisa dilukai dengan senjata apapun, sekalipun benda tajam.
Mengenai kemampuan tersebut, Panglima Pajaji pernah membuktikannya dalam acara upacara adat, salah satunya di Pekan Gawai Dayak 2023, Kabupaten Sintang.
Kekuatan yang dimiliki Panglima Pajaji rupanya diturunkan dari roh para leluhurnya di Suku Dayak.
Ia menegaskan bahwa sebagai orang Dayak asli ia harus terus menjaga dan melestarikan warisan budaya yang ditinggalkan para leluhur. Hal tersebut rupanya tidak dilakukan sendiri.
Panglima Pajaji juga terus menyerukan kepada komunitasnya untuk terus bersatu dalam menjaga tradisi dan budaya Suku Dayak dari gerusan modernisasi.
Karena menurutnya tidak ada orang lain yang lebih mampu menjaga tradisi, budaya, dan warisan suku Dayak kecuali orang Dayak itu sendiri.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul INILAH DERETAN Kontroversi Panglima Pajaji hingga Ditangkap Polisi di Kapuas Barat